Payakumbuh (ANTARA) - Meski mengalami defisit anggaran pada 2021, Pemerintah Kota Payakumbuh, Sumatera Barat memastikan akan tetap menganggarkan intensif bagi guru mengaji dan guru tahfiz yang ada di daerah itu.
Kabid PAUD dan PNFI Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh, Irwanto di Payakumbuh, Senin, mengatakan kesepakatan tetap diberikan insentif bulanan bagi tenaga pendidik pendidikan non formal tersebut telah dievaluasi dan dibahas bersama ratusan orang guru mengaji di TPQ/TPSQ/MDA/MDTA dan garin masjid di setiap kecamatan.
"Setiap bulannya guru mengaji dan tahfiz ini sudah mendapatkan haknya dari pemerintah Kota Payakumbuh, berupa insentif yang dikirim ke rekening secara rutin. Jumlah insentif itu sesuai dengan tingkatan sertifikasi mereka," kata dia seusai melakukan rapat untuk guru mengaji di daerah Payakumbuh Utara.
Pada tahun 2019 ada sebanyak 452 orang guru ngaji menerima insentif dan pada tahun 2020 sebanyak 453 orang guru ngaji.
"Besaran yang diterima oleh guru TPQ yang bersertifikasi A sebesar Rp450.000, sertifikasi B sebesar Rp400.000, sertifikasi C sebesar Rp380.000, dan non sertifikasi sebesar Rp368.500," kata Irwanto didampingi Kasi PNFI Asmar.
Ia mengatakan dengan anggaran yang mencapai Rp2,18 miliar pada tahun 2020, pemkot juga melakukan gebrakan baru dengan menyertakan 40 orang guru tahfiz yang juga ikut mendapatkan insentif.
Diantara kota/kabupaten lainnya di Sumbar, baru Payakumbuh yang mengalokasikan APBD di dinas pendidikan untuk insentif guru tahfiz tersebut.
"Saat ini, guru tahfiz baru masuk ke kategori non sertifikasi. Kita akui karena keterbatasan anggaran belum semua guru ngaji yang dapat difasilitasi oleh dana insentif ini, namun seiring waktu berjalan tentu akan ada peningkatan, tergantung bagaimana persetujuan DPRD dan kepala daerah kita," ujarnya.
Pada kesempatan itu Camat Payakumbuh Utara, Desfitawarni mengatakan untuk di Kecamatan Payakumbuh Utara ada sebanyak 139 orang guru ngaji yang mendapatkan dana insentif dari Pemkot Payakumbuh.
Menurutnya, setidaknya dengan tetap adanya insentif ini guru mengaji tetap merasa terbantu selama pandemi COVID-19.
"Kami tetap akan terus menggerakkan ruh agama Islam di Payakumbuh, guru mengaji memiliki peran penting di tengah sendi kehidupan masyarakat, melalui mereka lahir para qori, hafiz, imam, mubaligh, dan calon-calon pemimpin masa depan. Eksistensi mereka harus kita perhatikan," kata dia.
Salah seorang guru mengaji di Kelurahan Tigo Koto Diateh, Syahril M mengatakan adanya insentif bagi guru mengaji ini sangat diapresiasi sekali olehnya meskipun ia tidak mengharap materi melainkan pertanggung jawabannya dunia akhirat.
"Kami tentu akan melaksanakan kewajiban kepada anak-anak didik, biarlah Allah yang akan membalasnya. Masukan kami adalah untuk yang akan datang kendala mengajar seperti jam belajar anak dan perhatian orang tua harus ditingkatkan. Juga kalau bisa untuk lembaga keagamaan di tingkatkanlah sarananya supaya bisa nyaman anak belajar agama, seperti di sekolah," katanya.
Sementara Kepala KUA Payakumbuh Utara, Asrul mengatakan kementerian agama melalui Kantor Kemenag mengapresiasi Pemkot Payakumbuh atas kebijakan adanya insentif guru mengaji dan garin mesjid. Tak banyak daerah yang punya kebijakan seperti ini.
"Kami menyadari begitu pentingnya guru TPQ bagi generasi kita, dengan adanya insentif ini sebagai bentuk penghargaan dari pemkot, meski jumlahnya tak banyak, namun kita patut bersyukur dan berterimakasih atas perhatian wali kota Riza terhadap guru-guru ngaji di Payakumbuh," ujarnya.***3***
Kabid PAUD dan PNFI Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh, Irwanto di Payakumbuh, Senin, mengatakan kesepakatan tetap diberikan insentif bulanan bagi tenaga pendidik pendidikan non formal tersebut telah dievaluasi dan dibahas bersama ratusan orang guru mengaji di TPQ/TPSQ/MDA/MDTA dan garin masjid di setiap kecamatan.
"Setiap bulannya guru mengaji dan tahfiz ini sudah mendapatkan haknya dari pemerintah Kota Payakumbuh, berupa insentif yang dikirim ke rekening secara rutin. Jumlah insentif itu sesuai dengan tingkatan sertifikasi mereka," kata dia seusai melakukan rapat untuk guru mengaji di daerah Payakumbuh Utara.
Pada tahun 2019 ada sebanyak 452 orang guru ngaji menerima insentif dan pada tahun 2020 sebanyak 453 orang guru ngaji.
"Besaran yang diterima oleh guru TPQ yang bersertifikasi A sebesar Rp450.000, sertifikasi B sebesar Rp400.000, sertifikasi C sebesar Rp380.000, dan non sertifikasi sebesar Rp368.500," kata Irwanto didampingi Kasi PNFI Asmar.
Ia mengatakan dengan anggaran yang mencapai Rp2,18 miliar pada tahun 2020, pemkot juga melakukan gebrakan baru dengan menyertakan 40 orang guru tahfiz yang juga ikut mendapatkan insentif.
Diantara kota/kabupaten lainnya di Sumbar, baru Payakumbuh yang mengalokasikan APBD di dinas pendidikan untuk insentif guru tahfiz tersebut.
"Saat ini, guru tahfiz baru masuk ke kategori non sertifikasi. Kita akui karena keterbatasan anggaran belum semua guru ngaji yang dapat difasilitasi oleh dana insentif ini, namun seiring waktu berjalan tentu akan ada peningkatan, tergantung bagaimana persetujuan DPRD dan kepala daerah kita," ujarnya.
Pada kesempatan itu Camat Payakumbuh Utara, Desfitawarni mengatakan untuk di Kecamatan Payakumbuh Utara ada sebanyak 139 orang guru ngaji yang mendapatkan dana insentif dari Pemkot Payakumbuh.
Menurutnya, setidaknya dengan tetap adanya insentif ini guru mengaji tetap merasa terbantu selama pandemi COVID-19.
"Kami tetap akan terus menggerakkan ruh agama Islam di Payakumbuh, guru mengaji memiliki peran penting di tengah sendi kehidupan masyarakat, melalui mereka lahir para qori, hafiz, imam, mubaligh, dan calon-calon pemimpin masa depan. Eksistensi mereka harus kita perhatikan," kata dia.
Salah seorang guru mengaji di Kelurahan Tigo Koto Diateh, Syahril M mengatakan adanya insentif bagi guru mengaji ini sangat diapresiasi sekali olehnya meskipun ia tidak mengharap materi melainkan pertanggung jawabannya dunia akhirat.
"Kami tentu akan melaksanakan kewajiban kepada anak-anak didik, biarlah Allah yang akan membalasnya. Masukan kami adalah untuk yang akan datang kendala mengajar seperti jam belajar anak dan perhatian orang tua harus ditingkatkan. Juga kalau bisa untuk lembaga keagamaan di tingkatkanlah sarananya supaya bisa nyaman anak belajar agama, seperti di sekolah," katanya.
Sementara Kepala KUA Payakumbuh Utara, Asrul mengatakan kementerian agama melalui Kantor Kemenag mengapresiasi Pemkot Payakumbuh atas kebijakan adanya insentif guru mengaji dan garin mesjid. Tak banyak daerah yang punya kebijakan seperti ini.
"Kami menyadari begitu pentingnya guru TPQ bagi generasi kita, dengan adanya insentif ini sebagai bentuk penghargaan dari pemkot, meski jumlahnya tak banyak, namun kita patut bersyukur dan berterimakasih atas perhatian wali kota Riza terhadap guru-guru ngaji di Payakumbuh," ujarnya.***3***