Sarilamak (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Audy Joinaldy, mengatakan, untuk meningkatkan literasi masyarakat butuh sarana yang memudahkan untuk membaca. Di era kemajuan teknolog informasi saat ini, sudah saatnya sarana untuk membaca tersebut sudah terdigitalisasi.
“Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Pak Jumaidi punya ide, untuk meningkatkan literasi masyarakat atau keinginan membaca, butuh sarana. Harus terdigitalisasi. Karena sekarang masyarakat sudah jarang yang bawa buku, sekarang banyak yang bawa tap handphone,” terang Audy saat membuka Kick Off Transformasi Digital Nagari Untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Nagari Koto Tangah Simalanggang Kabupaten Limapuluh Kota, Rabu (6/11).
Audy juga menyambut baik program dan kegiatan Dinas Arsip dan Perpustakaan Sumbar dalam meningkatkan literasi masyarakat saat ini. Seperti adanya pustaka nagari, pustaka literasi, pustaka digital dan lainnya. Termasuk juga program Satu Nagari dan Desa, Satu Pustaka (Sanadesapu).
Dengan adanya pustaka yang sudah terdigitalisasi, sehingga generasi muda atau milenial saat ini minat membacanya dapat meningkat. “Cukup di tap handphone dan smartphone, mereka searching apa yang ingin mereka baca. Menyiapkan generasi yang gemar membaca sangat penting demi mempersiapkan generasi emas 2045,” harapnya.
Audy menegaskan, tugas dan tanggung jawab mewujudkan generasi emas tersebut adalah menyiapkan mereka menjadi pemimpin. Bukan hanya sekadar pemimpin jadi wali nagari, camat, wali kota bupati dan gubernur. Tetapi pemimpin yang punya visi ke depan.
“Dengan transformasi digital ada kesempatan untuk generasi muda berkembang di dunia digital. Persaingan akan lebih banyak tapi peluang lebih besar. Kita perlu galakkan digitalisasi di Sumbar,” tegasnya.
Kepala Dinas Arsip dan Pustaka Sumbar, Jumaidi menambahkan, suatu keniscayaan, saat ini masyarakat berada pada transformasi digital. Karena dunia digital saat dipastikan menyentuh seluruh aspek. Namun, ujung dari era digital saat ini peningkatan literasi. Termasuk literasi digital.
Jumaidi mengatakan, di Sumbar literasi digital ini dimulai di nagari. Ada 1.265 nagari, baru 747 nagari yang ada pustaka. “Pustaka identik dengan peningkatan literasi membaca. Perpustakaan konvensional dan perpustakaan digital harus sejalan dan diterapkan di nagari,” terangnya.
Perpustakaan digital yang memuat tentang buku-buku yang sudah terdigitalisasi, kemudian menyiapkan sistem pelayanan digitalisasi suatu keniscayaan diterapkan di pustaka nagari.
“Program kita Satu Nagari dan Desa, Satu Pustaka, menjadikan perpustakaan konvensional dan digital sejalan. Sistem pelayanan online menjadi perangkat yang mendukung transformasi digital. Perpustakaan digital kita ada E Book, E Perpustakaan. Semuanya didukung oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) melalui program seribu buku terbaik,” ungkapnya.*
“Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Pak Jumaidi punya ide, untuk meningkatkan literasi masyarakat atau keinginan membaca, butuh sarana. Harus terdigitalisasi. Karena sekarang masyarakat sudah jarang yang bawa buku, sekarang banyak yang bawa tap handphone,” terang Audy saat membuka Kick Off Transformasi Digital Nagari Untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Nagari Koto Tangah Simalanggang Kabupaten Limapuluh Kota, Rabu (6/11).
Audy juga menyambut baik program dan kegiatan Dinas Arsip dan Perpustakaan Sumbar dalam meningkatkan literasi masyarakat saat ini. Seperti adanya pustaka nagari, pustaka literasi, pustaka digital dan lainnya. Termasuk juga program Satu Nagari dan Desa, Satu Pustaka (Sanadesapu).
Dengan adanya pustaka yang sudah terdigitalisasi, sehingga generasi muda atau milenial saat ini minat membacanya dapat meningkat. “Cukup di tap handphone dan smartphone, mereka searching apa yang ingin mereka baca. Menyiapkan generasi yang gemar membaca sangat penting demi mempersiapkan generasi emas 2045,” harapnya.
Audy menegaskan, tugas dan tanggung jawab mewujudkan generasi emas tersebut adalah menyiapkan mereka menjadi pemimpin. Bukan hanya sekadar pemimpin jadi wali nagari, camat, wali kota bupati dan gubernur. Tetapi pemimpin yang punya visi ke depan.
“Dengan transformasi digital ada kesempatan untuk generasi muda berkembang di dunia digital. Persaingan akan lebih banyak tapi peluang lebih besar. Kita perlu galakkan digitalisasi di Sumbar,” tegasnya.
Kepala Dinas Arsip dan Pustaka Sumbar, Jumaidi menambahkan, suatu keniscayaan, saat ini masyarakat berada pada transformasi digital. Karena dunia digital saat dipastikan menyentuh seluruh aspek. Namun, ujung dari era digital saat ini peningkatan literasi. Termasuk literasi digital.
Jumaidi mengatakan, di Sumbar literasi digital ini dimulai di nagari. Ada 1.265 nagari, baru 747 nagari yang ada pustaka. “Pustaka identik dengan peningkatan literasi membaca. Perpustakaan konvensional dan perpustakaan digital harus sejalan dan diterapkan di nagari,” terangnya.
Perpustakaan digital yang memuat tentang buku-buku yang sudah terdigitalisasi, kemudian menyiapkan sistem pelayanan digitalisasi suatu keniscayaan diterapkan di pustaka nagari.
“Program kita Satu Nagari dan Desa, Satu Pustaka, menjadikan perpustakaan konvensional dan digital sejalan. Sistem pelayanan online menjadi perangkat yang mendukung transformasi digital. Perpustakaan digital kita ada E Book, E Perpustakaan. Semuanya didukung oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) melalui program seribu buku terbaik,” ungkapnya.*