Lubukbasung (ANTARA) -
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat produksi budidaya perikanan di daerah itu mencapai 16.278,33 ton selama triwulan dua dari Januari sampai Juni 2024.
"Ke 16.268,33 ton tersebut dari delapan media budidaya dengan jenis ikan nila, mas, lele, gurami, nilem dan udang vaname," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam Rosva Deswira didampingi Kepala Bidang Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam Doni Afdison di Lubuk Basung, Jumat.
Ia mengatakan produksi ikan nila sebanyak 12.579,70 ton, ikan mas 2.627,27 ton, lele 509,68 ton, gurami 181,11 ton, nilem 1,84 ton dan udang vaname 378,73 ton.
Untuk delapan media kolam air tenang dengan produksi 4.341,11 ton, kolam air deras 5.059,15 ton, kolam terpal 154,52 ton dan sariban 8,14 ton.
Sementara keramba irigasi 257,02 ton, keramba jaring apung 6.035,27 ton, mina padi 44,39 ton dan tambak 378,73 ton.
"Keramba jaring apung hanya beroperasi sekitar 30-40 persen dari total 23.359 unit. Sedangkan sisanya tidak fokus melakukan budidaya," katanya.
Ia mengakui pada 2023 produksi ikan 30.660,68 ton, pada 2022 sebanyak 46.332,52 ton, 2021 sebanyak 37.023,63 ton dan 2020 sebanyak 25.119,87 ton.
"Produksi ikan di Agam berkurang dari tiga tahun sebelumnya dampak dari Danau Maninjau tercemar sisa pakan ikan," katanya.
Ia mengatakan ikan tersebut dijual ke berbagai pasar tradisional di kabupaten maupun kota di Sumbar, Riau, Jambi dan lainnya.
Untuk harga ikan nila Rp26 ribu per kilogram, ikan mas Rp30 ribu per kilogram, ikan lele Rp20 ribu per kilogram, ikan gurami Rp35 ribu per kilogram, ikan nilem Rp25 ribu per kilogram dan udang vaname Rp80 ribu per kilogram.
"Ini harga tingkat petani dan tingkat pedagang berbeda harganya," katanya.