Painan (ANTARA) - Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat Rusma Yul Anwar meminta penyuluh lebih pro aktif mendampingi petani meningkatkan indeks tanam guna memacu produksi gabah.
Dampak El Nino menyebabkan turunnya produksi gabah sub-round Januari-April, karena mayoritas petani di sejumlah wilayah sentra pada periode September-Desember 2023 tidak melakukan penanaman akibat kekeringan.
"Luas panen otomatis kurang. Meski begitu produksi gabah kita periode Januari-April ini masih tercatat kedua terbesar di Sumatera Barat," ungkap bupati di Painan, Senin, 4 Maret.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan periode Januari-April 2024 produksi gabah kering di Pesisir Selatan tercatat sebanyak 68,1 ton, setelah Kabupaten Solok yang sekitar 69,8 ton.
Bupati melanjutkan tahun ini pemerintah kabupaten menargetkan indeks tanam atau periodesasi penanaman sawah menjadi 2,5 kali hingga tiga kali dalam satu tahun, dari yang biasanya hanya dua kali.
Selain meningkatkan produksi gabah, upaya itu sekaligus bakal meningkatkan ekonomi petani, seiring meningkatnya hasil panen. Dengan demikian kesejahteraan rumah tangga petani ikut membaik.
Penyuluh harus memiliki cara pandang baru terkait peningkatan produksi, dari yang selama berorientasi pada luas tanam dan luas panen, kini mesti berorientasi pada peningkatan produktivitas lahan.
"Karena lahan pertanian itu secara alamiah akan menyusut akibat desakan populasi dan kebutuhan pembangunan," ungkap bupati di Painan, Sabtu 2 Maret.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Madrianto mengatakan upaya peningkatan indeks tanam merupakan hasil kesepakatan temu teknis bersama penyuluh beberapa waktu lalu.
Kekeringan akibat dampak El Nino memang sangat dirasakan. Sebagian besar petani di Kecamatan Linggo Sari Baganti dan Sutera pada September-Desember 2023 menunda turun ke sawah.
Penanaman kembali baru bisa dilakukan pada Januari-Maret 2024, karena curah hujan baru mulai merata pada awal tahun. Dengan begitu produksi pada sub-round I Januari-April 2024 menjadi turun.
Panen raya tahun ini yang semula diprediksi bakal terjadi pada Maret-April, kini terpaksa mundur hingga Mei-Juni. "Kami optimis produksi sub-round II tahun ini lebih tinggi," ujarnya.
Ketertinggalan mesti dikejar dengan indeks penanaman. Pemerintah kabupaten telah menyiapkan berbagai program stimulan berupa benih dan pupuk yang dialokasikan APBD 2024.
Selain ritme tanam, upaya lain yang dilakukan untuk memacu produksi adalah meningkatkan produktivitas lahan. Penyuluh harus hadir saat petani membutuhkan, sehingga memberikan efek positif bagi psikologi mereka.
Ia menegaskan pihaknya menjamin petani dapat mengakses pupuk bersubsidi sesuai sesuai kebutuhan selama musim tanam, bahkan telah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum.
"Bupati pun telah menginstruksikan pada seluruh stakeholder di lingkup pemerintah kabupaten soal itu," sebutnya.
Pemerintah kabupaten tahun ini juga bakal menggelar sekolah lapangan, khusus untuk padi. Dirinya optimis target produksi gabah tahun ini dapat tercapai.