Bukittinggi (ANTARA) - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIB) menggelar kegiatan silaturahmi daerah Provinsi Sumbar melalui diskusi kelompok untuk penguatan ideologi Pancasila di Indonesia, beberapa narasumber Nasional ikut hadir di rangkaian acara yang digelar di Istana Bung Hatta, Jumat.
Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP, Prakoso M.M mengatakan Kota Bukittinggi dipilih karena merupakan cerminan Minangkabau dan sebagai salah satu lokasi bersejarah dalam perjuangan Indonesia.
"Minangkabau sebagai daerah pemilik nilai historis bangsa Indonesia, banyak gagasan dan pemahaman pendiri bangsa dari sini, kami memikirkan bagaimana Indonesia menjadi lebih indah dan maju bersama-sama seindah kami melihat warga di Minangkabau ini," kata Prakoso.
Kegiatan ini juga diikuti oleh perwakilan Kemendagri, TNI, Polri, Forkopimda Sumbar, Wali Kota Padang Hendri Septa, Wako Padang Panjang Fadly Amran, sementara Pemkot Bukittinggi hanya diwakili Sekda Martias Wanto.
Gubernur Sumbar dalam sambutannya mengatakan kebanggaan dengan dipilihnya Sumatera Barat sebagai salah satu tempat yang dipilih BPIP dalam rangkaian kegiatan sosialisasi dan silaturahmi.
"Ideologi Pancasila tidak ternilai harganya karena lahir dan tumbuh dari akar budaya masyarakat di seluruh Indonesia, di Sumbar, adat dan istiadat telah teruji sebagai perekat bangsa melalui nasionalisme," kata Mahyeldi.
Ia menyebut dengan 300 juta warga di negara ini dengan latar belakang suku dan bahasa berbeda, sudah cukup membuktikan ke dunia tentang rasa toleransi yang tinggi.
"Betapa hebatnya pendiri dan pemimpin bangsa ini yang mampu merawat keutuhan bangsa, sempat ada Gerakan NII dan berkat kerjasama semua pihak, kini mereka semua telah melepas baiatnya dan kembali ke Ideologi Pancasila," kata Gubernur.
Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Dr. Drs. Karjono Atmoharsono menjelaskan Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia yang bermakna bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mencerminkan jati diri dan pandangan hidup.
“Nilai-nilai itu merupakan kristalisasi dari pengalaman hidup yang menyejarah dan bersumber dari religiusitas, adat istiadat, kearifan lokal, pandangan atau filsafat pemikiran dan ideologi yang berkembang, budaya yang tumbuh dalam kehidupan bangsa, konsepsi hubungan individu dengan masyarakat yang sudah membudaya dalam masyarakat Indonesia," katanya menjelaskan.
Menurutnya konsepsi Pancasila sebagai ideologi negara muncul dari kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan hidup bangsa yang dikaitkan dengan tujuan bernegara.
“Pada titik ini, Pancasila diartikan sebagai seperangkat pemikiran-pemikiran (a set of beliefs) yang bersumber dari pengalaman di dalam kehidupan bangsa Indonesia dan diyakini kebenarannya karena mampu menjaga keberlanjutan kehidupan bangsa Indonesia dan menjadi bintang penuntun (leitstar dinamis) untuk mewujudkan cita-cita negara yakni Merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur," ujarnya.
Dalam rangkaian kegiatan BPIP di Sumbar turut diisi oleh narasumber ternama seperti putri Bung Hatta, Halida Hatta, Aktris senior Christine Hakim, sejarawan JJ Rizal, Bambang Irianto, Gilang Ramadhan dan tokoh lainnya.
Di ujung kegiatan, digelar pertunjukan “Kaba dari Minangkabau: Kisah Perjalanan Kebangsaan” yang dikemas dalam bentuk seni yang memadukan konsep “bakaba” dengan elemen seni Minangkabau, seperti silat, tari, musik, dendang dan monolog, yg berkisah tentang semangat kebangsaan Minangkabau.
Pertunjukan ini didukung oleh musisi dari Talago Buni, seniman dan penari dari ISI Padang Panjang, dan diarahkan oleh budayawan Garin Nugroho dan Edy Utama.