Padang (ANTARA) - Sebanyak 40 perupa mengikuti lomba mural ragam hias Minangkabau digelar UPTD Taman Budaya Sumatera Barat di Padang, Rabu.
"Lomba mural merupakan follow up dari workshop kriya yang telah dilaksanakan pada awal tahun berkenaan dengan pembuatan suvenir dengan pengembangan ragam hias Minangkabau," kata Kasi Produksi dan Kreasi Seni Budaya UPTD Taman Budaya, Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar, Ade Efdira di Padang, Rabu.
Ade menjelaskan, lomba mural yang memeriahkan Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) 2024 itu juga memberi kesempatan-kesempatan kepada perupa untuk merespons ruang-ruang kosong di lokasi Gedung Kebudayaan sehingga kreativitas seniman tersalurkan dan ruang publik di sekitar Taman Budaya menjadi lebih estetis.
Seperti terpantau pada Rabu siang, sejumlah perupa mulai memanfaatkan ruang kosong di tembok-tembok gedung kebudayaan menjadi sebuah karya mural unik yang menonjolkan ragam hias Minangkabau.
Sementara itu di titik lain, perupa rela terkena terik matahari untuk menyelesaikan karyanya di media beton berukuran sekitar 1 x 1 meter.
Ade mengatakan, perupa yang ikut dalam lomba mural itu berasal dari berbagai komunitas, kampus dan sekolah, memperebutkan hadiah uang tunai Rp 1,8 juta masing-masing bagi lima karya terbaik.
Kepala UPTD Taman Budaya Sumbar Supriyadi mengatakan, lomba mural itu merupakan kelanjutan dari hasil workshop kriya sekaligus melestarikan motif ukiran Minangkabau yang banyak ditemui di dinding-dinding rumah gadang.
“Jika ukiran Minang tidak lagi jadi prioritas seniman dalam berkarya, kita akan kehilangan salah satu kekayaan tradisi kita, karena itu Taman Budaya Sumbar merasa berkewajiban untuk merawat kekayaan tradisi ini," kata Supriyadi.
Ragam hias Minangkabau merupakan motif ukiran yang berasal dari alam sekitar dan memiliki makna budaya mendalam.
Motif-motifnya berupa tumbuh-tumbuhan, binatang, dan geometris yang direpresentasikan secara stilisasi, dan masing-masing memiliki makna tersendiri sesuai dengan falsafah adat Minangkabau.
Ragam hias ini di antaranya berfungsi untuk mengekspresikan nilai-nilai budaya. (*)
"Lomba mural merupakan follow up dari workshop kriya yang telah dilaksanakan pada awal tahun berkenaan dengan pembuatan suvenir dengan pengembangan ragam hias Minangkabau," kata Kasi Produksi dan Kreasi Seni Budaya UPTD Taman Budaya, Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar, Ade Efdira di Padang, Rabu.
Ade menjelaskan, lomba mural yang memeriahkan Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) 2024 itu juga memberi kesempatan-kesempatan kepada perupa untuk merespons ruang-ruang kosong di lokasi Gedung Kebudayaan sehingga kreativitas seniman tersalurkan dan ruang publik di sekitar Taman Budaya menjadi lebih estetis.
Seperti terpantau pada Rabu siang, sejumlah perupa mulai memanfaatkan ruang kosong di tembok-tembok gedung kebudayaan menjadi sebuah karya mural unik yang menonjolkan ragam hias Minangkabau.
Sementara itu di titik lain, perupa rela terkena terik matahari untuk menyelesaikan karyanya di media beton berukuran sekitar 1 x 1 meter.
Ade mengatakan, perupa yang ikut dalam lomba mural itu berasal dari berbagai komunitas, kampus dan sekolah, memperebutkan hadiah uang tunai Rp 1,8 juta masing-masing bagi lima karya terbaik.
Kepala UPTD Taman Budaya Sumbar Supriyadi mengatakan, lomba mural itu merupakan kelanjutan dari hasil workshop kriya sekaligus melestarikan motif ukiran Minangkabau yang banyak ditemui di dinding-dinding rumah gadang.
“Jika ukiran Minang tidak lagi jadi prioritas seniman dalam berkarya, kita akan kehilangan salah satu kekayaan tradisi kita, karena itu Taman Budaya Sumbar merasa berkewajiban untuk merawat kekayaan tradisi ini," kata Supriyadi.
Ragam hias Minangkabau merupakan motif ukiran yang berasal dari alam sekitar dan memiliki makna budaya mendalam.
Motif-motifnya berupa tumbuh-tumbuhan, binatang, dan geometris yang direpresentasikan secara stilisasi, dan masing-masing memiliki makna tersendiri sesuai dengan falsafah adat Minangkabau.
Ragam hias ini di antaranya berfungsi untuk mengekspresikan nilai-nilai budaya. (*)