Pariaman (ANTARA) -
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi menampung sejumlah aspirasi petani Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) saat kunjungannya ke daerah tersebut.
Adapun aspirasi tersebut yaitu di antaranya terkait pupuk, ketetapan harga komoditas pertanian, alat teknologi pertanian untuk memancing petani milenial, bantuan bibit kelapa kopyor, dan rekomendasi pembelian BBM bersubsidi.
"Kami telah menyiapkan beberapa program yang salah satunya terkait dengan pupuk melalui PIHC (Pupuk Indonesia Holding Company)," kata Harvick Hasnul Qolbi saat kunjungan ke Pariaman, Selasa.
Selain itu petani juga dapat memanfaatkan Program Makmur sebagai solusi untuk peningkatan produksi dan menguntungkan petani. Program tersebut dalam waktu dekat akan disosialisasikan di Sumbar.
Terkait dengan harga, lanjutnya pemerintah juga terus mengkaji harga eceran tertinggi komoditas pertanian untuk menindaklanjuti kenaikan sejumlah bahan produksi di antaranya BBM dan pupuk.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini ketetapan harga ini ada, sehingga harga bisa stabil. Jadi tidak menimbulkan keresahan di pedagang dan petani serta masyarakat dapat menerima," katanya.
Untuk bantuan bibit kelapa sudah masuk ke dalam proposal bantuan dari Pemkot Pariaman sedangkan terkait BBM menurutnya dapat diatasi dengan koordinasi antara pemerintah setempat dengan pihak terkait di daerah itu.
Ia berharap kunjungannya dapat memberikan manfaat yang besar untuk peningkatan pertanian di Pariaman serta dapat menginspirasi daerah lainnya.
Pihaknya membuka diri menerima aspirasi secara langsung dari petani dan kepala daerah di Kantor Kementan untuk membahas terkait dengan permasalahan pertanian.
Sementara itu, Wali Kota Pariaman, Genius Umar mengatakan kedatangan Wamentan sudah lama ditunggu oleh masyarakat khususnya petani untuk menyampaikan aspirasinya terkait pertanian.
"Jadi Pariaman itu tidak saja dikenal dengan pariwisatanya namun juga pertanian. Bahkan sebagian besar wilayah Pariaman digunakan untuk pertanian," ujar dia.
Dengannya lahan tersebut, lanjutnya banyak warga di daerah itu berprofesi sebagai petani bahkan pihaknya memiliki program mubaligh bertani, pemuda atau milenial bertani, dan ASN bertani.