Ambon, (Antara) - Terjadinya aksi peledakan bom rakitan yang dilakukan orang tak dikenal (OTK) menjadi pemicu konsentrasi massa antara warga Iha dan Luhu, Kecamatan Huamual, Kebupaten Seram Bagian Barat hingga terjadi bentrokan berdarah.
"Awalnya ada ledakan bom rakitan di SD Inpres Iha dan ledakan serupa juga terjadi tempat lain sehingga memicu warga terlibat bakuhantam sampai menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka," kata Kabid Humas Polda Maluku AKBP Hassan Mukadar di Ambon, Senin.
Sehari sebelum terjadi aksi peledakan bom rakitan oleh OTK, pada hari Minggu 3 Agustus 2014 juga ada kasus pelemparan rumah penduduk di perbatasan kedua desa tersebut.
Polisi menduga kedua aksi ini sengaja dilancarkan untuk memancing emosi warga dua desa bertetangga tersebut.
Apalagi pada Kamis, (31/7) 2014 kemarin seorang warga Luhu bernama Hasan Waliulu ditemukan meninggal dunia di sekitar Desa Iha.
"Akibatnya saling menyerang antara kedua warga desa bertetangga ini tidak bisa terelakkan. Delapan orang tewas seketika dalam insiden tersebut dan puluhan lainnya menderita luka ringan dan berat," katanya.
Saat ini Polres SBB telah menurunkan 30 personil Brimob guna membantu Polsek setempat guna meredam pertikaian di daerah itu.
Pejabat Humas Polda Maluku lainnya, Komisaris Polisi Sulaeman Waliulu mengatakan, Iha dan Luhu tahun 2011 lalu memang terlibat perkelahian dan menyebabkan korban serta kehilangan tempat tinggal.
Saat itu sudah ada pertemuan resmi antara tokoh masyarakat dan adat maupun tokoh agama kedua desa dengan mantan Wabub Maluku, Said Assagaff.
"Bila dilihat memang tidak ada kata sepakat untuk rekonsiliasi secara resmi, namun ada keinginan antara kedua warga desa untuk tidak terlibat bentrokan," katanya.
Saat itu Pemprov Maluku juga membantu salah satu bocah yang terluka akibat terkena anak panah untuk menjalani pengobatan di Jakarta.
"Almarhum Hasan Waliulu dikenal warga selama ini mengalami gangguan ingatan, namun kematiannya sudah diperiksa dokter bersama aparat kepolisian yang menyatakan korban meninggal secara wajar," katanya. (*/jno)