Solok, (ANTARA) – Kamis (16/12), Kota Solok tepat berusia 40 tahun. Di usianya yang ke-40 sejumlah kalangan menilai, kota kecil yang terletak cukup strategis ini telah menjadi sebuah kota yang maju dan modern, diikuti dengan pembangunan fisik dan inrastruktur memadai.
Awalnya Kota Solok merupakan salah satu nagari administratif yang berada di wilayah Kecamatan Kubung Kabupaten Solok. Kota Solok secara resmi menjadi sebuah kota administratif sejak keluarnya Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 08 tahun 1970 tanggal 16 Desember 1970 yang menetapkan Nagari Solok menjadi kotamadya bersama empat kota lainnya di Sumatera Barat.
“Sebenarnya hasrat masyarakat Solok untuk mengembangkan Nagari Solok menjadi sebuah kota administratif telah dimulai sejak tahun 1946, namun keinginan tersebut baru terwujud tanggal 16 Desember 1970,” jelas Walikota Solok, Irzal Ilyas kepada antara-sumbar.com.
Dijelaskan Irzal Ilyas sebelum menjadi wilayah administratif, sejumlah tokoh pendiri Kota Solok yakni Wali Nagari Solok terakhir Jahya Amin bersama Prof Dr. Syafri Syafei, H. Burhanuddin Dt. Gunung Ameh, Syamsuar Melli Dt. Murai Batu, H. Marah Hadin, N.H.T. Dt. Bandaro Hitam, Abbas Saleh, Abbas Dt. Bandaro Basa, Agus Salim Dt. Rangkayo Mulie, Kasoedi Djaka, Aras Intan Sati, Abdul Muis Dt. Bagindo Rajo, Nurcahya dan lainnya melakukan pendekatan kepada berbagai pihak agar Nagari Solok ditetapkan sebagai Kotamadya dengan harapan nagari ini bisa berkembang menjadi sebuah kota maju dan modern.
Akhirnya tahun 1968 dibentuk panitia realisasi pembentukan Kotamadya Solok, terdiri dari Ketua, Marah Adin Dt. Penghulu Sati, Wakil Ketua N.H.T. Dt. Bandaro Hitam, Sekretaris, Agus Salim Dt. Rangkayo Mulie dan dua orang anggota masing-masing B. Dt. Gunung Ameh dan Muchtar dt. Rajo Batuah.
Menghadapi persiapan pembentukan Kotamdya Solok tersebut, Bupati Solok saat itu Kol. Drs. Zaghlul St. Kebesaran melalui surat keputusannya Nomor 22/Kpts/Bup-70, membentuk panitia inti peresmian Kotamdya Solok, terdiri dari Ketua I, N.H.T. Dt. Bandaro Hitam, Ketua II, Jahya Amin, Ketua III, Abbas Dt. Bandaro Basa, Sekretaris I, M. Aras Intan Sati, Sekretaris II, Agus Salim Dt. Rangkayo Mulie, Sekretaris III, Kasoedi Djaka, Ketua Panitia Resepsi, Abbas Saleh dan Pesuruh, Syamsu Muraio Batu.
Kemudian sejak diberlakukannya UU Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, maka penyebutan Kotamadya Solok diganti dengan Kota Solok.
Dalam perjalanannya usai mendapat pengukuhan dari pemerintah pusat menjadi sebuah kota otonomi, Kota Solok mengalami perkembangan yang sangat pesat. Terlebih berbagai program pembangunan terus digalakkan oleh pemimpin Kota Solok setiap periodenya yang langsung bisa dinikmati masyarakat
“Berhasilnya proses pembangunan ini tidak terlepas dari sinergisitas antara pemerintah kota, DPRD, tokoh masyarakat, adat, ulama dan partisipasi masyarakat,” jelas Irzal Ilyas.
Salah seorang tokoh pendiri Kota Solok Yahya Amin menyebutkan niatnya bersama rekan-rekan lain merintis Nagari Solok ini menjadi sebuah kotamadya adalah agar Solok bisa lebih maju dan berkembang kesampaian.
“Alhamdulillah di usia yang ke-40 ini kita melihat Kota Solok mengalami kemajuan yang sangat pesat”, akunya.
Menurut Yahya Amin sewaktu dia menjabat Wali Nagari Solok terakhir, bangunan kantor wali nagari sangat sederhana dan hanya terbuat dari kayu. Begitu juga pasar dan rumah warga juga banyak yang terbuat dari papan.
“Coba bandingkan dengan kondisi saat ini. Kantor walikotanya sangat megah, luas, bertingkat dan bersih. Pasar Raya Solok juga dibangun bertingkat, rumah masyarakat bagus-bagus. Inikan sebuah kemajuan luar biasa,” katanya bangga.
Atas kemajuan Kota Solok, Ketua DPRD Kota Solok Yutris Chan, SE mengucapkan terima kasih kepada pendiri Kota Solok yang telah bersusah payah memprakarsai berdirinya Kota Solok tahun 1970 lalu.
Menurutnya usaha ini perlu diberikan apresiasi khusus. Sebab usaha yang mereka rintis telah memberikan hasil luar biasa, terutama dikaitkan dengan kemajuan Kota Solok.
“Kita patut berterima kasih kepada mereka yang ikut mendirikan Kota Solok, baik tokoh pendiri maupun para perantau yang ikut memberikan andil terbentuknya Kotif Solok tahun 1970”, kata Yutris Chan. (aurizal)