​​​​​​​Bukittinggi (ANTARA) -
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi di Kota Bukittinggi mengungkap terjadi erupsi sebanyak tujuh kali dalam satu hari, Minggu. Tiga di antaranya terjadi dalam rentang waktu hanya satu menit.
 
"Terjadi tujuh letusan dalam sehari ini hingga Minggu (25/02) sore, empat letusan terjadi siang hari dan tiga lainnya pada pagi," kata Ketua PGA Marapi, Ahmad Rifandi di Bukittinggi.
 
PGA mencatat ketinggian abu masing-masing letusan tidak terpantau karena terhalang kabut dan awan.
 
Letusan dengan rentang waktu terdekat terjadi pada jam 12.20 WIB, 12.44 WIB, 13.24 WIB dan 13.54 WIB.
 
Sementara letusan di pagi hari tercatat terjadi pada pagi hari, 11.12 WIB,11.33 WIB dan tinggi abu teramati mencapai 600 meter dari atas puncak.
 
Saat ini Gunung Marapi berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi masyarakat tidak memasuki dan melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek).
 
Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah aliran bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
 
"Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA), serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit," pungkasnya.
 
Pemerintah Kabupaten Agam juga telah memperpanjang masa siaga darurat Marapi hingga 24 Maret 2024. Tiga Posko siaga dipastikan tetap berdiri di sekitar lereng Marapi.
 
 

Pewarta : Alfatah
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024