Padang Aro, (Antara) - Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Institution Concervation Society (ICS) Solok Selatan Salfayandri mengatakan masyarakat yang bermukim di Tandai seharusnya dibina oleh Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
"Supaya penjagaan dan pengelolaan TNKS di zona khusus lebih baik maka masyarakat harus dibina oleh pihak TNKS. Tetapi sekarang mereka malah seolah lepas tangan," katanya di Padang Aro, Selasa.
Dia mengatakan, TNKS hampir tidak pernah masuk dan melakukan pengontrolan ke Tandai, yang merupakan zona khusus, sehingga masyarakat terus membuka lahan untuk kepentingan hidup.
"Memang masyarakat Tandai tersebut agak tertutup, tetapi pihak TNKS seharusnya lebih baik lagi menjalin komunikasi dengan warga setempat agar perambahan TNKS tidak meluas," katanya.
Menurut dia, di Tandai, Nagari Lubuak Gadang Timur, Kecamatan Sangir tersebut luas permukiman warga sudah melebihi 2.458 hektare.
Hal ini, katanya, karena masyarakat terus membuka lahan baru sedangkan pihak TNKS tidak berani masuk ke daerah itu.
Sedangkan zona khusus yang berada di Simanau, kata dia, masyarakat sulit untuk mengembangkan wilayah sebab kecuramannya cukup tinggi.
Sebelumnya Kepala Seksi Pengelola TNKS Wilayah IV, M Zainudin mengatakan, seluas 2.796 hektare kawasan TNKS Wilayah IV di Solok Selatan sudah menjadi permukiman masyarakat bahkan sebelum TNKS ditetapkan oleh pemerintah.
Kawasan seluas 2.796 hektare tersebut berada di dua wilayah yaitu Tandai, Nagari Lubuak Gadang Timur, Kecamatan Sangir dengan luas 2.458 hektare dan di Simanau, Nagari Pakan Rabaa Utara, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh seluas 338 hektare.
"Kedua wilayah tersebut sudah ditetapkan sebagai zona khusus dan di dalamnya sudah bermukim sekitar 1.286 jiwa," katanya.
Untuk wilayah Tandai dengan luas sekitar 2.458 hektare, katanya, ada sekitar 1.086 atau 366 Kepala Keluarga (KK) yang bermukim. (*/rik)