Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Ekonom senior Raden Pardede menilai bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 dirancang oleh pemerintah secara sangat hati-hati dengan mempertimbangkan tambahan rangsangan fiskal.

         "Saya lihat Bu Sri (Menkeu) selaku teknokrat, mempertimbangkan sesuatu yang tidak terduga pada 2019. Dalam APBN 2019 sengaja dicadangkan untuk hal-hal yang tidak terduga," kata Raden di Jakarta, Jumat.

         Menurut dia, dengan rangsangan fiskal, seharusnya "budget defisit" bisa lebih besar, namun nyatanya hal tersebut dibuat lebih kecil pada APBN 2019 untuk  menyiasati hal tidak terduga seperti fluktuasi harga migas atau menangani BUMN-BUMN yang bermasalah.

         "Budget defisit hanya 1,8 persen. Ini merupakan gerakan yang bagus dari pemerintah, jadi ada cadangan," pungkas Raden.

         Ia juga mengatakan, mendukung langkah tersebut dan menyebutnya sebagai "Prudent Move" atau langkah bijak dari pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi pada tahun depan.

        Pada kesempatan tersebut, ia juga memaparkan sejumlah tantangan dan peluang ekonomi yang akan dihadapi Indonesia pada masa depan.

          Meski perekonomian Indonesia akan menghadapi tantangan, terutama dari luar negeri, namun ia optimistis faktor internal akan mendorong perekonomian nasional.

        "Pemerintah sekarang lebih fokus pada stabilitas ekonomi dari pada pertumbuhan. Menurut saya justru ini strategi yang bagus," ujar Raden. (*)

Pewarta : Roy Rosa Bachtiar
Editor : Mukhlisun
Copyright © ANTARA 2024