Jakarta, (Antara) - Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Kamis, mengukuhkan ahli jantung Frans Santosa sebagai guru besar fakultas kedokteran universitas itu.
Pengukuhan itu dilangsungkan di kampus yang terletak di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul "Peran Angiologi Non Invansif Dalam Memelihara dan Mempertahankan Sifat Kelenturan Dinding Pembuluh Darah", Frans menyoroti pentingnya deteksi dini.
"Sering dijumpai, pasien yang penampilan sehari-harinya nampak sehat tiba-tiba dibawa ke ruang ICU karena mendadak sakit hebat akibat penyumbatan pembuluh arteri," jelas Frans.
Tentunya, lanjut dia, penanganannya sulit dan membutuhkan biaya besar.
Untuk itu, ia menganjurkan masyarakat untuk melakukan deteksi dini pembuluh darah.
"Pembuluh darah menentukan kualitas hidup manusia, oleh karenanya perlu dijaga," tambahnya.
Deteksi yang dilakukan oleh pihak rumah sakit, bisa melalui metoda non invansif (tidak melukai) dan invansif (melukai).
Tahap awal biasanya dilakukan metoda non invansif bisa melalui pengukuran tekanan darah dan sebagainya.
Jika hasilnya diperlukan pendalaman, maka akan dilakukan melalui invansif.
"Mendeteksi secara dini, tidak berbahaya dan tidak memberatkan," katanya.
Ia menganjurkan masyarakat untuk mengubah gaya hidup guna menghindari penyumbatan pembuluh darah dengan berhenti merokok, olahraga selama 30 menit per hari, mengonsumsi buah lima kali sehari, tekanan darah dijaga (maksimal 140 mmHg untuk usia kurang 60 tahun, dan maksimal 150 mmHG untuk usia lebih dari 60 tahun), dan menjaga kadar kolestrol total. (*/sun)