Chicago (ANTARA) - Emas melonjak ke level tertinggi hampir tiga minggu pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena kekhawatiran terbaru terhadap virus corona asal China yang kian merebak merusak sentimen risiko, dan mendorong pelarian ke aset-aset safe-haven seperti emas.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari naik 6,50 dolar AS atau 0,4 persen, menjadi ditutup pada 1.571,90 dolar AS per ounce di Bursa Comex. Logam mulia juga menandai kenaikan mingguan 0,4 persen.
Emas berjangka juga naik 8,7 dolar AS atau 0,6 persen menjadi 1.565,40 dolar AS per ounce pada akhir perdagangan Kamis (23/1/2020).
Sementara itu harga spot emas menguat 0,7 persen menjadi diperdagangkan di 1.573,53 dolar AS per ounce pada pukul 01.41 sore waktu setempat (1848 GMT), setelah mencapai puncaknya sejak 8 Januari di 1.575,03 dolar AS di awal sesi. Logam naik satu persen untuk minggu ini.
"Seluruh pasar baru saja beralih ke suasana risk-off (menghindari risiko)," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengonfirmasi kasus virus korona di AS, menekan selera terhadap aset-aset berisiko.
Ini terjadi setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah virus korona sebagai keadaan darurat bagi China tetapi tidak untuk seluruh dunia saat ini, dan menambahkan lembaga itu melacaknya "setiap menit."
Penyebaran virus menjelang Tahun Baru Imlek akhir pekan ini, periode puncak perjalanan di China telah membuat investor khawatir.
"Memuncaknya kekhawatiran tentang virus menjelang akhir pekan mendorong akumulasi emas. ... Jelas, berita utama akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik,” kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan mulia di BMO.
Perkembangan lebih lanjut seputar wabah dan pertemuan Federal Reserve AS pada 28-29 Januari akan menjadi pendorong utama untuk emas ke minggu berikutnya, Wong menambahkan.
Mengikuti tren global kebijakan moneter akomodatif, Bank Sentral Eropa (ECB) membiarkan suku bunga tidak berubah pada Kamis (23/1/2020).
Emas sangat peka terhadap setiap pengurangan suku bunga, yang mengurangi potensi kerugian untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Juga membantu emas tanpa bunga, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun ke level terendah dua minggu.
Kepelikan dana-dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, naik 0,2 persen menjadi 900,58 ton pada Kamis (23/1/2020).
Sementara logam mulia lainnya di pasar spot, platinum naik 0,4 persen menjadi 1.005,95 dolar AS per ounce, tetapi turun 1,3 persen untuk minggu ini. Perak naik 1,8 persen menjadi 18,11 dolar AS per ounce, dan telah meningkat sekitar 0,6 persen sejauh minggu ini.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari naik 6,50 dolar AS atau 0,4 persen, menjadi ditutup pada 1.571,90 dolar AS per ounce di Bursa Comex. Logam mulia juga menandai kenaikan mingguan 0,4 persen.
Emas berjangka juga naik 8,7 dolar AS atau 0,6 persen menjadi 1.565,40 dolar AS per ounce pada akhir perdagangan Kamis (23/1/2020).
Sementara itu harga spot emas menguat 0,7 persen menjadi diperdagangkan di 1.573,53 dolar AS per ounce pada pukul 01.41 sore waktu setempat (1848 GMT), setelah mencapai puncaknya sejak 8 Januari di 1.575,03 dolar AS di awal sesi. Logam naik satu persen untuk minggu ini.
"Seluruh pasar baru saja beralih ke suasana risk-off (menghindari risiko)," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengonfirmasi kasus virus korona di AS, menekan selera terhadap aset-aset berisiko.
Ini terjadi setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah virus korona sebagai keadaan darurat bagi China tetapi tidak untuk seluruh dunia saat ini, dan menambahkan lembaga itu melacaknya "setiap menit."
Penyebaran virus menjelang Tahun Baru Imlek akhir pekan ini, periode puncak perjalanan di China telah membuat investor khawatir.
"Memuncaknya kekhawatiran tentang virus menjelang akhir pekan mendorong akumulasi emas. ... Jelas, berita utama akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik,” kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan mulia di BMO.
Perkembangan lebih lanjut seputar wabah dan pertemuan Federal Reserve AS pada 28-29 Januari akan menjadi pendorong utama untuk emas ke minggu berikutnya, Wong menambahkan.
Mengikuti tren global kebijakan moneter akomodatif, Bank Sentral Eropa (ECB) membiarkan suku bunga tidak berubah pada Kamis (23/1/2020).
Emas sangat peka terhadap setiap pengurangan suku bunga, yang mengurangi potensi kerugian untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Juga membantu emas tanpa bunga, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun ke level terendah dua minggu.
Kepelikan dana-dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, naik 0,2 persen menjadi 900,58 ton pada Kamis (23/1/2020).
Sementara logam mulia lainnya di pasar spot, platinum naik 0,4 persen menjadi 1.005,95 dolar AS per ounce, tetapi turun 1,3 persen untuk minggu ini. Perak naik 1,8 persen menjadi 18,11 dolar AS per ounce, dan telah meningkat sekitar 0,6 persen sejauh minggu ini.