Jakarta, (ANTARA) - Emiten pertambangan batu bara, PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) berencana melaksanakan Penawaran Umum Terbatas (PUT) I dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) pada Januari 2013.
Corporate Secretary PKPK, Heri Priambodo, dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, mengungkapkan dalam aksi korporasi ini, perseroan akan menerbitkan 26 miliar unit saham biasa bernilai nominal Rp200 per saham dan ditawarkan seharga Rp250 per saham.
"Melalui PUT I ini perseroan berharap bisa memperoleh dana sekitar Rp6,50 triliun," katanya.
Dana yang diperoleh dari PUT I ini akan digunakan persereroan untuk membiayai akuisisi seluruh kepemilikan saham Ringetop Holding Venture Ltd pada RITS Ventures Ltd, induk perusahaan dari PT Indo Wana Bara Mining Coal (Indo Wana) yang menguasai area Izin Usaha Pertambangan (IUP) batu bara seluas 5.000 hektare di Kutai Barat, Kaltim, dengan nilai akuisisi Rp5,06 triliun.
Area IUP Indo Wana tersebut, berdasarkan laporan JORC PT SMG Consultan, memiliki cadangan batu bara sebesar 447 juta ton.
Sementara sisa perolehan dana senilai Rp960 miliar akan digunakan untuk membangun PLTU di Karimun Kepulauan Riau, sebesar Rp192 miliar untuk modal kerja operasi tambang dan Rp288 miliar sebagai modal kerja perseroan.
Bertindak selaku pembeli siaga dalam rencana PUT I ini adalah Fundamental Resources Pte Ltd (Singapore).
Heri menambahkan sebelum PUT I tersebut dilaksanakan, perseroan akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) terlebih dahulu pada 28 Desember 2012.
"Dalam RUPSLB tersebut, manajemen akan meminta persetujuan dari para pemegang saham untuk pelaksanaan PUT tersebut," terangnya.
Jika PUT tersebut berhasil dilaksanakan, maka modal dasar perseroan meningkat menjadi 50 miliar unit saham dengan nilai nominal Rp200 per saham atau total modal seluruhnya mencapai Rp10 triliun.
Sebelumnya, modal dasar perseroan sebanyak 1,5 miliar unit saham di mana sekitar 600 juta unit saham merupakan saham yang beredar dan 900 juta unit adalah saham dalam portepel. (*/sun)