Padang Aro (ANTARA) -
Sebanyak 12.105 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat menerima bantuan pangan beras dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada 2024.
Bupati Solok Selatan Khairunas, di Padang Aro, Selasa, mengatakan bantuan pangan ini sebagai upaya untuk melakukan pemulihan ekonomi dan pengendalian inflasi serta meringankan beban masyarakat dan penerima manfaat pada 2024 sebanyak 12.105 KPM ini lebih banyak dibandingkan 2023 yang hanya 11.752 KPM
"Untuk tahap pertama pada tahun 2024 ini, kita Kabupaten Solok Selatan mendapatkan bantuan sebanyak 12.105 KPM dan akan bagikan bertahap pada masing-masing nagari," katanya.
Untuk yang pertama di bagikan di Kecamatan Sangir dengan penerima manfaat sebanyak 3.097 KPM.
Dia berharap, bantuan ini bisa membantu untuk meringankan beban para penerima manfaat terlebih sebentar lagi akan memasuki bulan suci Ramadhan dan dalam kondisi tersebut harga pangan cenderung naik.
Pemerintah katanya, akan berupaya untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan untuk itu dibutuhkan kerja sama dengan Kepala Jorong, Wali Nagari, dan Camat untuk mendata secara rutin masyarakat yang membutuhkan sehingga yang mendapatkan bantuan ini sesuai dengan kriteria yang disyaratkan.
Tujuan penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dengan pemberian bantuan beras untuk mengurangi beban pengeluaran penerima bantuan pangan sasaran sebagai upaya untuk menangani kerawanan pangan, kemiskinan, stunting dan gizi buruk, keadaan darurat, melindungi produsen dan konsumen, dan mengendalikan dampak inflasi.
Bantuan pangan berupa beras dari Bapanas sebagai upaya antisipasi, mitigasi, dan/atau pelaksanaan penanggulangan kekurangan pangan yang dapat berdampak pada terjadinya krisis pangan dan gizi, pengendalian inflasi, serta melindungi produsen dan konsumen dari dampak fluktuasi harga.
Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia yang harus dipenuhi karena merupakan sumber energi untuk mempertahankan hidup.
Ketua DPRD Solok Selatan Zigo Rolanda mengatakan, kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini cenderung tidak menguntungkan bagi pertanian.
"DPRD dan pemerintah menyadari persoalan yang dihadapi oleh masyarakat saat ini dimana sebelumnya sudah menghadapi kemarau panjang dan saat ini curah hujan yang tinggi sehingga berdampak pada hasil pertanian," katanya.
Oleh sebab itu katanya, bantuan ini bisa meringankan beban masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.