Bukittinggi (ANTARA) - Gunung Marapi (2.891) mdpl di Sumatera Barat hingga saat ini masih mengalami erupsi. Sebanyak 55 letusan dan 755 hembusan terpantau sepanjang minggu pertama Maret 2024 ini.
Petugas Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi di Bukittinggi, Ahmad Rifandi dalam laporannya mencatat hembusan terbanyak terjadi pada Rabu (06/03) dengan jumlah mencapi 240 kali.
"Sementara di Kamis (07/03) terjadi 160 kali hembusan disertai 10 letusan dengan pengamatan tinggi letusan 400 meter dari puncak asap berwarna kelabu," kata Ahmad Rifandi, Jumat.
Ia mengatakan dengan cuaca berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah tenggara dan barat. Suhu udara berkisar antara 20,8 hingga 28,3 derajat.
PGA mencatat total hembusan mencapai angka 2.727 sejak erupsi utama di awal Desember 2023. Sementara untuk jumlah letusan hingga hari terdata sebanyak 256 kali.
Dampak hembusan yang disertai material abu vulkanik dirasakan warga di Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi hingga masyarakat lebih banyak beraktivitas di luar rumah dengan memakai masker.
"Beruntung abu dan material vulkanik yang terbang dari puncak Gunung Marapi ini terkikis oleh air hujan yang memang saat ini cuaca dalam kondisi penghujan," kata salah seorang warga Agam, Widia (35).
Ia mengatakan hampir setiap hari kendaraan warga di Kabupaten Agam yang berada di sekitar pinggang Gunung Marapi selalu kotor tertimpa material debu.
"Setiap pagi kami selalu membersihkan dan menyapu halaman rumah yang dikotori debu vulkani. Semoga Gunung Marapi kembali normal," harapnya.
Maret ini merupakan bulan keempat durasi erupsi Gunung Marapi sejak letusan pertama di Minggu (03/12) 2023 yang menimbulkan korban jiwa sebanyak total 24 orang yang terjebak di kawasan puncak saat melakukan pendakian.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kemudian menaikkan status gunung ini menjadi level III atau siaga pada Selasa (9/1).
Dengan adanya peningkatan status tersebut masyarakat diminta agar tidak memasuki atau berkegiatan di wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi di Kawah Verbeek.
Petugas Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi di Bukittinggi, Ahmad Rifandi dalam laporannya mencatat hembusan terbanyak terjadi pada Rabu (06/03) dengan jumlah mencapi 240 kali.
"Sementara di Kamis (07/03) terjadi 160 kali hembusan disertai 10 letusan dengan pengamatan tinggi letusan 400 meter dari puncak asap berwarna kelabu," kata Ahmad Rifandi, Jumat.
Ia mengatakan dengan cuaca berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah tenggara dan barat. Suhu udara berkisar antara 20,8 hingga 28,3 derajat.
PGA mencatat total hembusan mencapai angka 2.727 sejak erupsi utama di awal Desember 2023. Sementara untuk jumlah letusan hingga hari terdata sebanyak 256 kali.
Dampak hembusan yang disertai material abu vulkanik dirasakan warga di Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi hingga masyarakat lebih banyak beraktivitas di luar rumah dengan memakai masker.
"Beruntung abu dan material vulkanik yang terbang dari puncak Gunung Marapi ini terkikis oleh air hujan yang memang saat ini cuaca dalam kondisi penghujan," kata salah seorang warga Agam, Widia (35).
Ia mengatakan hampir setiap hari kendaraan warga di Kabupaten Agam yang berada di sekitar pinggang Gunung Marapi selalu kotor tertimpa material debu.
"Setiap pagi kami selalu membersihkan dan menyapu halaman rumah yang dikotori debu vulkani. Semoga Gunung Marapi kembali normal," harapnya.
Maret ini merupakan bulan keempat durasi erupsi Gunung Marapi sejak letusan pertama di Minggu (03/12) 2023 yang menimbulkan korban jiwa sebanyak total 24 orang yang terjebak di kawasan puncak saat melakukan pendakian.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kemudian menaikkan status gunung ini menjadi level III atau siaga pada Selasa (9/1).
Dengan adanya peningkatan status tersebut masyarakat diminta agar tidak memasuki atau berkegiatan di wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi di Kawah Verbeek.