Solok (ANTARA) - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Solok, Sumatera Barat mengadakan pelayanan keluarga berencana (KB) serentak sejuta akseptor di Puskesmas Tanjung Paku dalam rangka meningkatkan capaian pelayanan KB di kota itu.
Kepala Dinas PPKB Kota Solok Ardinal di Solok, Rabu, mengatakan pelayanan KB serentak sejuta akseptor tersebut bertujuan untuk menjaga keberlangsungan pemakaian kontrasepsi bagi pasangan usia subur (PUS).
Ia mengatakan kegiatan pelayanan sejuta akseptor ini terlaksana atas dukungan Pemkot Solok bersama seluruh fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit, Puskesmas, klinik pratama maupun tempat praktik mandiri bidan yang berada di daerah itu.
Kegiatan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor ini disambut cukup antusias oleh masyarakat, saat pelaksanaan kegiatan diikuti oleh 78 akseptor, yang terdiri atas 26 orang peserta KB metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan 52 orang peserta non-MKJP.
Pilihan kontrasepsi jangka panjang meliputi implan, IUD, Medis Operatif Wanita (MOW), dan Medis Operatif Pria (MOP), sedangkan kontrasepsi jangka pendek yaitu pil, suntik, dan kondom.
Metode kontrasepsi jangka panjang merupakan metode kontrasepsi dengan tingkat keefektifan yang tinggi dengan tingkat kegagalan yang rendah serta komplikasi dan efek samping yang lebih sedikit.Sedangkan metode kontrasepsi jangka pendek merupakan jenis kontrasepsi yang memiliki waktu pemakaian di bawah tiga tahun, rata-rata penggunaan alat kontrasepsi ini hitungan bulan.
‘’Walaupun Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor ini hanya diselenggarakan sehari saja, selanjutnya masyarakat tetap bisa mengunjungi seluruh fasilitas kesehatan terdekat yang berada di Kota Solok guna mendapatkan pelayanan KB gratis,” kata dia.
Lebih lanjut, ia mengatakan kegiatan pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor ini bertujuan untuk melayani semua akseptor KB, baik peserta KB baru maupun lama di wilayah setempat.
Ardinal berharap dengan adanya kegiatan pelayanan KB sejuta akseptor ini ke depannya akan menurunkan kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB), sehingga risiko kehamilan yang tidak diinginkan serta risiko kematian ibu dan bayi dapat dicegah.
“Melalui Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor ini kami akan terus meningkatkan akses pelayanan KB yang berkualitas bagi PUS," ucap dia.
Dengan demikian, katanya, angka kelahiran di Kota Solok nantinya dapat terpantau dan akan berdampak pada prevalensi penurunan angka stunting di daerah itu.