Padang (ANTARA) - Keluarga merupakan komunitas sosial terkecil dalam masyarakat. Keluarga yang berdaya memiliki kemampuan untuk menggerakkan semua anggota keluarganya dengan segala potensi yang ada untuk tetap aktif dalam jangka waktu lama atau berkelanjutan melakukan sesuatu untuk mengatasi segala masalah dan tetap survival.
Keluarga zaman sekarang dapat berperan dalam upaya ketahanan keluarga. Semua anggota keluarga memiliki peran untuk membantu perekonomian keluarga. Seorang ayah pasti memiliki peran yang lebih besar karena sebagaimana fungsinya seorang kepala keluarga bertanggungjawab terhadap semua anggota keluarga yaitu memenuhi tanggungjawab dalam penyediaan sandang, pangan, papan, dan pendidikan keluarganya. Seorang ibu atau istri juga bertanggungjawab untuk membantu suami dalam membangun keluarga termasuk dalam hal mendidik anak-anaknya. Karena madrasah pertama seorang anak adalah dari ibunya. Anak yang berkualitas tentu tidak lepas dari hasil pengasuhan dan pendidikan serta teladan yang baik dari kedua ibu bapaknya. Bagaimanapun juga pepatah bilang kelapa jatuh tak jauh dari pohonnya.
Ketahanan keluarga yang baik berpengaruh terhadap kekuatan sebuah negara untuk melewati masa-masa sulit akibat pandemi ini. Zaman pandemi COVID-19, banyak kondisi ketahanan keluarga yang menurun dari segi ekonomi/finansial. Bagi ayah yang kerja menjadi pegawai perusahaan ada yang di PHK, bagi yang berwiraswasta/berdagang ada yang bangkrut atau menurun pendapatannya akibat dampak menurunnya perekonomian masyarakat. Sebagai seorang istri/ibu rumah tangga, tentu hal ini tidak bisa dielakkan, namun tidak boleh mengeluh harus tetap semangat berusaha dalam membantu peran ayah untuk meningkatkan atau sekadar mempertahankan ekonomi keluarga.
Seorang istri harus kreatif dan inovatif dalam membantu ketahanan keluarga, terutama ketahanan pangan keluarga. Diantara kegiatan yang bisa dan seharusnya memang bisa dilakukan para ibu adalah mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan rumah atau dengan menyalurkan hobi memasak bagi ibu-ibu yang hobi, sehingga hobi memasak tersebut bisa dijadikan bisnis katering makanan misalnya, atau bikin kue/camilan/penganan yang hasilnya bisa menambah input penghasilan keluarga.
Salah satu upaya ketahanan pangan keluarga adalah dengan pemanfaatan pekarangan melalui pendekatan skala rumahtangga atau keluarga seperti menanam berbagai jenis tanaman, memelihara ternak kecil, unggas dan ikan, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam secara terus menerus, guna pemenuhan gizi keluarga.
Agar pemanfaatan fungsi pekarangan ini dapat optimal, peran perempuan sebagai pengelola rumah tangga dan menjaga ketahanan pangan keluarga sangat penting. Peran perempuan dalam menjaga ketahanan pangan keluarga setidaknya terbagi dalam tiga hal: pertama, kemampuan untuk mengatur ekonomi keluarga sehingga mampu untuk membeli kebutuhan pangan. Kedua, kreatifitas perempuan dalam melakukan diversifikasi pangan. Ketiga, kreativitas untuk memanfaatkan lahan kosong sebagai tempat menanam tanaman pangan.
Penyuluh pertanian ahli pertama instansi DTPHP Pasaman Barat
Keluarga zaman sekarang dapat berperan dalam upaya ketahanan keluarga. Semua anggota keluarga memiliki peran untuk membantu perekonomian keluarga. Seorang ayah pasti memiliki peran yang lebih besar karena sebagaimana fungsinya seorang kepala keluarga bertanggungjawab terhadap semua anggota keluarga yaitu memenuhi tanggungjawab dalam penyediaan sandang, pangan, papan, dan pendidikan keluarganya. Seorang ibu atau istri juga bertanggungjawab untuk membantu suami dalam membangun keluarga termasuk dalam hal mendidik anak-anaknya. Karena madrasah pertama seorang anak adalah dari ibunya. Anak yang berkualitas tentu tidak lepas dari hasil pengasuhan dan pendidikan serta teladan yang baik dari kedua ibu bapaknya. Bagaimanapun juga pepatah bilang kelapa jatuh tak jauh dari pohonnya.
Ketahanan keluarga yang baik berpengaruh terhadap kekuatan sebuah negara untuk melewati masa-masa sulit akibat pandemi ini. Zaman pandemi COVID-19, banyak kondisi ketahanan keluarga yang menurun dari segi ekonomi/finansial. Bagi ayah yang kerja menjadi pegawai perusahaan ada yang di PHK, bagi yang berwiraswasta/berdagang ada yang bangkrut atau menurun pendapatannya akibat dampak menurunnya perekonomian masyarakat. Sebagai seorang istri/ibu rumah tangga, tentu hal ini tidak bisa dielakkan, namun tidak boleh mengeluh harus tetap semangat berusaha dalam membantu peran ayah untuk meningkatkan atau sekadar mempertahankan ekonomi keluarga.
Seorang istri harus kreatif dan inovatif dalam membantu ketahanan keluarga, terutama ketahanan pangan keluarga. Diantara kegiatan yang bisa dan seharusnya memang bisa dilakukan para ibu adalah mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan rumah atau dengan menyalurkan hobi memasak bagi ibu-ibu yang hobi, sehingga hobi memasak tersebut bisa dijadikan bisnis katering makanan misalnya, atau bikin kue/camilan/penganan yang hasilnya bisa menambah input penghasilan keluarga.
Salah satu upaya ketahanan pangan keluarga adalah dengan pemanfaatan pekarangan melalui pendekatan skala rumahtangga atau keluarga seperti menanam berbagai jenis tanaman, memelihara ternak kecil, unggas dan ikan, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam secara terus menerus, guna pemenuhan gizi keluarga.
Agar pemanfaatan fungsi pekarangan ini dapat optimal, peran perempuan sebagai pengelola rumah tangga dan menjaga ketahanan pangan keluarga sangat penting. Peran perempuan dalam menjaga ketahanan pangan keluarga setidaknya terbagi dalam tiga hal: pertama, kemampuan untuk mengatur ekonomi keluarga sehingga mampu untuk membeli kebutuhan pangan. Kedua, kreatifitas perempuan dalam melakukan diversifikasi pangan. Ketiga, kreativitas untuk memanfaatkan lahan kosong sebagai tempat menanam tanaman pangan.
Penyuluh pertanian ahli pertama instansi DTPHP Pasaman Barat