Bukittinggi (ANTARA) -
Kejuaraan Pacu Kuda Piala Gubernur Sumatera Barat yang digelar di Gelanggang Bukit Ambacang dinilai berdampak positif pada pergerakan ekonomi warga di dua daerah sekaligus, Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam.
"Agenda tradisional pacu kuda ini harus sering diselenggarakan, dampaknya pada pergerakan perekonomian warga khususnya aktivitas jual beli, Gelanggang Bukit Ambacang mewakili Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam, jadi wajar sangat diminati," kata Wakil Wali Kota Bukittinggi, Marfendi, Sabtu.
Ia mengatakan mayoritas warga Kota Bukittinggi sudah dikenal sebagai pedagang sehingga pagelaran pacu kuda dimaksimalkan sebagai pasar tumpah dan pasar kaget.
"Perkiraan kami ada seratusan pedagang yang beraktivitas di acara ini, setiap event wisata yang digelar mampu mendongkrak pemasukan warga, ini terpenting untuk mewujudkan ekonomi hebat di Kota Bukittinggi, apalagi dengan tiket masuk gratis," kata dia.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi saat membuka acara Pacu Kuda menyampaikan hal yang sama, berharap dengan terselenggaranya kejuaraan selama dua hari akan berdampak terhadap pergerakan perekonomian masyarakat.
"Saya berharap sektor perekonomian masyarakat, khususnya yang berjualan di acara alek pacu kuda mendapat rezeki yang berlimpah," kata dia.
Gubernur juga meminta kegiatan pacu kuda di Gelanggang Bukit Ambacang bisa dijadikan kalender pariwisata Sumbar dan ditingkatkan sesuai standar nasional.
"Kini panjang arena pacuan 800 meter, standar nasional adalah 1.400 meter, itu artinya perlu penambahan arena pacuan sepanjang 600 meter lagi," ujar Gubernur.
Pacuan kuda kali ini memperebutkan Piala Gubernur yang diikuti 60 ekor kuda dengan total hadiah Rp 339 juta dengan jumlah race sebanyak 20.
Gelanggang Bukit Ambacang berada tepat di perbatasan Kota Bukittinggi dengan Kabupaten Agam, di hari biasa juga dijadikan sebagai lokasi kunjungan wisatawan lokal dengan pemandangan arena berlatih kuda pacu dan kuda wisata.