Padang (ANTARA) - Universitas Andalas (Unand) Padang meluncurkan program kampus merdeka untuk nagari mandiri sebagai komitmen melaksanakan program merdeka belajar yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.


"Untuk implementasi program merdeka belajar untuk nagari mandiri atau nagari tageh orientasinya membangun nagari jangka waktunya adalah enam bulan," kata Wakil Rektor I Unand Mansyurdin di Padang, Senin pada peluncuran secara daring.


Menurut dia dalam program kampus merdeka untuk nagari  mandiri masuk di dalamnya pelaksanaan   Kuliah Kerja Nyata selama 40 hari yang selama ini telah dilaksanakan.


"Kemudian bentuk pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa pada program ini adalah    terintegrasi dengan KKN tematik hingga penanggulangan bencana," kata dia.


Ia menjelaskan  ruang lingkup program kampus merdeka ini yaitu membangun desa mulai dari ekonomi, pendidikan,  sosial, hukum, kesehatan, kebencanaan  dan lainnya.


"Untuk tahap awal sebelum memulai program merdeka belajar di nagari maka langkah awal adalah mempelajari rencana kerja pemerintah nagari," ujarnya.


Setelah data rencana kerja pemerintah nagari diperoleh maka mahasiswa bisa memilih fokus yang akan menjadi aktivitas selama enam bulan.


Kemudian pihaknya juga akan membuat database nagari membangun sehingga setiap kegiatan yang dibuat tercatat hasilnya dan dampaknya.


Sementara Direktur Jenderal  Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof Nizam menyampaikan kegiatan kuliah kerja nyata sebagai pengejawantahan program kampus merdeka  bisa diperpanjang hingga satu tahun sehingga mahasiswa bisa melakukan pendampingan di desa.


Apalagi saat ini ada 78 ribu  menerima kucuran dana desa Rp1 miliar per desa dengan kondisi  27 ribu desa masih  dalam kondisi  desa tertinggal.


Kehadiran mahasiswa selama 6-12 bulan dapat  mendampingi perencanaan program, mulai dari kajian potensi desa, masalah dan tantangan pembangunan di  desa dan  menyusun prioritas pembangunan, merancang  program, katanya.


"Kemudian  mendesain  sarana dan prasarana, memberdayakan  masyarakat, bumdes, mensupervisi pembangunan,  hingga monitoring dan evaluasi sehingga efektifitas penggunaan dana desa untuk menggerakkan  pertumbuhan ekonomi dapat ditingkatkan,"  kata dia.


Dapat juga perguruan tinggi menyusun program mahasiswa  membangun desa dengan mengintegrasikan KKN dengan mata  kuliah dan kecakapan lain yang dibutuhkan mahasiswa sehingga  bobot kegiatan setara 20 SKS, ujarnya.


Dalam hal ini mahasiswa melaksanakan program, setiap bulan melaporkan  kegiatan, dosen memberi assignment, di akhir program mahasiswa  dapat membuat karya tulis berupa kajian pembangunan desa  sebagai tugas akhir, atau membuat karya video.




 

Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor : Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2024