Banda Aceh (ANTARA) - Tiga orang mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh asal Malaysia yang baru pulang dari Aceh dinyatakan positif COVID-19 setiba di negaranya, dan pihak kampus gerak cepat melacak aktivitas terakhir mahasiswa itu sebelum berangkat pulang.
Ketua Tim Gugus Pencegahan COVID-19 UIN Ar-Raniry Ibnu Sa'dan, Senin, mengatakan pihak kampus telah mengetahui informasi positifnya tiga mahasiswa itu, meskipun bukan dari otoritas resmi Malaysia melainkan dari mahasiswa yang lainnya.
"Jadi setelah kejadian itu kami cek ke lokasi langsung, tempat tinggal dia, dan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar, lalu rumah itu sudah disemprot (desinfektan)," katanya di Banda Aceh.
Ia menjelaskan tiga mahasiswa tersebut tinggal dalam satu rumah di kawasan Blang Krueng, Aceh Besar. Ketiganya tercatat mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Mereka berangkat menggunakan pesawat Lion Air dari Banda Aceh menuju Medan, Sumatera Utara pada (16/4) lalu. Setelah transit, melanjutkan perjalan ke Kuala Lumpur menggunakan Malaysia Airlines, dan tiba sekitar pukul 16.00 waktu setempat.
Keesokannya, mereka bertiga melakukan pemeriksaan kesehatan di Malaysia dan akhirnya dinyatakan positif COVID-19. Pihak kampus juga sedang mencari informasi terkait interaksi yang dilakukan mahasiswa itu sebelum pulang ke Malaysia.
"Sudah kita lakukan, meninjau rumahnya, mencari data kontak terakhir mereka dengan siapa," katanya.
"Mahasiswa itu menurut informasi kawan-kawan, selama ini di rumah saja dia, enggak ada interaksi dengan teman-teman di luar, apalagi enggak ada aktivitas di kampus," ujarnya.
Ia menambahkan, selama merebak COVID-19, otoritas kampus UIN Ar-Raniry juga telah mengeluarkan surat edaran agar aktivitas belajar-mengajar dilakukan secara daring (online).
Bahkan, kata dia, kampus juga telah mengeluarkan surat edaran agar semua mahasiswa luar negeri tidak dibenarkan kembali ke daerah asalnya, kecuali atas jaminan kedutaan besar negara tersebut.
"Jadi ke Malaysia enggak langsung dari Aceh, karena sudah tutup (penerbangan). Jadi mahasiswa Malaysia itu, ditengok oleh duta besar mereka dan berkumpul di Medan, makanya diduga terkena COVID-19 itu di Medan," katanya.
Ketua Tim Gugus Pencegahan COVID-19 UIN Ar-Raniry Ibnu Sa'dan, Senin, mengatakan pihak kampus telah mengetahui informasi positifnya tiga mahasiswa itu, meskipun bukan dari otoritas resmi Malaysia melainkan dari mahasiswa yang lainnya.
"Jadi setelah kejadian itu kami cek ke lokasi langsung, tempat tinggal dia, dan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar, lalu rumah itu sudah disemprot (desinfektan)," katanya di Banda Aceh.
Ia menjelaskan tiga mahasiswa tersebut tinggal dalam satu rumah di kawasan Blang Krueng, Aceh Besar. Ketiganya tercatat mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Mereka berangkat menggunakan pesawat Lion Air dari Banda Aceh menuju Medan, Sumatera Utara pada (16/4) lalu. Setelah transit, melanjutkan perjalan ke Kuala Lumpur menggunakan Malaysia Airlines, dan tiba sekitar pukul 16.00 waktu setempat.
Keesokannya, mereka bertiga melakukan pemeriksaan kesehatan di Malaysia dan akhirnya dinyatakan positif COVID-19. Pihak kampus juga sedang mencari informasi terkait interaksi yang dilakukan mahasiswa itu sebelum pulang ke Malaysia.
"Sudah kita lakukan, meninjau rumahnya, mencari data kontak terakhir mereka dengan siapa," katanya.
"Mahasiswa itu menurut informasi kawan-kawan, selama ini di rumah saja dia, enggak ada interaksi dengan teman-teman di luar, apalagi enggak ada aktivitas di kampus," ujarnya.
Ia menambahkan, selama merebak COVID-19, otoritas kampus UIN Ar-Raniry juga telah mengeluarkan surat edaran agar aktivitas belajar-mengajar dilakukan secara daring (online).
Bahkan, kata dia, kampus juga telah mengeluarkan surat edaran agar semua mahasiswa luar negeri tidak dibenarkan kembali ke daerah asalnya, kecuali atas jaminan kedutaan besar negara tersebut.
"Jadi ke Malaysia enggak langsung dari Aceh, karena sudah tutup (penerbangan). Jadi mahasiswa Malaysia itu, ditengok oleh duta besar mereka dan berkumpul di Medan, makanya diduga terkena COVID-19 itu di Medan," katanya.