Padang (ANTARA) -  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan pelaksanaan praktik kerja lapangan atau magang dan kuliah kerja nyata (KKN) bagi mahasiswa  perguruan tinggi yang melaksanakan program kampus merdeka waktu pelaksanaannya bisa hingga satu tahun.

"Selama ini waktu magang  terlalu singkat kurang dari enam  bulan sehingga  tidak cukup untuk memberikan pengalaman  dan kompetensi industri bagi mahasiswa, pada program kampus merdeka waktunya diperpanjang hingga dua semester agar mahasiswa mendapatkan pengalaman yang cukup," kata Plt Direktur Jenderal  Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof Nizam di Padang, Kamis.

Ia menyampaikan hal itu  pada diskusi kelompok terpumpun dengan tema Implementasi Merdeka Belajar-Kampus Merdeka di Universitas Andalas (Unand).

Menurut dia selama ini mahasiswa kurang mendapat pengalaman kerja di  industri atau dunia profesi nyata sehingga kurang siap bekerja. 
 
"Perusahaan yang  menerima magang juga merasa kurang efektif bahkan mengganggu  aktivitas di industri jika waktunya kurang dari enam bulan," kata dia.

Ia menilai dengan magang hingga dua semester, mahasiswa mendapatkan pengalaman yang cukup, industri  mendapatkan talenta yang bila cocok  bisa langsung  direkrut  sehingga mengurangi biaya seleksi  awal, dan  mahasiswa yang sudah mengenal tempat kerja akan lebih mantap memasuki dunia kerja.

Dalam pelaksanaannya perguruan tinggi dan mitra industri menyepakati program magang,  kompetensi yang akan diperoleh mahasiswa selama magang, dan  menyetarakan dengan SKS serta  kompetensi yang akan diperoleh di  perguruan tinggi.

Sedangkan untuk kegiatan kuliah kerja nyata bisa diperpanjang hingga satu tahun sehingga mahasiswa bisa melakukan pendampingan di desa.

Apalagi saat ini ada 78 ribu  menerima kucuran dana desa Rp1 miliar per desa dengan kondisi  27 ribu desa masih  dalam kondisi  desa tertinggal.

Kehadiran mahasiswa selama 6-12 bulan dapat  mendampingi perencanaan program, mulai dari kajian  potensi desa, masalah dan tantangan pembangunan di  desa dan  menyusun prioritas pembangunan, merancang  program.

Kemudian  mendesain  sarana dan prasarana, memberdayakan  masyarakat, bumdes, mensupervisi pembangunan,  hingga monitoring dan evaluasi sehingga Eefektifitas penggunaan dana desa untuk menggerakkan  pertumbuhan ekonomi dapat ditingkatkan, kata dia.

Ia menyampaikan saat ini Kemendes bersama Kemdikbud dan Pertides sedang  merancang program mahasiswa membangun desa dalam Kampus  Merdeka untuk Desa yang direncanakan dua sesi yaitu  Januari-Juni dan Juli-Desember setiap tahun

Selain itu  perguruan tinggi juga dapat  menyusun program mahasiswa  membangun desa dengan mengintegrasikan KKN dengan mata  kuliah dan kecakapan lain yang dibutuhkan mahasiswa sehingga  bobot kegiatan setara 20 SKS, ujarnya.

Dalam hal ini mahasiswa melaksanakan program, setiap bulan melaporkan  kegiatan, dosen memberi assignment, di akhir program mahasiswa  dapat membuat karya tulis berupa kajian pembangunan desa  sebagai tugas akhir, atau membuat karya video.

Ia menegaskan program kampus merdeka  sifatnya hak artinya  boleh diambil boleh tidak  dan tugas kampus hanya memfasilitasi.

"Tujuannya agar tercipta hubungan lebih erat antara kampus  dengan masyarakat, industri dan pemerintah," ujarnya.

Ia berharap kampus harus  jadi sumber pencerahan ilmu pengetahuan dan memberi manfaat langsung pada masyarakat dari pengetahuan yang dihasilkan.

Sementara Rektor Unand Padang Prof Yuliandri menyampaikan dalam pelaksanaan program kampus merdeka pihaknya akan  memodifikasi kembali program yang selama ini dilakukan seperti magang dan kuliah kerja nyata di desa.

Untuk 2020 Unand diberi target minimal 1.000 mahasiswa dimagangkan atau pada pendampingan desa dan  ada 12 prodi yang disiapkan untuk itu, kata dia.
 

 

Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor : Joko Nugroho
Copyright © ANTARA 2025