Jakarta, (Antara) - Pengamat Politik Universitas Indonesia Agung Suprio mengatakan suara Partai Gerindra naik signifikan karena adanya "Prabowo Effect", yaitu kesuksesan Prabowo Subianto yang berhasil mengemas dirinya tampil lebih baik dalam berbagai forum.
"Kemasan itu dipublikasikan secara luas di berbagai media, baik yang media konvensional (media cetak, online, dan elektronik) maupun media sosial," ujar Agung Suprio di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, Prabowo juga lebih terbuka kepada media dibandingkan sebelum-sebelumnya. Akun Prabowo pun di media sosial diikuti (follow) oleh jutaan masyarakat dimana Prabowo dapat menyampaikan gagasannya tanpa batasan waktu.
"Ketegasan pernyataan Prabowo dalam berbagai kampanye, yang secara jelas menyatakan akan memberantas korupsi dan memperkuat institusi KPK, berdikari atau berdiri di kaki sendiri, memberdayakan ekonomi desa, telah berhasil menancapkan image bahwa Gerindra adalah partai perubahan dan merupakan antitesis terhadap partai penguasa," kata dia.
Terbukti Gerindra mendapatkan banyak limpahan suara dari Partai Demokrat dan partai lainnya.
Selain itu, lanjutnya, mesin Partai Gerindra juga bekerja secara optimal untuk meningkatkan elektabilitas Prabowo dan Partai Gerindra di berbagai daerah serta meneruskan pesan-pesan yang disampaikan Prabowo.
"Memang banyak sekali serangan black campaign maupun kampanye negatif terhadap Prabowo, namun karena ada manajemen krisis yang sangat responsif maka kampanye hitam ini bisa ditangani dengam baik," ujar dia.
Bahkan, ia mengutarakan, serangan kampanye hitam malah menguatkan posisi Prabowo dan justeru melemahkan lawan. Yang mendapatkan simpatinya adalah Prabowo, sebaliknya penyebar atau pun yang menyuruh kampanye hitam justeru menerima antipati publik.
"Ini karena ada tim yg efektif dalam mengelola setiap black campaign, termasuk menciptakan counter attack kepada kompetitor," kata dia. (*/sun)