Jakarta, (ANTARA) - Pemain sayap Hakim Ziyech adalah salah satu bintang penyokong musim gemilang Ajax meraih dua gelar Liga Belanda dan Piala Belanda serta mencapai semifinal Liga Champions, namun di Mesir ia belum memperlihatkan level permainan yang sama ketika berseragam tim nasional Maroko.
Kendati Maroko menyapu bersih laga penyisihan Grup D Piala Afrika 2019, satu-satu kontribusi nyata dari Ziyech adalah tendangan bebas menawannya yang memaksa bek Namibia Itamunua Keimuine mencetak gol bunuh diri untuk memastikan kemenangan Maroko dalam pertandingan pertama
Tim besutan Herve Renard itu lebih banyak meraih hasil positif berkat disiplin pertahanan mereka semata.
Sebelum putaran final Piala Afrika 2019 mulai, Ziyech disebut-sebut salah satu calon bintang turnamen namun ia kesulitan menembus lini pertahanan Namibia dan Afrika Selatan, sedangkan saat menghadapi Pantai Gading ia juga tak begitu mengesankan.
Meski penampilannya belum segemilang yang diharapkan, rekan Ziyech, pemain belakang Fouad Chafik, tetap melontarkan pujian karena dibandingakn dengan edisi 2015 pemain 26 tahun itu jauh berkembang.
"Ketika ia bergabung pada 2015, kami melihat kemampuan teknis dan tendangannya di atas rata-rata. Ia berkembang jauh sejak itu," kata Chafik dilansir AFP, Kamis.
Renard tak segan menaruh beban pada pundak Ziyech agar menjadi motor kesuksesan Maroko di Mesir, kendati sejauh ini hal itu belum terlalu tampak.
"Tahun ini ia membawa (Ajax) ke level berikutnya, sehingga kami berharap ia bisa menerjemahkannya di level timnas dan kami akan berada di belakangnya untuk membawa tim ini melangkah sejauh mungkin," kata Renard.
Ironisnya, meski kini menuntut banyak kepada Ziyech, Renard dulu mengabaikan sang pemain dalam komposisi timnya saat baru menjabat pelatih kepala Maroko pada Februari 2016.
Ziyech tak pernah dipanggil Renard ke Maroko pada Januari-Juni 2017 sehingga dia absen dari Piala Afrika tahun itu ketikaSinga Atlas dihentikan pada perempat final oleh Mesir.
Renard tak malu mengakui bahwa ia melakukan kesalahan yang kala itu disebutnya terjadi karena miskomunikasi.
"Ia ingin kembali karena merasa punya ikatan dengan timnas. Saya membutuhkannya dan menyadari kesalahan. Saya bertanggung jawab 99 persen atas situasi itu," ujarnya.
Sejak dipercaya kembali membela Maroko, Ziyech membukukan sembilan gol dalam 19 penampilan, namun dalam Piala Dunia 2018 sang pemain kembali tak tampil kontributif sehingga menimbulkan tanda tanya mengenai kemampuannya dalam mencapai penampilan terbaik di panggung-panggung besar untuk negaranya.
Ziyech berpeluang untuk segera memulai auman kerasnya bersama Singa Atlas ketika menghadapi Benin dalam laga 16 besar di Stadion Al Salam, Kairo, pada Jumat (5/7).
Benin seharusnya bukan lawan berat
Benin memang menorehkan sejarah di Mesir dengan untuk pertama kali lolos dari fase grup Piala Afrika dalam penampilan keempat mereka pada putaran final.
Namun, Les Ecureuils mencapainya hanya dengan tiga hasil imbang. Menahan imbang Ghana, juara tiga kali Piala Afrika, yang harus bermain dengan 10 pemain dalam hampir separuh laga tentu bukan hasil yang mengagumkan.
Bermain imbang tanpa gol melawan Guinea-Bissau, dan menahan imbang Kamerun yang sejauh ini tak memperlihatkan statusnya sebagai juara bertahan juga tak terlalu mengesankan.
Kendati demikian, hasil imbang melawan Kamerun mungkin membuat pelatih Michal Dussuyer menjadikan kiper Sautrnin Allagbe sebagai pilihan utama di bawah mistar gawang untuk menggusur Fabian Farnolle.
Susunan pemain yang sama besar kemungkinan akan dipertahankan, namun Benin tak bisa menurunkan penyerang andalan Steve Mounie yang harus menjalani hukuman akumulasi kartu kuning, telah memperbesar peluang Maroko untuk melenggang mulus.
Pada kubu Maroko, semua pemain sehat dan kapten Maehdi Benatia yang diistirahatkan saat mengalahkan Afrika Selatan siap kembali tampil berduet dengan Romain Saiss di jantung pertahanan mereka.
Tapi Renard menegaskan tak ingin meremehkan Benin dan tak mau menjadi korban dari kejutan yang menyakitkan.
Selama Maroko tampil tenang, Benin bukan lawan yang akan menjadi ganjalan berarti bagi tim yang menjadi salah satu favorit juara di Mesir itu.
Catatan lima pertemuan terakhir:
25 Oktober 1992 Maroko 1 - Benin 0
31 Januari 1993 Maroko 5 - Benin 0
31 Januari 2004 Maroko 4 - Benin 0
20 Agustus 2008 Maroko 3 - Benin 1
13 November 2014 Maroko 6 - Benin 1
Prakiraan susunan pemain:
Maroko (4-2-3-1): Munir Mohand Mohamedi; Nabil Dirar, Mehdi Benatia, Romain Saiss, Achraf Hakimi; Karim El Ahmadi, Mbark Boussoufa; Hakim Ziyech, Younes Belhanda, Nordin Amrabat; Youssef En-Neysri
Benin (4-1-4-1): Sautrnin Allagbe; Seidou Baraze, Khaled Adenon, Olivier Verdon, David Kiki; Jordan Adeoti; Mickael Pote, Sessi D'almedia, Stephane Sessegnon, Cebio Soukou; David Djigla
Kendati Maroko menyapu bersih laga penyisihan Grup D Piala Afrika 2019, satu-satu kontribusi nyata dari Ziyech adalah tendangan bebas menawannya yang memaksa bek Namibia Itamunua Keimuine mencetak gol bunuh diri untuk memastikan kemenangan Maroko dalam pertandingan pertama
Tim besutan Herve Renard itu lebih banyak meraih hasil positif berkat disiplin pertahanan mereka semata.
Sebelum putaran final Piala Afrika 2019 mulai, Ziyech disebut-sebut salah satu calon bintang turnamen namun ia kesulitan menembus lini pertahanan Namibia dan Afrika Selatan, sedangkan saat menghadapi Pantai Gading ia juga tak begitu mengesankan.
Meski penampilannya belum segemilang yang diharapkan, rekan Ziyech, pemain belakang Fouad Chafik, tetap melontarkan pujian karena dibandingakn dengan edisi 2015 pemain 26 tahun itu jauh berkembang.
"Ketika ia bergabung pada 2015, kami melihat kemampuan teknis dan tendangannya di atas rata-rata. Ia berkembang jauh sejak itu," kata Chafik dilansir AFP, Kamis.
Renard tak segan menaruh beban pada pundak Ziyech agar menjadi motor kesuksesan Maroko di Mesir, kendati sejauh ini hal itu belum terlalu tampak.
"Tahun ini ia membawa (Ajax) ke level berikutnya, sehingga kami berharap ia bisa menerjemahkannya di level timnas dan kami akan berada di belakangnya untuk membawa tim ini melangkah sejauh mungkin," kata Renard.
Ironisnya, meski kini menuntut banyak kepada Ziyech, Renard dulu mengabaikan sang pemain dalam komposisi timnya saat baru menjabat pelatih kepala Maroko pada Februari 2016.
Ziyech tak pernah dipanggil Renard ke Maroko pada Januari-Juni 2017 sehingga dia absen dari Piala Afrika tahun itu ketikaSinga Atlas dihentikan pada perempat final oleh Mesir.
Renard tak malu mengakui bahwa ia melakukan kesalahan yang kala itu disebutnya terjadi karena miskomunikasi.
"Ia ingin kembali karena merasa punya ikatan dengan timnas. Saya membutuhkannya dan menyadari kesalahan. Saya bertanggung jawab 99 persen atas situasi itu," ujarnya.
Sejak dipercaya kembali membela Maroko, Ziyech membukukan sembilan gol dalam 19 penampilan, namun dalam Piala Dunia 2018 sang pemain kembali tak tampil kontributif sehingga menimbulkan tanda tanya mengenai kemampuannya dalam mencapai penampilan terbaik di panggung-panggung besar untuk negaranya.
Ziyech berpeluang untuk segera memulai auman kerasnya bersama Singa Atlas ketika menghadapi Benin dalam laga 16 besar di Stadion Al Salam, Kairo, pada Jumat (5/7).
Benin seharusnya bukan lawan berat
Benin memang menorehkan sejarah di Mesir dengan untuk pertama kali lolos dari fase grup Piala Afrika dalam penampilan keempat mereka pada putaran final.
Namun, Les Ecureuils mencapainya hanya dengan tiga hasil imbang. Menahan imbang Ghana, juara tiga kali Piala Afrika, yang harus bermain dengan 10 pemain dalam hampir separuh laga tentu bukan hasil yang mengagumkan.
Bermain imbang tanpa gol melawan Guinea-Bissau, dan menahan imbang Kamerun yang sejauh ini tak memperlihatkan statusnya sebagai juara bertahan juga tak terlalu mengesankan.
Kendati demikian, hasil imbang melawan Kamerun mungkin membuat pelatih Michal Dussuyer menjadikan kiper Sautrnin Allagbe sebagai pilihan utama di bawah mistar gawang untuk menggusur Fabian Farnolle.
Susunan pemain yang sama besar kemungkinan akan dipertahankan, namun Benin tak bisa menurunkan penyerang andalan Steve Mounie yang harus menjalani hukuman akumulasi kartu kuning, telah memperbesar peluang Maroko untuk melenggang mulus.
Pada kubu Maroko, semua pemain sehat dan kapten Maehdi Benatia yang diistirahatkan saat mengalahkan Afrika Selatan siap kembali tampil berduet dengan Romain Saiss di jantung pertahanan mereka.
Tapi Renard menegaskan tak ingin meremehkan Benin dan tak mau menjadi korban dari kejutan yang menyakitkan.
Selama Maroko tampil tenang, Benin bukan lawan yang akan menjadi ganjalan berarti bagi tim yang menjadi salah satu favorit juara di Mesir itu.
Catatan lima pertemuan terakhir:
25 Oktober 1992 Maroko 1 - Benin 0
31 Januari 1993 Maroko 5 - Benin 0
31 Januari 2004 Maroko 4 - Benin 0
20 Agustus 2008 Maroko 3 - Benin 1
13 November 2014 Maroko 6 - Benin 1
Prakiraan susunan pemain:
Maroko (4-2-3-1): Munir Mohand Mohamedi; Nabil Dirar, Mehdi Benatia, Romain Saiss, Achraf Hakimi; Karim El Ahmadi, Mbark Boussoufa; Hakim Ziyech, Younes Belhanda, Nordin Amrabat; Youssef En-Neysri
Benin (4-1-4-1): Sautrnin Allagbe; Seidou Baraze, Khaled Adenon, Olivier Verdon, David Kiki; Jordan Adeoti; Mickael Pote, Sessi D'almedia, Stephane Sessegnon, Cebio Soukou; David Djigla