Padang (ANTARA) - Tim dari Politeknik ATI Padang melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) pada 2023, pembuatan digester telah sukses menghasilkan biogas yang dapat menjadi bahan bakar generator.
Kegiatan tim PKM tahun ini dilanjutkan pemurnian biogas yang telah dihasilkan tersebut, dilaksanakan di Nagari Lasi, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.
Volume digester yang telah dibangun adalah sebesar 4.000 liter (4 m3) dan dapat menghasilkan biogas dengan volume 3 m3 dalam sekali proses.
Biogas yang dihasilkan akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar generator listrik dalam upaya mewujudkan “Nagari Mandiri Energi”.
Supaya generator dapat beroperasi, suplai biogas harus dalam jumlah yang banyak dan tersedia secara kontinyu serta memiliki kemurnian gas metan yang baik.
Biogas yang dihasilkan digester yang ada saat ini belum memenuhi kriteria layak untuk dijadikan bahan bakar generator.
Sebab kemurnian biogas yang dihasilkan masih sangat rendah, yaitu sekitar 50 persen. Artinya masih banyak pengotor yang menyertai gas metan dari biogas yang dihasilkan digester.
Sedangkan untuk dijadikan bahan bakar generator, biogas harus memiliki kemurnian sekurang-kurangnya 90 persen.
Jika kurang dari itu, biogas tidak mempunyai nilai kalori yang baik dan dapat menyebabkan kerusakan pada generator. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemurnian dari biogas yang dihasilkan digester.
Pemurnian dilakukan dengan metode berbasiskan wet scrubber. Metode ini adalah menggunakan cairan untuk menghilangkan kandungan H2S dan CO2 pada biogas.
Cara kerja wet scrubber yaitu biogas disalurkan melalui area tertentu dan disemprot dengan zat basah, seperti air atau bahan kimia lain.
Cairan pembersih akan membawa aliran gas ke dalam kontaknya, sehingga kontaminan atau pengotor berpindah ke dalam cairan.
Dengan metode ini, pengotor pada biogas dapat dihilangkan sehingga memiliki kemurnian di atas 90 persen.
Generator akan dapat berfungsi dengan baik dan memiliki keandalan jika memiliki nilai kemurnian yang tinggi.
Dalam pelaksanaan program ini, Tim Politeknik ATI Padang melibatkan lima personel yaitu Rudianto, M. T., IPM, selaku Ketua Tim, dengan anggota-anggota yaitu Zulhamidi, M. T., IPM., ASEAN Eng, Pharmayeni, S. T., M. Sc., Irna Ekawati, M. T., IPM. dan Eko Supriadi, M. T.
Ketua Tim PKM berfoto dekat alat permurnian biogas. (ANTARA/HO)
Pelaksanaan dilapangan tim PKM bekerja sama dengan masyarakat yang produktif secara ekonomi yaitu CV. Kejulasi yang merupakan sebuah badan usaha dalam kategori Usaha Kecil Menengah (UKM) yang memproduksi keju mozzarella dan produk-produk olahan yang berbahan baku susu.
Tentu peran CV. Kejulasi dalam program ini adalah sebagai penyedia lahan untuk instalasi digester dan alat pemurni biogas.
Kegiatan diawali dengan kalkulasi dan merancang alat pemurnian biogas. Kemudian selanjutnya adalah melakukan instalasi alat.
Setelah alat terpasang secara keseluruhan, dilakukan pengujian fungsi alat. Jika alat yang dipasang dapat berfungsi dengan baik, maka selanjutnya adalah pemanfaatan alat untuk memurnikan biogas yang dihasilkan digester.
Alat yang dibuat diserahkan kepada masyarakat Nagari Lasi untuk dimanfaatkan bersama dan akan dipantau proses penggunaannya.
“Pemurnian boigas sangat penting dilakukan sebelum biogas digunakan. Hal ini bertujuan agar biogas terbebas dari pengotor yang dapat merusak mesin-mesin yang menggunakan biogas sebagai bahan bakarnya. Semoga alat yang kami pasang ini dapat bermanfaat sebagai mana yang diharapkan,” kata ketua tim Rudianto.
Tim akan memberikan layanan konsultasi pengoperasian alat dan layanan teknis jika ada kendala dengan alat.
Pendampingan penggunaan alat akan dilakukan selama tiga bulan, dan setelah itu diharapkan masyarakat bisa mandiri. Tim juga memberikan pelayanan jika ada permintaan untuk membuat alat yang sejenis.
Tim PKM berfoto dekat alat permurnian biogas. (ANTARA/HO)
Untuk kelanjutan program, pada tahapan selanjutnya direncanakan pemasangan generator listrik berbahan bakar biogas, dan instalasi jaringan listrik. Hingga sampai pada waktu tertentu, akan terbentuk kemandirian energi di Nagari Lasi Kecamatan Canduang Kabupaten Agam.(Penulis: K Tim PKM sekaligus Dosen Politeknik ATI Padang Pharmayeni, S. T., M. Sc).
Kegiatan tim PKM tahun ini dilanjutkan pemurnian biogas yang telah dihasilkan tersebut, dilaksanakan di Nagari Lasi, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.
Volume digester yang telah dibangun adalah sebesar 4.000 liter (4 m3) dan dapat menghasilkan biogas dengan volume 3 m3 dalam sekali proses.
Biogas yang dihasilkan akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar generator listrik dalam upaya mewujudkan “Nagari Mandiri Energi”.
Supaya generator dapat beroperasi, suplai biogas harus dalam jumlah yang banyak dan tersedia secara kontinyu serta memiliki kemurnian gas metan yang baik.
Biogas yang dihasilkan digester yang ada saat ini belum memenuhi kriteria layak untuk dijadikan bahan bakar generator.
Sebab kemurnian biogas yang dihasilkan masih sangat rendah, yaitu sekitar 50 persen. Artinya masih banyak pengotor yang menyertai gas metan dari biogas yang dihasilkan digester.
Sedangkan untuk dijadikan bahan bakar generator, biogas harus memiliki kemurnian sekurang-kurangnya 90 persen.
Jika kurang dari itu, biogas tidak mempunyai nilai kalori yang baik dan dapat menyebabkan kerusakan pada generator. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemurnian dari biogas yang dihasilkan digester.
Pemurnian dilakukan dengan metode berbasiskan wet scrubber. Metode ini adalah menggunakan cairan untuk menghilangkan kandungan H2S dan CO2 pada biogas.
Cara kerja wet scrubber yaitu biogas disalurkan melalui area tertentu dan disemprot dengan zat basah, seperti air atau bahan kimia lain.
Cairan pembersih akan membawa aliran gas ke dalam kontaknya, sehingga kontaminan atau pengotor berpindah ke dalam cairan.
Dengan metode ini, pengotor pada biogas dapat dihilangkan sehingga memiliki kemurnian di atas 90 persen.
Generator akan dapat berfungsi dengan baik dan memiliki keandalan jika memiliki nilai kemurnian yang tinggi.
Dalam pelaksanaan program ini, Tim Politeknik ATI Padang melibatkan lima personel yaitu Rudianto, M. T., IPM, selaku Ketua Tim, dengan anggota-anggota yaitu Zulhamidi, M. T., IPM., ASEAN Eng, Pharmayeni, S. T., M. Sc., Irna Ekawati, M. T., IPM. dan Eko Supriadi, M. T.
Pelaksanaan dilapangan tim PKM bekerja sama dengan masyarakat yang produktif secara ekonomi yaitu CV. Kejulasi yang merupakan sebuah badan usaha dalam kategori Usaha Kecil Menengah (UKM) yang memproduksi keju mozzarella dan produk-produk olahan yang berbahan baku susu.
Tentu peran CV. Kejulasi dalam program ini adalah sebagai penyedia lahan untuk instalasi digester dan alat pemurni biogas.
Kegiatan diawali dengan kalkulasi dan merancang alat pemurnian biogas. Kemudian selanjutnya adalah melakukan instalasi alat.
Setelah alat terpasang secara keseluruhan, dilakukan pengujian fungsi alat. Jika alat yang dipasang dapat berfungsi dengan baik, maka selanjutnya adalah pemanfaatan alat untuk memurnikan biogas yang dihasilkan digester.
Alat yang dibuat diserahkan kepada masyarakat Nagari Lasi untuk dimanfaatkan bersama dan akan dipantau proses penggunaannya.
“Pemurnian boigas sangat penting dilakukan sebelum biogas digunakan. Hal ini bertujuan agar biogas terbebas dari pengotor yang dapat merusak mesin-mesin yang menggunakan biogas sebagai bahan bakarnya. Semoga alat yang kami pasang ini dapat bermanfaat sebagai mana yang diharapkan,” kata ketua tim Rudianto.
Tim akan memberikan layanan konsultasi pengoperasian alat dan layanan teknis jika ada kendala dengan alat.
Pendampingan penggunaan alat akan dilakukan selama tiga bulan, dan setelah itu diharapkan masyarakat bisa mandiri. Tim juga memberikan pelayanan jika ada permintaan untuk membuat alat yang sejenis.
Untuk kelanjutan program, pada tahapan selanjutnya direncanakan pemasangan generator listrik berbahan bakar biogas, dan instalasi jaringan listrik. Hingga sampai pada waktu tertentu, akan terbentuk kemandirian energi di Nagari Lasi Kecamatan Canduang Kabupaten Agam.(Penulis: K Tim PKM sekaligus Dosen Politeknik ATI Padang Pharmayeni, S. T., M. Sc).