Padang, (Antara)- Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Tria Suprajeni mengharapkan perguruan tinggi harus dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sehingga dapat diterima didunia kerja.
Hal ini penting diperhatikan mengingat saat ini perusahaan telah mulai mensyaratkan calon karyawannya memiliki kompetensi. Jika hal itu tidak menjadi prioritas maka lulusan perguruan tinggi akan sulit memasuki dunia kerja, kata Tria di Padang, Jumat.
Ia menyampaikan, hal itu saat tampil sebagai narasumber pada Diskusi Nasional Tantangan dan Peluang Pendidikan Tinggi Teknik Dalam Menunjang Kemandirian Bangsa digelar oleh Fakultas Teknik Universitas Andalas di Convention Hall Unand Limau Manis.
Tria menjelaskan kompetensi merupakan gabungan dari tiga hal yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap dimana ketiganya harus bersinergi.
Pengetahuan akan membimbing seseorang untuk tahu apa yang akan dilakukan, keterampilan akan mengarahkan seperti apa melakukan sesuatu dan sikap menentukan bagaimana seharusnya melakukan, kata dia.
Ia mencontohkan, seorang mahasiswa mengetahui ketika lampu pengatur lalu lintas yang menyala merah artinya harus berhenti. Hal itu diikuti oleh keterampilan menghentikan kendaraan.
Namun, karena dilihat tidak ada kendaraan lain dari arah berlawanan dan memutuskan untuk menerobos, maka sikap yang bersangkutan tidak tepat dan dalam kompetensi yang bersangkutan dinyatakan tidak memenuhi syarat, kata dia.
Menurutnya, saat belajar di perguruan tinggi mahasiswa lebih banyak dikenalkan kepada pengetahuan dan keterampilan , namun minim menekankan pentingnya sikap.
Akibatnya, banyak lulusan perguruan tinggi yang tidak siap memasuki dunia kerja sehingga sulit bersaing dalam mencari pekerjaan, kata dia.
Oleh sebab itu, hal ini harus menjadi pekerjaan rumah bagi perguruan tinggi, selain membekali mahasiswa dengan ijazah kelulusan harus diikuti dengan kompetensi pada bidang masing-masing. (*/sun)