Padang, (ANTARA) - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono mengingatkan para pejabat pemerintah atau pun tokoh publik lainnya bijaksana saat menyampaikan sesuatu di ruang publik sehingga tidak melukai hati masyarakat.
"Para politisi, pimpinan, pejabat atau tokoh publik lainnya harus bijaksana ketika berbicara di ruang publik. Gunakan empati dan sensitivitas masyarakat," katanya yang akrab disapa AHY di Padang, Kamis.
AHY menilai tidak pantas jika tokoh-tokoh publik mengeluarkan pernyataan yang akhirnya mengusik ketenangan masyarakat, apalagi di tengah kondisi ekonomi seperti sekarang yang belum pulih karena pandemi COVID-19.
"Banyak hal, cara, dan diksi yang bisa digunakan ketika berbicara di ruang publik. Hindari kata-kata atau kebijakan yang jika dikeluarkan malah menyakiti masyarakat," katanya.
AHY tidak ingin menyebutkan nama orang per orangan terkait persoalan itu, karena yang diperlukan adalah kesadaran dan tidak mengulangnya kembali.
Ia juga mengingatkan kepada para tokoh publik agar sama-sama menjaga rasa toleransi di tengah keberagaman yang ada di Indonesia.
Hanya saja, lanjutnya, jangan sampai terjadi distorsi atas nama toleransi itu. Dalam artian mengesampingkan karakteristik dan kekhasan suatu daerah.
"Karakteristik dan kekhasan yang ada di tengah masyarakat tiap-tiap daerah juga harus dijunjung dan dihormati. Aspirasinya pun harus didengar," kata putera sulung dari Presiden ke-6 RI Susilo bambang Yudhoyono itu.
Sebelumnya, AHY melakukan safari di daerah Sumbar selama empat hari berturut-turut mulai dari Senin (21/3) dan mengunjungi sejumlah kabupaten atau kota.
Dalam safari tersebut ia didampingi oleh sejumlah kader Partai Demokrat, seperti Ketua DPD Demokrat Sumbar Ir Mulyadi, Anggota DPR-RI Rezka Oktoberia, Darizal Basir, Wasekjen PD Imelda Sari, Wakil Ketua DPRD Sumbar Suwirpen Suib, Ketua Fraksi Demokrat DPRD Sumbar Ali Tanjung, Ketua DPC Pasaman Rudi Apriasi, dan lainnya.
Tujuan utama dari sadari tersebut adalah mengunjungi daerah Pasaman Barat dan Pasaman yang terdampak gempa pada Jumat (25/2), di tempat itu menyerahkan bantuan berupa puluhan unit hunian sementara dan bahan makanan pokok. (*)
"Para politisi, pimpinan, pejabat atau tokoh publik lainnya harus bijaksana ketika berbicara di ruang publik. Gunakan empati dan sensitivitas masyarakat," katanya yang akrab disapa AHY di Padang, Kamis.
AHY menilai tidak pantas jika tokoh-tokoh publik mengeluarkan pernyataan yang akhirnya mengusik ketenangan masyarakat, apalagi di tengah kondisi ekonomi seperti sekarang yang belum pulih karena pandemi COVID-19.
"Banyak hal, cara, dan diksi yang bisa digunakan ketika berbicara di ruang publik. Hindari kata-kata atau kebijakan yang jika dikeluarkan malah menyakiti masyarakat," katanya.
AHY tidak ingin menyebutkan nama orang per orangan terkait persoalan itu, karena yang diperlukan adalah kesadaran dan tidak mengulangnya kembali.
Ia juga mengingatkan kepada para tokoh publik agar sama-sama menjaga rasa toleransi di tengah keberagaman yang ada di Indonesia.
Hanya saja, lanjutnya, jangan sampai terjadi distorsi atas nama toleransi itu. Dalam artian mengesampingkan karakteristik dan kekhasan suatu daerah.
"Karakteristik dan kekhasan yang ada di tengah masyarakat tiap-tiap daerah juga harus dijunjung dan dihormati. Aspirasinya pun harus didengar," kata putera sulung dari Presiden ke-6 RI Susilo bambang Yudhoyono itu.
Sebelumnya, AHY melakukan safari di daerah Sumbar selama empat hari berturut-turut mulai dari Senin (21/3) dan mengunjungi sejumlah kabupaten atau kota.
Dalam safari tersebut ia didampingi oleh sejumlah kader Partai Demokrat, seperti Ketua DPD Demokrat Sumbar Ir Mulyadi, Anggota DPR-RI Rezka Oktoberia, Darizal Basir, Wasekjen PD Imelda Sari, Wakil Ketua DPRD Sumbar Suwirpen Suib, Ketua Fraksi Demokrat DPRD Sumbar Ali Tanjung, Ketua DPC Pasaman Rudi Apriasi, dan lainnya.
Tujuan utama dari sadari tersebut adalah mengunjungi daerah Pasaman Barat dan Pasaman yang terdampak gempa pada Jumat (25/2), di tempat itu menyerahkan bantuan berupa puluhan unit hunian sementara dan bahan makanan pokok. (*)