Muaro (ANTARA) - Pengelolaan sampah di Kabupaten Sijunjung terus ditingkatkan melalui keberadaan Bank Sampah Lansek Manih yang dikelola oleh Dinas Perumahan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim-LH) daerah itu.
Selain untuk menjaga kebersihan lingkungan, bank tersebut juga menjadikan sampah lebih bernilai ekonomi yang mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah bagi masyarakat menyadari peluang itu, seperti dirilis tim media center, Rabu.
Semenjak berdirinya Bank Sampah Lansek Manih yang terletak di Jl.Sudirman, Muaro Sijunjung selama satu tahun terakhir, keberadaannya telah mengedukasi dan menambah pengetahuan masyarakat tentang bagaimana cara mengelola sampah dengan baik dan benar.
Sampah yang selama ini dianggap sebagai benda yang tak berguna, kini bisa menjadi butiran emas dan rupiah.
“Hingga kini ada sekitar 300 nasabah kita di bank sampah. Jumlah itu tersebar di sejumlah nagari dan kecamatan, bukan di pusat kabupaten saja. Karena sebelum bank sampah ini didirikan, pengkaderan dan pembentukan kelompok di masyarakat telah dilakukan, sebagai langkah persiapan,” tutur Riki Maineldi Neri, Kepala Dinas Perkim-LH Sijunjung.
Riki menjelaskan, tujuannya mendirikan bank sampah adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang sampah, sekaligus untuk memelihara lingkungan.
“Sebenarnya ini lebih kepada motivasi kepada masyarakat. Lingkungan kita terjaga dari pencemaran sampah, juga membantu secara ekonomi ditengah masyarakat,” tuturnya didampingi Ruli Irfando selaku marketing di bank sampah.
Cara kerja bank sampah pun cukup sederhana, tidak ribet. Artinya kegiatan ini bisa menjadi sampingan bagi masyarakat yang mau menambah penghasilan.
Warga hanya mengumpulkan sampah sesuai jenisnya, kemudian disetor ke bank sampah, bisa diantar langsung atau dijemput oleh petugas bank.
Sampah yang dikumpulkan tadi selanjutnya ditimbang, jika nasabah menginginkan pembayaran langsung juga diperbolehkan, atau ditabung juga bisa.
“Sampah yang ditabung minimal beratnya satu kilogram. Setelah dicatat petugas, jumlah saldo di buku tabungan nasabah akan dikalkulasikan kedepannya. Bahkan ada tabungan nasabah yang sudah berjumlah satu juta lebih, itu dari petugas K3. Memang sengaja mereka tabung dulu,” ungkapnya.
Selain itu, masyarakat juga bisa menukarkan (barter) sampah mereka dengan barang-barang hasil kerajinan tangan, atau barang yang bermanfaat untuk menunjang kebutuhan rumah tangga.
“Ditukar bisa, itu banyak pilihannya sesuai nominal hasil penjualan sampah tadi. Atau disedekahkan juga bisa, nanti kita yang salurkan kepada pihak yang layak menerima sedekah,” sebutnya.
Hadirnya bank sampah Lansek Manih bisa menjadi alternatif atau kegiatan sampingan untuk mendorong perekonomian masyarakat. Lebih dari itu, upaya tersebut telah menyelamatkan lingkungan dari pencemaran akibat sampah.
Ada berbagai macam jenis sampah yang bisa dijual ataupun ditabung melalui bank sampah diantaranya, benda-benda yang terbuat dari plastik, kaleng, besi, karton, kardus, botol minuman dan barang bekas lainnya.
Selain untuk menjaga kebersihan lingkungan, bank tersebut juga menjadikan sampah lebih bernilai ekonomi yang mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah bagi masyarakat menyadari peluang itu, seperti dirilis tim media center, Rabu.
Semenjak berdirinya Bank Sampah Lansek Manih yang terletak di Jl.Sudirman, Muaro Sijunjung selama satu tahun terakhir, keberadaannya telah mengedukasi dan menambah pengetahuan masyarakat tentang bagaimana cara mengelola sampah dengan baik dan benar.
Sampah yang selama ini dianggap sebagai benda yang tak berguna, kini bisa menjadi butiran emas dan rupiah.
“Hingga kini ada sekitar 300 nasabah kita di bank sampah. Jumlah itu tersebar di sejumlah nagari dan kecamatan, bukan di pusat kabupaten saja. Karena sebelum bank sampah ini didirikan, pengkaderan dan pembentukan kelompok di masyarakat telah dilakukan, sebagai langkah persiapan,” tutur Riki Maineldi Neri, Kepala Dinas Perkim-LH Sijunjung.
Riki menjelaskan, tujuannya mendirikan bank sampah adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang sampah, sekaligus untuk memelihara lingkungan.
“Sebenarnya ini lebih kepada motivasi kepada masyarakat. Lingkungan kita terjaga dari pencemaran sampah, juga membantu secara ekonomi ditengah masyarakat,” tuturnya didampingi Ruli Irfando selaku marketing di bank sampah.
Cara kerja bank sampah pun cukup sederhana, tidak ribet. Artinya kegiatan ini bisa menjadi sampingan bagi masyarakat yang mau menambah penghasilan.
Warga hanya mengumpulkan sampah sesuai jenisnya, kemudian disetor ke bank sampah, bisa diantar langsung atau dijemput oleh petugas bank.
Sampah yang dikumpulkan tadi selanjutnya ditimbang, jika nasabah menginginkan pembayaran langsung juga diperbolehkan, atau ditabung juga bisa.
“Sampah yang ditabung minimal beratnya satu kilogram. Setelah dicatat petugas, jumlah saldo di buku tabungan nasabah akan dikalkulasikan kedepannya. Bahkan ada tabungan nasabah yang sudah berjumlah satu juta lebih, itu dari petugas K3. Memang sengaja mereka tabung dulu,” ungkapnya.
Selain itu, masyarakat juga bisa menukarkan (barter) sampah mereka dengan barang-barang hasil kerajinan tangan, atau barang yang bermanfaat untuk menunjang kebutuhan rumah tangga.
“Ditukar bisa, itu banyak pilihannya sesuai nominal hasil penjualan sampah tadi. Atau disedekahkan juga bisa, nanti kita yang salurkan kepada pihak yang layak menerima sedekah,” sebutnya.
Hadirnya bank sampah Lansek Manih bisa menjadi alternatif atau kegiatan sampingan untuk mendorong perekonomian masyarakat. Lebih dari itu, upaya tersebut telah menyelamatkan lingkungan dari pencemaran akibat sampah.
Ada berbagai macam jenis sampah yang bisa dijual ataupun ditabung melalui bank sampah diantaranya, benda-benda yang terbuat dari plastik, kaleng, besi, karton, kardus, botol minuman dan barang bekas lainnya.