Padang (ANTARA) - Komandan Korem (Danrem) 032/Wirabraja Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Rayen Obersyl berharap masyarakat yang tinggal di sekitar lereng Gunung Marapi untuk tetap menjauhi radius 4,5 kilometer dari puncak erupsi atau Kawah Verbeek.
"Alhamdulillah hingga saat ini yang kami ungsikan dari radius 4,5 kilometer hanya 46 Kepala Keluarga (KK), dan saya berharap pemerintah daerah berfikir untuk merelokasi warga atau paling tidak kita aman dari radius 4,5 kilometer," katanya di Padang, Sumatera Barat, Selasa.
Ia menyebutkan 46 KK tersebut berasal dari Kabupaten Agam dan memilih mengungsi ke rumah-rumah keluarga, bukan ke tenda atau lokasi yang disiapkan pemerintah daerah.
Menurutnya, jika masyarakat tetap berkeinginan berkebun di zona 4,5 kilometer dengan pertimbangan kelangsungan hidup atau mata pencarian, hal itu mungkin masih bisa ditolerir. Namun untuk bermukim pihaknya tidak menganjurkan.
"Kalau mereka berupaya untuk berkebun silakan saja, namun kalau sudah dihuni, semestinya radius 4,5 kilometer itu sudah tidak ditempati," ujar Danrem Rayen.
Ia mengatakan relokasi 46 KK merupakan salah satu usulan yang akan disampaikan kepada pemerintah daerah. Harapannya, pemangku kepentingan terkait sudah menyiapkan lokasi pengungsian Gunung Marapi.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat Rudi Rinaldi mengatakan telah melakukan beberapa kali koordinasi persiapan mitigasi dengan BPBD Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang, apabila terjadi kemungkinan terburuk.
Teranyar, BPBD Sumbar akan membentuk posko pendamping Gunung Marapi yang dipusatkan di gedung instansi tersebut. Posko ini memiliki sejumlah tugas utama antara lain koordinasi antar-Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait erupsi Gunung Marapi.
"Di posko ini akan kami siapkan dua televisi yang digunakan untuk memonitor langsung kondisi aktivitas Gunung Marapi," ujarnya.
"Alhamdulillah hingga saat ini yang kami ungsikan dari radius 4,5 kilometer hanya 46 Kepala Keluarga (KK), dan saya berharap pemerintah daerah berfikir untuk merelokasi warga atau paling tidak kita aman dari radius 4,5 kilometer," katanya di Padang, Sumatera Barat, Selasa.
Ia menyebutkan 46 KK tersebut berasal dari Kabupaten Agam dan memilih mengungsi ke rumah-rumah keluarga, bukan ke tenda atau lokasi yang disiapkan pemerintah daerah.
Menurutnya, jika masyarakat tetap berkeinginan berkebun di zona 4,5 kilometer dengan pertimbangan kelangsungan hidup atau mata pencarian, hal itu mungkin masih bisa ditolerir. Namun untuk bermukim pihaknya tidak menganjurkan.
"Kalau mereka berupaya untuk berkebun silakan saja, namun kalau sudah dihuni, semestinya radius 4,5 kilometer itu sudah tidak ditempati," ujar Danrem Rayen.
Ia mengatakan relokasi 46 KK merupakan salah satu usulan yang akan disampaikan kepada pemerintah daerah. Harapannya, pemangku kepentingan terkait sudah menyiapkan lokasi pengungsian Gunung Marapi.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat Rudi Rinaldi mengatakan telah melakukan beberapa kali koordinasi persiapan mitigasi dengan BPBD Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang, apabila terjadi kemungkinan terburuk.
Teranyar, BPBD Sumbar akan membentuk posko pendamping Gunung Marapi yang dipusatkan di gedung instansi tersebut. Posko ini memiliki sejumlah tugas utama antara lain koordinasi antar-Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait erupsi Gunung Marapi.
"Di posko ini akan kami siapkan dua televisi yang digunakan untuk memonitor langsung kondisi aktivitas Gunung Marapi," ujarnya.