Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta Perum Bulog menyerap gabah petani sebanyak-banyaknya menyusul musim panen raya yang mulai berlangsung di beberapa daerah penghasil padi.
Presiden menyampaikan hal itu saat meresmikan sentra penggilingan padi milik Perum Bulog di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Sabtu, setelah pagi harinya Kepala Negara meninjau panen raya di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, dan di Kebumen dua hari lalu.
"Oleh sebab itu, pada pagi hari ini saya minta kepada Bulog, Pak Dirut, agar sebanyak-banyaknya menyerap gabah yang ada di petani," kata Jokowi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Bersamaan dengan perintah yang disampaikan langsung kepada Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso tersebut, Presiden juga menegaskan pentingnya penerapan harga gabah kering panen (GKP) yang ideal dalam penyerapan gabah petani.
Presiden menyampaikan harga GKP tersebut nantinya akan disampaikan dan ditentukan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.
Menurut Presiden, hal tersebut perlu diperhatikan sebab pemerintah menginginkan adanya keseimbangan harga di antara petani, penjual, dan masyarakat, meskipun itu bukanlah persoalan mudah.
"Kita ingin agar harga di petani itu wajar, kemudian harga di pedagang itu wajar, dapat untung semuanya dan harga konsumen atau harga di masyarakat juga pada di posisi yang wajar, menjaga keseimbangan ini lah yang tidak gampang," kata Jokowi.
Guna membantu terciptanya keseimbangan harga tersebut, Presiden menekankan pentingnya peran Bulog dalam menjaga stok cadangan beras nasional sebanyak 2,4 juta ton.
"Tahun ini saya perintahkan Bulog untuk siap dengan angka 2,4 juta ton, sehingga akan membawa stabilitas harga kita lebih baik," ujarnya.
Selain pabrik penggilingan padi modern di Sragen, Bulog telah mengoperasikan fasilitas serupa di enam daerah lain yakni Subang, Kendal, Karawang, Lampung, Bojonegoro, dan Magetan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden perintahkan Bulog serap gabah petani sebanyak-banyaknya
Presiden menyampaikan hal itu saat meresmikan sentra penggilingan padi milik Perum Bulog di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Sabtu, setelah pagi harinya Kepala Negara meninjau panen raya di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, dan di Kebumen dua hari lalu.
"Oleh sebab itu, pada pagi hari ini saya minta kepada Bulog, Pak Dirut, agar sebanyak-banyaknya menyerap gabah yang ada di petani," kata Jokowi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Bersamaan dengan perintah yang disampaikan langsung kepada Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso tersebut, Presiden juga menegaskan pentingnya penerapan harga gabah kering panen (GKP) yang ideal dalam penyerapan gabah petani.
Presiden menyampaikan harga GKP tersebut nantinya akan disampaikan dan ditentukan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.
Menurut Presiden, hal tersebut perlu diperhatikan sebab pemerintah menginginkan adanya keseimbangan harga di antara petani, penjual, dan masyarakat, meskipun itu bukanlah persoalan mudah.
"Kita ingin agar harga di petani itu wajar, kemudian harga di pedagang itu wajar, dapat untung semuanya dan harga konsumen atau harga di masyarakat juga pada di posisi yang wajar, menjaga keseimbangan ini lah yang tidak gampang," kata Jokowi.
Guna membantu terciptanya keseimbangan harga tersebut, Presiden menekankan pentingnya peran Bulog dalam menjaga stok cadangan beras nasional sebanyak 2,4 juta ton.
"Tahun ini saya perintahkan Bulog untuk siap dengan angka 2,4 juta ton, sehingga akan membawa stabilitas harga kita lebih baik," ujarnya.
Selain pabrik penggilingan padi modern di Sragen, Bulog telah mengoperasikan fasilitas serupa di enam daerah lain yakni Subang, Kendal, Karawang, Lampung, Bojonegoro, dan Magetan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden perintahkan Bulog serap gabah petani sebanyak-banyaknya