Padang (ANTARA) - GubernurIrwan Prayitnomengatakan saat ini SumateraBaratsudah masuk kedalam pemulihan ekonomi dengan memenuhi syarat dari kajian epidemiologi dan menghitung angka penurunan positif COVID-19.
Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Barat sebagai pembicara utamadalam acara web seminar (Webinar) Ikatan Akutansi Indonesia (IAI) Sumatera Barat "Pemulihan Ekonomi Lokal Dalam Tatanan Kehidupan Normal Baru" di rumah dinas Gubernur Kamis.
"Apakah masuk ke zona hijau, kuning, orange maupun zona merah, tapi kalau dinyatakan masuk ke zona hijau atau setidaknya zona kuning itu sudah bisa masuk kepada pemulihan ekonomi," ucap Irwan Prayitno.
Irwanjuga mengatakan dari WHO kajian epidemiologi menyebutkan reproduction number terus bawah satu dalam konteks dua minggu paling sedikit artinya, dalam waktu lebih dari dua minggu harus di bawah satu.
"Dan penularan tidak boleh lebih dari satu, kalau lebih dari satu maka tidak bisa pemulihan ekonomi, kemudian juga dari segi pengendalian COVID-19 transmisi lokal, transmisi import kita harus mampu mengendalikan dengan beberapa patokan pedoman," katanya.
Irwanmengatakan dari sistem kesehatan juga akan disiapkan ketika pemulihan ekonomi, otomatis masyarakat pasti keluar rumah. Maka dari itu perlu disiapkan yang namanya sistem kesehatan diantaranya laboratorium, rumah sakit termasuk juga tempat karantina dan juga beberapa persiapan untuk kesehatanpun harus dilakukan termasuk juga kesadaran masyarakat dalam disiplin protokol COVID-19.
"Sebagai satu gambaran kita di Sumatera Barat telah memproduksi tracing terbanyak 0,7 persen dari seluruh Indonesia positif COVID-19. Sumbar sempat berada pada urutan pertama di Sumatera dan urutan kelima se Indonesia pada 24-25 Mei kasus positif COVIDterbanyak. Dan saat ini sudah masuk ke urutan yang ke-17 dan dinilai mampu kendalikan," ujarnya.
Irwan dari gambaran di atas kita harus siap untuk memulihkan ekonomi, sistem kesehatanpun juga harus siap dan masyarakat pun harus siap untuk mengikuti protokol kesehatan. Sebagai upaya pendekatan untuk menghentikan penyebaran COVID-19 ditengah-tengah masyarakat.
"Sumatera Barat secara statistik selalu menjadi tertinggi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) disektor pertanian, peternakan perkebunan perikanan dan kehutanansehingga mencapai 22 persen hingga 23 persen intinya adalah yang terbanyak dan dalam artian sektor tenaga kerja terbanyak dari pertanian lebih dari 50 persen bahkan lebih. Hal ini untuk diketahui terkait dengan COVID-19 sektor pertanian tidak terdampak dari setiap produknya," ucapnya.
Sumatera Barat terkait dengan pertanian perkebunan melalui SKPD yang membidangi pertanian, peternakan industri perdagangan dan juga dengan UMKM itu melakukan berbagai kebijakan supaya mempercepat distribusi Pupuk kemudian benih, pemasaran dan termasuk dukungan dari sektor pertanian kepada perkebunan perikanan jadi ini sudah berjalan.
Kemudian yang amat diseriuskan terdampak adalah UMKM, perdagangan dan pariwisata maupun jasa memang betul sangat terdampak semenjak diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Untuk pariwisata dan restoran kendalanya banyak, otoritas dari Bupati Walikota sudah banyak yang memberikan keringanan dengan tidak membayar pajak restoran, hotel dan boleh menunda pembayaran atau memberikan kelonggaran tidak terkena denda," sebut Irwan
Gubernur Sumbar jelaskan, terkait dengan pemulihan ekonomi untuk pariwisata banyak efeknya kemana-mana telah dibuka hotel, restoran, tempat wisata sebagai garisan umum silahkan dibuka, termasuk menerima wisatawan asing dari manapun dengan syarat yang masuk berpergian, berwisata yang berjualan berdagang mesti aman dari COVID-19 dengan membuktikan hasil dari tes usap kemudian mengikuti protokol kesehatan.
"Untuk wisatawan sudah masuk paket-paket para wisatawan asing pada bulan Juli tentu harus mengikuti syarat protokol kesehatan, dan hasil tes usap,"kata Irwan.
Melihat dari fakta yang ada pada saat ini para wisatawan dari luar negeri atau wisatawan asing sudah ada yang masuk ke Sumbar, kemudian dari daerah tetangga juga sudah masuk.
Tentu semua ini dengan dua syarat yaitu swabmelalui rapidtes sesuai dengan SE dirjen Laut, Darat, Udara, dengan demikian dilakukan agar wisatawan jalan kegiatan lainpun jalan. Dan juga melakukan swab gratis untuk pelaku hotel pegawainya sudah diswab termasuk cleaning servis, restauran juga sama termasuk juga sopir angkot dan taxi juga sudah.
Hal ini sebagai jaminan mereka negatif COVID, kata gubernur ketika mereka beraktifitasterkendali dalam penanganan pandemi dan Pemprov Sumbar juga melakukan setiap pelaku wisata digratiskan swabnya termasuk juga pelayanan publik masyarakat.
Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Barat sebagai pembicara utamadalam acara web seminar (Webinar) Ikatan Akutansi Indonesia (IAI) Sumatera Barat "Pemulihan Ekonomi Lokal Dalam Tatanan Kehidupan Normal Baru" di rumah dinas Gubernur Kamis.
"Apakah masuk ke zona hijau, kuning, orange maupun zona merah, tapi kalau dinyatakan masuk ke zona hijau atau setidaknya zona kuning itu sudah bisa masuk kepada pemulihan ekonomi," ucap Irwan Prayitno.
Irwanjuga mengatakan dari WHO kajian epidemiologi menyebutkan reproduction number terus bawah satu dalam konteks dua minggu paling sedikit artinya, dalam waktu lebih dari dua minggu harus di bawah satu.
"Dan penularan tidak boleh lebih dari satu, kalau lebih dari satu maka tidak bisa pemulihan ekonomi, kemudian juga dari segi pengendalian COVID-19 transmisi lokal, transmisi import kita harus mampu mengendalikan dengan beberapa patokan pedoman," katanya.
Irwanmengatakan dari sistem kesehatan juga akan disiapkan ketika pemulihan ekonomi, otomatis masyarakat pasti keluar rumah. Maka dari itu perlu disiapkan yang namanya sistem kesehatan diantaranya laboratorium, rumah sakit termasuk juga tempat karantina dan juga beberapa persiapan untuk kesehatanpun harus dilakukan termasuk juga kesadaran masyarakat dalam disiplin protokol COVID-19.
"Sebagai satu gambaran kita di Sumatera Barat telah memproduksi tracing terbanyak 0,7 persen dari seluruh Indonesia positif COVID-19. Sumbar sempat berada pada urutan pertama di Sumatera dan urutan kelima se Indonesia pada 24-25 Mei kasus positif COVIDterbanyak. Dan saat ini sudah masuk ke urutan yang ke-17 dan dinilai mampu kendalikan," ujarnya.
Irwan dari gambaran di atas kita harus siap untuk memulihkan ekonomi, sistem kesehatanpun juga harus siap dan masyarakat pun harus siap untuk mengikuti protokol kesehatan. Sebagai upaya pendekatan untuk menghentikan penyebaran COVID-19 ditengah-tengah masyarakat.
"Sumatera Barat secara statistik selalu menjadi tertinggi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) disektor pertanian, peternakan perkebunan perikanan dan kehutanansehingga mencapai 22 persen hingga 23 persen intinya adalah yang terbanyak dan dalam artian sektor tenaga kerja terbanyak dari pertanian lebih dari 50 persen bahkan lebih. Hal ini untuk diketahui terkait dengan COVID-19 sektor pertanian tidak terdampak dari setiap produknya," ucapnya.
Sumatera Barat terkait dengan pertanian perkebunan melalui SKPD yang membidangi pertanian, peternakan industri perdagangan dan juga dengan UMKM itu melakukan berbagai kebijakan supaya mempercepat distribusi Pupuk kemudian benih, pemasaran dan termasuk dukungan dari sektor pertanian kepada perkebunan perikanan jadi ini sudah berjalan.
Kemudian yang amat diseriuskan terdampak adalah UMKM, perdagangan dan pariwisata maupun jasa memang betul sangat terdampak semenjak diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Untuk pariwisata dan restoran kendalanya banyak, otoritas dari Bupati Walikota sudah banyak yang memberikan keringanan dengan tidak membayar pajak restoran, hotel dan boleh menunda pembayaran atau memberikan kelonggaran tidak terkena denda," sebut Irwan
Gubernur Sumbar jelaskan, terkait dengan pemulihan ekonomi untuk pariwisata banyak efeknya kemana-mana telah dibuka hotel, restoran, tempat wisata sebagai garisan umum silahkan dibuka, termasuk menerima wisatawan asing dari manapun dengan syarat yang masuk berpergian, berwisata yang berjualan berdagang mesti aman dari COVID-19 dengan membuktikan hasil dari tes usap kemudian mengikuti protokol kesehatan.
"Untuk wisatawan sudah masuk paket-paket para wisatawan asing pada bulan Juli tentu harus mengikuti syarat protokol kesehatan, dan hasil tes usap,"kata Irwan.
Melihat dari fakta yang ada pada saat ini para wisatawan dari luar negeri atau wisatawan asing sudah ada yang masuk ke Sumbar, kemudian dari daerah tetangga juga sudah masuk.
Tentu semua ini dengan dua syarat yaitu swabmelalui rapidtes sesuai dengan SE dirjen Laut, Darat, Udara, dengan demikian dilakukan agar wisatawan jalan kegiatan lainpun jalan. Dan juga melakukan swab gratis untuk pelaku hotel pegawainya sudah diswab termasuk cleaning servis, restauran juga sama termasuk juga sopir angkot dan taxi juga sudah.
Hal ini sebagai jaminan mereka negatif COVID, kata gubernur ketika mereka beraktifitasterkendali dalam penanganan pandemi dan Pemprov Sumbar juga melakukan setiap pelaku wisata digratiskan swabnya termasuk juga pelayanan publik masyarakat.