Bukittinggi (ANTARA) -
0emerintah Kota Bukittinggi, Sumatera Barat menggelar sekolah keluarga angkatan V tahun 2024. Uniknya, tahun ini juga dimulai sekolah keluarga untuk lansia di Kota Bukittinggi.
Sekda Martias Wanto, saat membuka kegiatan menyampaikan keluarga merupakan sekolah pertama yang sangat menentukan masa depan.
"Pemkot berinisiatif melanjutkan program sekolah keluarga ini, karena manfaatnya terasa dalam meningkatkan ketahanan dan kualitas keluarga," kata Martias Wanto di Bukittinggi, Jumat.
Ia mengatakan Wali Kota Erman Safar mengarahkan sekolah keluarga menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Sepanjang ada lansia, akan tetap dilaksanakan sekolah keluarga,” katanya.
Sekolah keluarga di Kota Bukittinggi sudah berlangsung sebanyak empat angkatan sejak tahun 2018 dan satu angkatan lanjutan.
Tahun ini merupakan angkatan lima yang keilmuannya juga digabung dengan sekolah lansia.
Hal ini selaras dengan pembangunan keluarga yang berkualitas yang merupakan kegiatan yang mendukung visi dan misi wali Kota Bukittinggi.
“Sekolah lansia adalah salah satu upaya pendidikan secara non formal, merupakan pembelajaran bagi lansia terutama lansia yang masih potensial dalam keluarga dan masyarakat," kata Sekda.
Menurutnya Sekolah Lansia bertujuan mewujudkan lansia yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan bermartabat melalui dimensi lansia tangguh yaitu dimensi spritual, dimensi fisik, dimensi emosional, dimensi intelektual, dimensi sosial kemasyarakatan, dimensi profesional vokasional dan dimensi lingkungan.
"Hal ini sesuai dengan penerapan 7 dimensi lansia tangguh oleh BKKBN tahun 2014,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala DP3APPKB, Nauli Handayani, menambahkan, sekolah keluarga angkatan V tahun 2024 ini, diikuti 360 peserta.
125 diantaranya merupakan peserta pra lansia, usia 45 sampai 55 tahun. Pelaksanaannya dengan dua metode, kuliah umum dan pertemuan lokal.
“Peserta kita berikan materi optimalisasi fungsi keluarga demi terciptanya ketahanan keluarga,” ungkapnya.
Dalam materinya, setiap peserta akan mendapat materi tentang 8 fungsi keluarga, fungsi agama, fungsi sosial budaya, fungsi cinta dan kasih sayang, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi, fungsi pendidikan dan fungsi lingkungan.
Pada hari pertama, dilaksanakan kuliah umum oleh Katherina Welong, SKM, MARS, Ketua PKVHI Sumatra Barat d dan David Arga selaku ketua tim pertahanan keluarga dan pencegahan stunting.