Padang (ANTARA) - Lamang Tapai makanan khas Minangkabau masih banyak diminati oleh masyarakat kota Padang Sumatera barat.
Lamang Tapai diminati karena memiliki citarasa asam manis yang menggugah selera.
Tata cara pembuatan lamang tapai cukup kompleks, beras ketan merah dimasak seperti memasak nasi terlebih dahulu, kemudian dikasih ragi lalu disimpan selama tiga hari, sedangkan untuk lamang, beras ketannya dimasak bersama santan di dalam bambu.
Barsinus (62) salah seorang pedagang Lamang tapai di Pasar Raya kota Padang, Rabu, mengatakan satu porsi lamang tapai cukup murah, bisa Rp5 ribu sampai Rp10 ribu dan bisa dibeli per batang.
"Kalau satu batang lamang tapai harganya Rp60 ribu sampai Rp70 ribu," ujarnya.
Ia berdagang dari pukul 09.00 WIB dan akan pulang jika dagangan habis.
"Kalau seandainya Lamang Tapai tidak habis hari ini, Lamang ini dipanaskan lalu dijual kembali.
Ia menyiapkan Lamang Tapai yang sudah dimasak malam hari dan berjual di Pasar Raya kota Padang.
Barsinus sudah berdagang selama 10 tahun dan sudah berpindah tempat tapi masih di sekitar Pasar Raya kota Padang.
*Penulis merupakan mahasiswa magang Universitas PGRI Sumbar
Lamang Tapai diminati karena memiliki citarasa asam manis yang menggugah selera.
Tata cara pembuatan lamang tapai cukup kompleks, beras ketan merah dimasak seperti memasak nasi terlebih dahulu, kemudian dikasih ragi lalu disimpan selama tiga hari, sedangkan untuk lamang, beras ketannya dimasak bersama santan di dalam bambu.
Barsinus (62) salah seorang pedagang Lamang tapai di Pasar Raya kota Padang, Rabu, mengatakan satu porsi lamang tapai cukup murah, bisa Rp5 ribu sampai Rp10 ribu dan bisa dibeli per batang.
"Kalau satu batang lamang tapai harganya Rp60 ribu sampai Rp70 ribu," ujarnya.
Ia berdagang dari pukul 09.00 WIB dan akan pulang jika dagangan habis.
"Kalau seandainya Lamang Tapai tidak habis hari ini, Lamang ini dipanaskan lalu dijual kembali.
Ia menyiapkan Lamang Tapai yang sudah dimasak malam hari dan berjual di Pasar Raya kota Padang.
Barsinus sudah berdagang selama 10 tahun dan sudah berpindah tempat tapi masih di sekitar Pasar Raya kota Padang.
*Penulis merupakan mahasiswa magang Universitas PGRI Sumbar