Padang (ANTARA) - Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Sumatera Barat, Yozawardi terpesona dengan penampilan musikalisasi puisi dari sanggar Barabah saat peringatan 100 tahun AA Navis di Taman Budaya Sumatera Barat.
"Saya terpesona dengan penampilan sanggar Barabah, saya baru sekali ini menyaksikan, syair itu mendayu hati. Karena saya pernah menulis buku, judulnya mengurus hutan dengan hati, jadi pas betul," kata Yozawardi di Padang, Sabtu.
Yozawardi merupakan mantan Kepala Dinas Kehutanan Sumatera Barat dan pernah membuat buku dengan judul Mengurus Hutan dengan Hati.
Penampilan Sanggar Barabah asuhan komponis B.Andoeska itu membuat Yozawardi terpesona karena syair dan musiknya yang mendayu, apalagi ditambah dengan penampilan biola yang apik.
Sanggar Barabah menampilkan musikalisasi puisi dengan judul Perjalanan, kemudian diteruskan dengan sejumlah lagu dan musikalisasi puisi yang melibatkan penyair lainnya dalam rangkaian peringatan 100 tahun AA Navis di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat.
Menurut Yozawardi, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menetapkan kebijakan, program dan langkah strategis untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya yang menjadi identitas provinsi itu.
"Program seperti revitalisasi seni tradisional, pendanaan bagi komunitas seni lokal, dan promosi budaya melalui berbagai platform perlu terus diperkuat," katanya.
Temu sastra 100 tahun AA Navis menjadi salah satu upaya pemerintah provinsi untuk mendukung pelestarian karya-karya AA Navis karena pemerintah sangat menghargai karya-karya sastrawan Sumatera Barat itu.
"Kami berharap karya-karya AA Navis terus menginpirasi bagi generasi penerus yang merupakan perwujudan Undang-undang No 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan," tambahnya.
Temu sastra menjadi wadah untuk memfasilitasi keberagaman karya dan interaksi budaya, sebagai ruang bersama dan sikap saling menghargai, sarana pelestarian tradisi sekaligus bentuk pengenalan budaya kepada generasi muda dengan tujuan sebagai perlindungan, pengembangan, pembinaan dan pemanfaatan kebudayaan.
Dinas kebudayaan melalui Taman Budaya telah menyediakan ruang bagi keberagaman ekspresi budaya serta mendorong interaksi budaya guna memperkuat kebudayaan yang inklusif.
AA Navis merupakan sastrawan besar dunia dan pemerintah provinsi turut bangga dengan penghargaan nasional dan internasional yang diberikan kepadanya. (*)
"Saya terpesona dengan penampilan sanggar Barabah, saya baru sekali ini menyaksikan, syair itu mendayu hati. Karena saya pernah menulis buku, judulnya mengurus hutan dengan hati, jadi pas betul," kata Yozawardi di Padang, Sabtu.
Yozawardi merupakan mantan Kepala Dinas Kehutanan Sumatera Barat dan pernah membuat buku dengan judul Mengurus Hutan dengan Hati.
Penampilan Sanggar Barabah asuhan komponis B.Andoeska itu membuat Yozawardi terpesona karena syair dan musiknya yang mendayu, apalagi ditambah dengan penampilan biola yang apik.
Sanggar Barabah menampilkan musikalisasi puisi dengan judul Perjalanan, kemudian diteruskan dengan sejumlah lagu dan musikalisasi puisi yang melibatkan penyair lainnya dalam rangkaian peringatan 100 tahun AA Navis di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat.
Menurut Yozawardi, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menetapkan kebijakan, program dan langkah strategis untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya yang menjadi identitas provinsi itu.
"Program seperti revitalisasi seni tradisional, pendanaan bagi komunitas seni lokal, dan promosi budaya melalui berbagai platform perlu terus diperkuat," katanya.
Temu sastra 100 tahun AA Navis menjadi salah satu upaya pemerintah provinsi untuk mendukung pelestarian karya-karya AA Navis karena pemerintah sangat menghargai karya-karya sastrawan Sumatera Barat itu.
"Kami berharap karya-karya AA Navis terus menginpirasi bagi generasi penerus yang merupakan perwujudan Undang-undang No 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan," tambahnya.
Temu sastra menjadi wadah untuk memfasilitasi keberagaman karya dan interaksi budaya, sebagai ruang bersama dan sikap saling menghargai, sarana pelestarian tradisi sekaligus bentuk pengenalan budaya kepada generasi muda dengan tujuan sebagai perlindungan, pengembangan, pembinaan dan pemanfaatan kebudayaan.
Dinas kebudayaan melalui Taman Budaya telah menyediakan ruang bagi keberagaman ekspresi budaya serta mendorong interaksi budaya guna memperkuat kebudayaan yang inklusif.
AA Navis merupakan sastrawan besar dunia dan pemerintah provinsi turut bangga dengan penghargaan nasional dan internasional yang diberikan kepadanya. (*)