Payakumbuh (ANTARA) - Pemerintah Kota Payakumbuh, Sumatera Barat melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa sekolah yang ada di daerah itu untuk memastikan setiap sekolah patuh kepada seluruh protokol kesehatan (prokes) yang telah disepakati di sekolah.
Wakil Wali Kota Payakumbuh, Erwin Yunaz di Payakumbuh, Rabu, mengatakan pada pelaksanaan sidak kali ini Pemkot Payakumbuh dibagi menjadi empat tim yang masing-masing mengunjungi beberapa sekolah.
"Saya hari ini mengunjungi tiga sekolah SD Raudhatul Jannah, SDN 20 Payakumbuh dan SMPN 2 Payakumbuh. Alhamdulillah dari tiga sekolah yang saya kunjungi, mereka patuh dalam menerapkan prokes," kata dia.
Pelaksanaan sidak ini merupakan tindak lanjut rapat evaluasi pelaksanaan sekolah tatap muka yang digelar pada Selasa (19/1) dan cukup banyak ditemukan pasien positif COVID-19 dari kalangan tenaga pendidik.
Masing-masing tim dipimpin oleh Wakil Walikota Erwin Yunaz, Sekda Pemkot Payakumbuh, Rida Ananda, Asisten I Pemkot Payakumbuh, Yufnani Away, dan Asisten II Elzadaswarman. Lebih dari sepuluh sekolah mulai dari SD, SMP, hingga SMA dikunjungi dan dicek sarana dan prasarana protokol kesehatannya.
Erwin mengatakan tujuan Pemko Payakumbuh selain membentuk kampung tangguh, juga sekolah tangguh karena saat ini sekolah tatap muka sudah diberlakukan, konsekuensi dari mengabaikan protokol kesehatan adalah anak-anak didik terpapar COVID-19.
"Protokol kesehatan adalah kunci utama memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Ini harus menjadi perhatian kita semua. Pihak sekolah, wali murid, dan pemerintah melalui instansi terkait harus memastikan 3M berjalan baik. Memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak," katanya didampingi Asisten III Armriul Dt. Karayiang dan Sekretaris Satpol PP Erizon.
Selain perhatian terhadap sarana protokol kesehatan, cara dan kebiasaan warga sekolah juga harus diperhatikan, jangan ada rekayasa protokol kesehatan karena kegiatan PBM tidak lepas dari kontak antar individu, di sana proses penularan bisa terjadi. Kunci utamanya adalah perilaku dari setiap unsur di sekolah terhadap sarana protokol kesehatan yang sudah ada.
"Percuma sarana disediakan kalau orangnya tidak mau mematuhi protokol kesehatan itu sendiri, sia-sia namanya, makanya kita dari Pemkot akan terus mengingatkan dan melakukan pengawasan kepada sekolah-sekolah demi berlangsungnya PBM tatap muka yang aman dari COVID-19," ujarnya.
Dihubungi terpisah, Sekda Rida Ananda berharap agar sekolah tatap muka tidak menjadi bumerang bagi Pemkot Payakumbuh atau tim gugus tugas COVID-19 setempat.
Sekda yang melakukan sidak di SMPN 4 Payakumbuh, SDN 26 Payakumbuh dan SMKN 1 Payakumbuh meminta kepala sekolah harus nyinyir dan beri sanksi guru yang tidak disiplin, karena taruhan bagi Pemkot Payakumbuh saat ini untuk melanjutkan sekolah tatap muka.
"Kami sudah lakukan tes cepat terhadap ribuan guru-guru yang ada, dan terhadap yang reaktif dilakukan tes usap, hasilnya cukup banyak juga yang didapatkan positif. Bisa-bisa nanti zona kita berubah menjadi merah, ini kan akan jadi bumerang juga bagi Kota Payakumbuh, kita tidak bisa lagi melakukan sekolah tatap muka," kata dia.
Namun, Rida mengapresiasi salah satu inovasi yang dihadirkan SMPN 4 Payakumbuh dengan menyediakan tempat pengambilan dan penyerahan tugas siswa. Sekolah menyediakan kotak yang disediakan dengan diberi label nama guru mata pelajaran yang bersangkutan.
"Ini bagus untuk dicontoh oleh sekolah lainnya di Payakumbuh, inovasi-inovasi lainnya yang bersifat membangun di tengah pandemi ini," ujarnya didampingi Kasatpol PP Payakumbuh Devitra.
Wakil Wali Kota Payakumbuh, Erwin Yunaz di Payakumbuh, Rabu, mengatakan pada pelaksanaan sidak kali ini Pemkot Payakumbuh dibagi menjadi empat tim yang masing-masing mengunjungi beberapa sekolah.
"Saya hari ini mengunjungi tiga sekolah SD Raudhatul Jannah, SDN 20 Payakumbuh dan SMPN 2 Payakumbuh. Alhamdulillah dari tiga sekolah yang saya kunjungi, mereka patuh dalam menerapkan prokes," kata dia.
Pelaksanaan sidak ini merupakan tindak lanjut rapat evaluasi pelaksanaan sekolah tatap muka yang digelar pada Selasa (19/1) dan cukup banyak ditemukan pasien positif COVID-19 dari kalangan tenaga pendidik.
Masing-masing tim dipimpin oleh Wakil Walikota Erwin Yunaz, Sekda Pemkot Payakumbuh, Rida Ananda, Asisten I Pemkot Payakumbuh, Yufnani Away, dan Asisten II Elzadaswarman. Lebih dari sepuluh sekolah mulai dari SD, SMP, hingga SMA dikunjungi dan dicek sarana dan prasarana protokol kesehatannya.
Erwin mengatakan tujuan Pemko Payakumbuh selain membentuk kampung tangguh, juga sekolah tangguh karena saat ini sekolah tatap muka sudah diberlakukan, konsekuensi dari mengabaikan protokol kesehatan adalah anak-anak didik terpapar COVID-19.
"Protokol kesehatan adalah kunci utama memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Ini harus menjadi perhatian kita semua. Pihak sekolah, wali murid, dan pemerintah melalui instansi terkait harus memastikan 3M berjalan baik. Memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak," katanya didampingi Asisten III Armriul Dt. Karayiang dan Sekretaris Satpol PP Erizon.
Selain perhatian terhadap sarana protokol kesehatan, cara dan kebiasaan warga sekolah juga harus diperhatikan, jangan ada rekayasa protokol kesehatan karena kegiatan PBM tidak lepas dari kontak antar individu, di sana proses penularan bisa terjadi. Kunci utamanya adalah perilaku dari setiap unsur di sekolah terhadap sarana protokol kesehatan yang sudah ada.
"Percuma sarana disediakan kalau orangnya tidak mau mematuhi protokol kesehatan itu sendiri, sia-sia namanya, makanya kita dari Pemkot akan terus mengingatkan dan melakukan pengawasan kepada sekolah-sekolah demi berlangsungnya PBM tatap muka yang aman dari COVID-19," ujarnya.
Dihubungi terpisah, Sekda Rida Ananda berharap agar sekolah tatap muka tidak menjadi bumerang bagi Pemkot Payakumbuh atau tim gugus tugas COVID-19 setempat.
Sekda yang melakukan sidak di SMPN 4 Payakumbuh, SDN 26 Payakumbuh dan SMKN 1 Payakumbuh meminta kepala sekolah harus nyinyir dan beri sanksi guru yang tidak disiplin, karena taruhan bagi Pemkot Payakumbuh saat ini untuk melanjutkan sekolah tatap muka.
"Kami sudah lakukan tes cepat terhadap ribuan guru-guru yang ada, dan terhadap yang reaktif dilakukan tes usap, hasilnya cukup banyak juga yang didapatkan positif. Bisa-bisa nanti zona kita berubah menjadi merah, ini kan akan jadi bumerang juga bagi Kota Payakumbuh, kita tidak bisa lagi melakukan sekolah tatap muka," kata dia.
Namun, Rida mengapresiasi salah satu inovasi yang dihadirkan SMPN 4 Payakumbuh dengan menyediakan tempat pengambilan dan penyerahan tugas siswa. Sekolah menyediakan kotak yang disediakan dengan diberi label nama guru mata pelajaran yang bersangkutan.
"Ini bagus untuk dicontoh oleh sekolah lainnya di Payakumbuh, inovasi-inovasi lainnya yang bersifat membangun di tengah pandemi ini," ujarnya didampingi Kasatpol PP Payakumbuh Devitra.