Mentawai (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat mengaktifkan “homestay” atau “guest house” yang ada di kawasan wisata Mapadegat, Pulau Sipora untuk tempat isolasi sementara bagi warga yang datang dari daerah terjangkit Corona Virus Disease (COVID-19)
“Ada tiga bangunan yang disiapkan untuk tempat isolasi di homestay tersebut, ini bagian dari persiapan kami dalam penanganan penyebaran COVID-19,” kata Wakil Bupati Mentawai, Kortanius Sabaleake saat dihubungi Antara, Sabtu.
Ia menjelaskan, homestay yang berada dikawasan wisata di Desa wisata Mapadegat tersebut merupakan milik pemerintah kabupaten yang sebelumnya diperuntukkan untuk menjadi salah satu destinasi wisata unggulan.
Lebih lanjut ia mengatakan, kondisi sarana dan parasarana kesehatan di kabupaten Mentawai yang terbatas dalam menghadapi pandemi ini harus diantisipasi sejak dini, termasuk persiapan ruang isolasi seria sarana pendukung lainnya.
Kortanius mengatakan, homestay tersebut akan digunakan jika terjadi lonjakan pasien atau orang yang harus menjalani masa karantina yang datang dari daerah terjangkit, termasuk dari kecamatan-kecamatan di Pulau Mentawai.
“Ini juga diperuntukkan bagi masyarakat yang terbatas atau yang tidak memiliki ruang isolasi mandiri di rumah. Tempat itu kami siapkan bisa menampung 20 orang” katanya.
Ketersediaan ruang isolasi katanya, merupakan bagian dari hasil evaluasi yang dilakukan Pemkab Mentawai dalam memutus rantai penyebaran COVID-19 di daerah itu. Banyak perantau atau anak-anak mahasiswa yang pulang tapi tidak bisa melaksanakan isolasi mandiri arena keterbatasan ruang di rumahnya.
Selain itu ia menambahkan, pihaknya saat ini juga sudah menginstruksikan penggunaan dana desa untuk terlibat dalam penanganan dan pencegahan penyebaran COVID-19, termasuk mendukung pembentukan relawan desa atau gugus tugas tingkat desa.
Ia mengatakan, contoh kegiatan yang bisa dilakukan gugus tugas desa adalah melakukan sosialisasi tentang COVID-19, baik gejala, cara penularan, hingga langkah pencegahan, melakukan penyemprotan disinfektan, hingga memastikan tidak ada kegiatan warga berkumpul.
“Selain itu juga bisa membuat ruang isolasi untuk masyarakat desa yang baru datang, ini semua bagian dari pencegahan penyebaran COVID-19,” katanya.***1***
“Ada tiga bangunan yang disiapkan untuk tempat isolasi di homestay tersebut, ini bagian dari persiapan kami dalam penanganan penyebaran COVID-19,” kata Wakil Bupati Mentawai, Kortanius Sabaleake saat dihubungi Antara, Sabtu.
Ia menjelaskan, homestay yang berada dikawasan wisata di Desa wisata Mapadegat tersebut merupakan milik pemerintah kabupaten yang sebelumnya diperuntukkan untuk menjadi salah satu destinasi wisata unggulan.
Lebih lanjut ia mengatakan, kondisi sarana dan parasarana kesehatan di kabupaten Mentawai yang terbatas dalam menghadapi pandemi ini harus diantisipasi sejak dini, termasuk persiapan ruang isolasi seria sarana pendukung lainnya.
Kortanius mengatakan, homestay tersebut akan digunakan jika terjadi lonjakan pasien atau orang yang harus menjalani masa karantina yang datang dari daerah terjangkit, termasuk dari kecamatan-kecamatan di Pulau Mentawai.
“Ini juga diperuntukkan bagi masyarakat yang terbatas atau yang tidak memiliki ruang isolasi mandiri di rumah. Tempat itu kami siapkan bisa menampung 20 orang” katanya.
Ketersediaan ruang isolasi katanya, merupakan bagian dari hasil evaluasi yang dilakukan Pemkab Mentawai dalam memutus rantai penyebaran COVID-19 di daerah itu. Banyak perantau atau anak-anak mahasiswa yang pulang tapi tidak bisa melaksanakan isolasi mandiri arena keterbatasan ruang di rumahnya.
Selain itu ia menambahkan, pihaknya saat ini juga sudah menginstruksikan penggunaan dana desa untuk terlibat dalam penanganan dan pencegahan penyebaran COVID-19, termasuk mendukung pembentukan relawan desa atau gugus tugas tingkat desa.
Ia mengatakan, contoh kegiatan yang bisa dilakukan gugus tugas desa adalah melakukan sosialisasi tentang COVID-19, baik gejala, cara penularan, hingga langkah pencegahan, melakukan penyemprotan disinfektan, hingga memastikan tidak ada kegiatan warga berkumpul.
“Selain itu juga bisa membuat ruang isolasi untuk masyarakat desa yang baru datang, ini semua bagian dari pencegahan penyebaran COVID-19,” katanya.***1***