Padang, (ANTARA) - Tim riset Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bung Hatta (UBH) yang terdiri dari Dr.Evi Susanti Tasri S.E.M.Si, Dr (cand) Kasman Karimi,S.E,M.Si dan Dr.Irwan Muslim S.E,M.P membahas model evaluasi pembangunan berwawasan lingkungan dalam Focus Grup Discussion (FGD) yang digelar secara daring pada Kamis (22/10).
Ketua Tim Riset UBH Dr Evi Susanti Tasri di Padang, Kamis mengatakan Universitas Bung Hatta bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Walhi Sumbar untuk melakukan pembahasan riset berupa model yang akan dijadikan rekomendasi bagai pemerintah setempat dalam melakukan kajian dan pengembangan lingkungan.
Ia menjelaskan forum ini merupakan wadah publikasi hasil uji coba produk penelitian berupa model evaluasi pembangunan berwawasan lingkungan
"Hasil riset ini sudah dipublikasi pada forum seminar internasional terindeks scopus dan publikasi ilmiah berupa jurnal internasional serta buku. Dan yang tidak kalah penting adalah dokumentasi hasil kajian berupa rekomendasi kebijakan," kata dia.
Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan dan ini merupakan tahun kedua dari tiga tahun yang direncanakan
Ia menjelaskan model evaluasi pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan terdiri dari beberapa model kajian yaitu aspek model kajian kerugian bencana sebagai sebab dan dampak ekonomi.
Kemudian model yg mengkaji dampak eksploitasi sumberdaya alam pada ekonomi kesehatan dan lingkungan.
Kemudian di bagian akhir merupakan kajian bagaimana pelaksanaan program pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan oleh pemerintah daerah.
Untuk model kualitas lingkungan dan faktor ekonomi ditemukan bahwa pendapatan, angkatan kerja dan jumlah industri berpengaruh pada banyak bencana yang terjadi.
Sementara model kerugian bencana berpengaruh negatif terhadap tingkat pendapatan masyarakat dan pihaknya menyimpulkan bencana sebagai sebab dan akibat variabel ekonomi yang memberikan kerugian terhadap sosial ekonomi, kesehatan dan lingkungan.
"Kerugian bencana merupakan sebab dan akibat dari kemiskinan," katanya
Ia merinci sejumlah bencana yang terjadi di Sumbar sejak 1990 hingga 2009 terdiri dari banjir sebanyak 357 kali atau 62 persen, longsor 196 kali atau 34 persen dan kebakaran 26 kali atau 14 persen.
"Semoga kita mampu merawat lingkungan selaras dengan pembangunan yang dilaksanakan agar dapat mewariskan lingkungan yang sehat pada generasi mendatang dan tercapai pembangunan ekonomi," kata dia
Ia mengatakan kajian ini makin mempertegas bahwa masalah lingkungan dan ekonomi saling mempengaruhi.
Pihaknya berharap kebijakan pembangunan yang dilakukan dan kebijakan pengelolaan sumber daya lingkungan bisa saling bersinergi agar tercapai pembangunan yang menyejahterakan masyarakat.
"Syaratnya dengan tetap menjaga kualitas lingkungan dan terwujudnya pembangunan berkelanjutan," katanya.
Sementara itu Rektor Universitas Bung Hatta Prof Tafdil Husni yang membuka FGD mengatakan kajian isu lingkungan merupakan isu yg penting dalam mewujud pemb berkelanjutan.
"Kita mendorong makin tumbuhnya kajian kajian ilmiah serupa dimasa yang akan datang sebagai kontribusi akademisi," kata dia.
Dalam FGD tersebut sejumlah panelis memaparkan materi mereka mulai dari Direktur PELH Kemenlu RI Agustaviano Sofjan dengan materi Diplomasi Lingkungan Hidup Untuk Mendukung Pembangunan Nasional dan Kesejahteraan Masyarakat.
Selanjutnya Dekan Fakultas Ekonomi UNP Idris dengan materi Kebijakan Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan Hidup.
Kemudian Soeryo Adiwiwibowo dari Fakultas Ekologi Manusia IPB University dan Rizka Zulfikar dari Fakultas Ekonomi Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari.***2***
Ketua Tim Riset UBH Dr Evi Susanti Tasri di Padang, Kamis mengatakan Universitas Bung Hatta bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Walhi Sumbar untuk melakukan pembahasan riset berupa model yang akan dijadikan rekomendasi bagai pemerintah setempat dalam melakukan kajian dan pengembangan lingkungan.
Ia menjelaskan forum ini merupakan wadah publikasi hasil uji coba produk penelitian berupa model evaluasi pembangunan berwawasan lingkungan
"Hasil riset ini sudah dipublikasi pada forum seminar internasional terindeks scopus dan publikasi ilmiah berupa jurnal internasional serta buku. Dan yang tidak kalah penting adalah dokumentasi hasil kajian berupa rekomendasi kebijakan," kata dia.
Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan dan ini merupakan tahun kedua dari tiga tahun yang direncanakan
Ia menjelaskan model evaluasi pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan terdiri dari beberapa model kajian yaitu aspek model kajian kerugian bencana sebagai sebab dan dampak ekonomi.
Kemudian model yg mengkaji dampak eksploitasi sumberdaya alam pada ekonomi kesehatan dan lingkungan.
Kemudian di bagian akhir merupakan kajian bagaimana pelaksanaan program pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan oleh pemerintah daerah.
Untuk model kualitas lingkungan dan faktor ekonomi ditemukan bahwa pendapatan, angkatan kerja dan jumlah industri berpengaruh pada banyak bencana yang terjadi.
Sementara model kerugian bencana berpengaruh negatif terhadap tingkat pendapatan masyarakat dan pihaknya menyimpulkan bencana sebagai sebab dan akibat variabel ekonomi yang memberikan kerugian terhadap sosial ekonomi, kesehatan dan lingkungan.
"Kerugian bencana merupakan sebab dan akibat dari kemiskinan," katanya
Ia merinci sejumlah bencana yang terjadi di Sumbar sejak 1990 hingga 2009 terdiri dari banjir sebanyak 357 kali atau 62 persen, longsor 196 kali atau 34 persen dan kebakaran 26 kali atau 14 persen.
"Semoga kita mampu merawat lingkungan selaras dengan pembangunan yang dilaksanakan agar dapat mewariskan lingkungan yang sehat pada generasi mendatang dan tercapai pembangunan ekonomi," kata dia
Ia mengatakan kajian ini makin mempertegas bahwa masalah lingkungan dan ekonomi saling mempengaruhi.
Pihaknya berharap kebijakan pembangunan yang dilakukan dan kebijakan pengelolaan sumber daya lingkungan bisa saling bersinergi agar tercapai pembangunan yang menyejahterakan masyarakat.
"Syaratnya dengan tetap menjaga kualitas lingkungan dan terwujudnya pembangunan berkelanjutan," katanya.
Sementara itu Rektor Universitas Bung Hatta Prof Tafdil Husni yang membuka FGD mengatakan kajian isu lingkungan merupakan isu yg penting dalam mewujud pemb berkelanjutan.
"Kita mendorong makin tumbuhnya kajian kajian ilmiah serupa dimasa yang akan datang sebagai kontribusi akademisi," kata dia.
Dalam FGD tersebut sejumlah panelis memaparkan materi mereka mulai dari Direktur PELH Kemenlu RI Agustaviano Sofjan dengan materi Diplomasi Lingkungan Hidup Untuk Mendukung Pembangunan Nasional dan Kesejahteraan Masyarakat.
Selanjutnya Dekan Fakultas Ekonomi UNP Idris dengan materi Kebijakan Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan Hidup.
Kemudian Soeryo Adiwiwibowo dari Fakultas Ekologi Manusia IPB University dan Rizka Zulfikar dari Fakultas Ekonomi Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari.***2***