New York (ANTARA) - Harga minyak turun pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena pasar memperkirakan pemulihan cepat untuk platform-platform produksi yang ditutup menjelang badai yang melanda Teluk Meksiko dan menghantam Louisiana.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengirimam Oktober, yang berakhir pada Jumat, turun 55 sen atau 1,2 persen, menjadi menetap di 45,09 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) berkurang 35 sen atau 0,8 persen menjadi ditutup pada 43,04 dolar AS per barel.
Badai melanda Louisiana pada Kamis pagi (27/8/2020) dengan angin berkecepatan 150 mil (240 kilometer) per jam, merusak bangunan, merobohkan pohon, dan memutus aliran listrik ke lebih dari 400.000 orang di Louisiana dan Texas. Gelombang badai kurang dari yang diperkirakan, menyelamatkan pabrik-pabrik di darat dari banjir yang dikhawatirkan.
Produsen minyak pada Selasa (25/8/2020) telah menutup 1,56 juta barel per hari (bph) produksi minyak mentah, atau 84 persen dari produksi Teluk Meksiko, mengevakuasi 310 fasilitas lepas pantai.
BP mengatakan Kamis (27/8/2020) bahwa pihaknya sudah bersiap untuk kembali ke fasilitas yang dioperasikan perusahaan di perairan dalam Teluk Meksiko untuk memeriksa potensi kerusakan dari badai tersebut.
Pada saat yang sama, penyuling yang mengubah hampir 2,33 juta barel per hari minyak mentah menjadi bahan bakar, dan menyumbang sekitar 12 persen dari pemrosesan di AS, menghentikan operasinya.
"Di satu sisi, penutupan kilang mengurangi permintaan minyak mentah, tetapi pada saat yang sama produksi Teluk Meksiko ditutup, hampir saling mengimbangi," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston.
Exxon Mobil Corp mengatakan telah menghubungi karyawannya dari kilang minyak 369.000 barel per hari dan pabrik kimia di Beaumont, Texas, dan mempersiapkan penghitungan awal kerusakan. Pabrik besar itu adalah salah satu dari enam pabrik di sepanjang baris penyulingan Gulf Coast yang ditutup minggu ini menjelang badai.
"Orang-orang ini telah melalui latihan ini berkali-kali," kata Jennifer Rowland, analis senior di Edward Jones di St. Louis. "Mereka tahu cara menurunkan unit-unit itu dan menaikkannya kembali dalam beberapa hari ... seharusnya tidak berdampak besar," tambahnya.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengirimam Oktober, yang berakhir pada Jumat, turun 55 sen atau 1,2 persen, menjadi menetap di 45,09 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) berkurang 35 sen atau 0,8 persen menjadi ditutup pada 43,04 dolar AS per barel.
Badai melanda Louisiana pada Kamis pagi (27/8/2020) dengan angin berkecepatan 150 mil (240 kilometer) per jam, merusak bangunan, merobohkan pohon, dan memutus aliran listrik ke lebih dari 400.000 orang di Louisiana dan Texas. Gelombang badai kurang dari yang diperkirakan, menyelamatkan pabrik-pabrik di darat dari banjir yang dikhawatirkan.
Produsen minyak pada Selasa (25/8/2020) telah menutup 1,56 juta barel per hari (bph) produksi minyak mentah, atau 84 persen dari produksi Teluk Meksiko, mengevakuasi 310 fasilitas lepas pantai.
BP mengatakan Kamis (27/8/2020) bahwa pihaknya sudah bersiap untuk kembali ke fasilitas yang dioperasikan perusahaan di perairan dalam Teluk Meksiko untuk memeriksa potensi kerusakan dari badai tersebut.
Pada saat yang sama, penyuling yang mengubah hampir 2,33 juta barel per hari minyak mentah menjadi bahan bakar, dan menyumbang sekitar 12 persen dari pemrosesan di AS, menghentikan operasinya.
"Di satu sisi, penutupan kilang mengurangi permintaan minyak mentah, tetapi pada saat yang sama produksi Teluk Meksiko ditutup, hampir saling mengimbangi," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston.
Exxon Mobil Corp mengatakan telah menghubungi karyawannya dari kilang minyak 369.000 barel per hari dan pabrik kimia di Beaumont, Texas, dan mempersiapkan penghitungan awal kerusakan. Pabrik besar itu adalah salah satu dari enam pabrik di sepanjang baris penyulingan Gulf Coast yang ditutup minggu ini menjelang badai.
"Orang-orang ini telah melalui latihan ini berkali-kali," kata Jennifer Rowland, analis senior di Edward Jones di St. Louis. "Mereka tahu cara menurunkan unit-unit itu dan menaikkannya kembali dalam beberapa hari ... seharusnya tidak berdampak besar," tambahnya.