Payakumbuh, (Antaranews Sumbar) - Kepala BPBD Payakumbuh Yufnani Away mengatakan Payakumbuh dengan tingkat kerawanan paling rendah, dari dulu selalu memposisikan diri sebagai daerah penyangga pada saat terjadinya bencana besar di Sumatera Barat.
"Jika bencana besar terjadi di pusat pemerintahan Sumbar, maka kota dan kabupaten akan mengalami kelumpuhan. Kota Payakumbuh yang berfungsi sebagai penyangga harus siap dan terampil untuk mengatasi bencana yang terjadi, maka diperlukan pelatihan bagi Komunitas Siaga Bencana sebagai perpanjangan tangan BPBD" ujarnya.
Hal itu ia ungkapkan saat sosialisasi pembentukan Kelompok Siaga Bencana di Payakumbuh, Senin.
Sosialisasi dihadiri 75 orang peserta yang terdiri dari 5 kelurahan masing-masing dari tiap kecamatan yang ada di Kota Payakumbuh.
Sementara Wakil Wali Kota Payakumbuh Erwin Yunaz menjelaskan meskipun Payakumbuh merupakan kota yang tingkat kerawanannya bencananya rendah, namun kesiapsiagaan bencana masyarakat perlu untuk selalu dibina atau dilatih.
"Sebagaimana pengalaman Negara Jepang dalam pengelolaan bencana, apalagi tingkat bencana di Sumatera Barat sangat tinggi, semua jenis bencana bisa saja terjadi," ujarnya.
Program upaya penanggulangan bencana yang dilakukan BPBD Kota Payakumbuh, katanya adalah Pembentukan dan Pelatihan Kelompok Siaga Bencana, yaitu program berbasis komunitas dalam rangka membangun kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana yang bisa muncul di lingkungannya.
Ia mengatakan walaupun tanggung jawab akhir dari penanggulangan bencana terletak di tangan pemerintah, namun keberhasilan penanggulangan bencana tak terlepas dari peran serta secara aktif dunia usaha dan masyarakat secara keseluruhan.
"Ketiga unsur ini harus memainkan peran aktif merencanakan berbagai upaya penanggulangan bencana, peran serta semua unsur lebih ditekankan para keterlibatan semua unsur yang ada dalam masyarakat yang terorganisasi dalam lembaga usaha, baik dalam perencanaan, perencanaan pengawasan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan penanggulangan bencana yang dilakukan," tutur Erwin.
Erwin Yunaz berharap kedepannya seluruh KSB yang diberi pelatihan bisa untuk satu pemahaman, bagaimana BPBD sebagai komando penanggulangan bencana di Kota Payakumbuh bisa berkomunikasi dengan masyarakat.
"Kita akan berikan seluruh kelurahan pelatihan ini, dan kita harapkan KSB siap untuk dikirim sebagai penyangga dan membantu daerah yang terkena bencana, kobarkan semangat untuk membantu diri dan masyarakat, meskipun itu diluar jajaran pemerintahan Kota Payakumbuh," tutup Erwin. (*)
"Jika bencana besar terjadi di pusat pemerintahan Sumbar, maka kota dan kabupaten akan mengalami kelumpuhan. Kota Payakumbuh yang berfungsi sebagai penyangga harus siap dan terampil untuk mengatasi bencana yang terjadi, maka diperlukan pelatihan bagi Komunitas Siaga Bencana sebagai perpanjangan tangan BPBD" ujarnya.
Hal itu ia ungkapkan saat sosialisasi pembentukan Kelompok Siaga Bencana di Payakumbuh, Senin.
Sosialisasi dihadiri 75 orang peserta yang terdiri dari 5 kelurahan masing-masing dari tiap kecamatan yang ada di Kota Payakumbuh.
Sementara Wakil Wali Kota Payakumbuh Erwin Yunaz menjelaskan meskipun Payakumbuh merupakan kota yang tingkat kerawanannya bencananya rendah, namun kesiapsiagaan bencana masyarakat perlu untuk selalu dibina atau dilatih.
"Sebagaimana pengalaman Negara Jepang dalam pengelolaan bencana, apalagi tingkat bencana di Sumatera Barat sangat tinggi, semua jenis bencana bisa saja terjadi," ujarnya.
Program upaya penanggulangan bencana yang dilakukan BPBD Kota Payakumbuh, katanya adalah Pembentukan dan Pelatihan Kelompok Siaga Bencana, yaitu program berbasis komunitas dalam rangka membangun kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana yang bisa muncul di lingkungannya.
Ia mengatakan walaupun tanggung jawab akhir dari penanggulangan bencana terletak di tangan pemerintah, namun keberhasilan penanggulangan bencana tak terlepas dari peran serta secara aktif dunia usaha dan masyarakat secara keseluruhan.
"Ketiga unsur ini harus memainkan peran aktif merencanakan berbagai upaya penanggulangan bencana, peran serta semua unsur lebih ditekankan para keterlibatan semua unsur yang ada dalam masyarakat yang terorganisasi dalam lembaga usaha, baik dalam perencanaan, perencanaan pengawasan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan penanggulangan bencana yang dilakukan," tutur Erwin.
Erwin Yunaz berharap kedepannya seluruh KSB yang diberi pelatihan bisa untuk satu pemahaman, bagaimana BPBD sebagai komando penanggulangan bencana di Kota Payakumbuh bisa berkomunikasi dengan masyarakat.
"Kita akan berikan seluruh kelurahan pelatihan ini, dan kita harapkan KSB siap untuk dikirim sebagai penyangga dan membantu daerah yang terkena bencana, kobarkan semangat untuk membantu diri dan masyarakat, meskipun itu diluar jajaran pemerintahan Kota Payakumbuh," tutup Erwin. (*)