New York (ANTARA) - Rubel menyentuh rekor terendah 110 terhadap dolar di Moskow pada Rabu (2/3), dan merangkak kembali mendekati 100 di platform perdagangan lainnya, meskipun terus di bawah tekanan karena sistem keuangan Rusia terhuyung-huyung di bawah beban sanksi Barat yang dikenakan atas invasi ke Ukraina.

Pasar saham Rusia tetap ditutup dan perdagangan obligasi menunjukkan spread bid-ask yang lebar dan volume yang kecil hingga tidak ada sama sekali.

Rubel jatuh 4,5 persen menjadi 106,02 terhadap dolar di perdagangan Moskow, sebelumnya mencapai 110,0, rekor terendah. Rubel telah kehilangan 30 persen dari nilainya terhadap dolar sejak awal tahun. Terhadap euro, rubel turun 2,5 persen pada Rabu (2/3) untuk menyelesaikan hari di 115,40.

Tetapi perdagangan di luar Rusia melihat mata uang rebound untuk mengakhiri hari naik 6,0 persen menjadi 100 pada platform EBS dan 7,6 persen pada 97,6 di tempat lain.

Mata uang ini masih lebih dari 20 persen lebih lemah daripada saat diperdagangkan selama paruh pertama Februari.

Pada platform EBS, rubel minggu ini memiliki tiga rentang harian terluas sejak 2010, dengan Senin (28/2) rentang terluas dalam catatan.

"Siapa yang tahu apa yang akan terjadi besok," kata Colin Stewart, kepala Amerika di Quant Insight di New York.

"Itu terlalu fluktuatif."

Rusia telah menanggapi pelemahan mata uang dengan menaikkan lebih dari dua kali lipat suku bunga acuan menjadi 20 persen, dan memberitahu perusahaan-perusahaan untuk mengkonversi 80 persen dari pendapatan mata uang asing mereka di pasar domestik karena bank sentral, yang sekarang berada di bawah sanksi Barat, telah menghentikan intervensi valuta asing.

Rubel yang lemah akan memukul standar hidup di Rusia dan memicu inflasi yang sudah tinggi, sementara sanksi Barat diperkirakan akan menciptakan kekurangan barang dan jasa penting seperti mobil atau penerbangan.

Banyak perusahaan internasional telah mengumumkan rencana untuk keluar dari Rusia, sementara peringkat kredit negara itu berada di bawah tekanan akibat krisis.

Lembaga pemeringkat kredit Moody's mengatakan sedang meninjau peringkat Rusia untuk penurunan peringkat, sebuah langkah yang "mencerminkan implikasi kredit negatif untuk profil kredit Rusia dari sanksi tambahan dan lebih berat yang dikenakan."

JPMorgan mengatakan sekitar 4,2 miliar dolar AS utang Rusia berisiko dikeluarkan dari indeks obligasi tingkat investasi.

Sementara itu, Scope Ratings mengatakan kontrol modal "menimbulkan pertanyaan signifikan seputar kesediaan negara Rusia untuk membayar utangnya kepada penduduk asing" sehari setelah memotong peringkat Rusia menjadi status sampah.

Langkah-langkah tersebut, Scope menambahkan, membuat Rusia "lebih rentan terhadap krisis perbankan dan likuiditas."

Dalam catatan terpisah, JPMorgan mengatakan ada resesi yang mendalam di Rusia dan bank sedang menilai kembali perkiraan makro regionalnya.

"Langkah terbaru yang menargetkan bank sentral Rusia (CBR) telah benar-benar mengubah gambaran," kata JPMorgan.

“Surplus transaksi berjalan Rusia yang besar dapat menampung arus keluar modal yang besar, tetapi dengan sanksi CBR dan SWIFT yang menyertainya, di atas pembatasan yang ada, kemungkinan pendapatan ekspor Rusia akan terganggu, dan arus keluar modal kemungkinan akan segera terjadi.”

Beberapa bank Rusia telah dilarang dari jaringan keuangan global SWIFT yang memfasilitasi transfer antar bank.

Karena rumah tangga dan bisnis di Rusia telah bergegas untuk mengubah rubel yang jatuh ke mata uang asing, bank menaikkan suku bunga deposito mata uang asing untuk menarik arus tersebut.

Pemberi pinjaman terbesar Rusia Sberbank menawarkan untuk membayar 4,0 persen pada deposito hingga 1.000 dolar AS, sementara pemberi pinjaman swasta terbesar Alfa Bank menawarkan 8,0 persen pada deposito dolar tiga bulan. Untuk setoran rubel, Sberbank menawarkan pengembalian tahunan 20 persen.

Sberbank mengatakan pada Rabu (2/3) bahwa pihaknya keluar dari hampir semua pasar Eropa, menyalahkan arus kas keluar yang besar dan ancaman terhadap staf dan propertinya, setelah ECB memerintahkan penutupan cabangnya di Eropa.

Saham bank yang diperdagangkan di London turun menjadi 4,5 sen dari 16 dolar AS pada awal tahun.

Exchange Traded Fund (ETF) - reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa - yang diperdagangkan di AS dari perusahaan Rusia dan lainnya yang sangat terekspos ke Rusia anjlok 13 persen pada Rabu (2/3), untuk penurunan 72 persen sejak pertengahan Februari.

Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" yang katanya tidak dirancang untuk menduduki wilayah tetapi untuk menghancurkan kemampuan militer tetangganya dan menangkap apa yang dianggapnya sebagai nasionalis berbahaya.

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : Joko Nugroho
Copyright © ANTARA 2024