Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Calon Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin ingin membangun "landas pacu" bagi perekonomian Indonesia sehingga dapat segera masuk ke tahap tinggal landas menjadi negara maju.
"Saya akan bantu Pak Jokowi, beliau sudah membuat patok-patok sejak 2014, untuk membangun Indonesia. Saya bantu menyiapkan landasan supaya 2024 ketika kita mewariskan, Indonesia sudah siap tinggal landas," kata Ma'ruf Amin saat menghadiri Deklarasi Arus Baru Muslimah di Balai Kartini Jakarta, Minggu malam.
Menurut dia, pada tahub 2024, Indonesia harus berjalan secara "miraj" atau terbang, tidak boleh lagi jalan datar. Ia mengenalkan arus baru ekonomi Indonesia menuju Indonesia yang lebih maju dan lebih sejahtera.
Menurut dia, arus lama ekonomi Indonesia dengan membentuk konglomerat yang diharapkan akan meneteskan kesejahteraan ke bawah, ternyata tidak kunjung menetes.
"Yang terjadi justru yang kuat makin kuat yang lemah makin lemah," katanya.
Menurut dia, perku dibangun ekonomi kerakyatan yang memberikan keadilan ekonomi, menghilangkan disparitas antardaerah, menghilangkan disparitas produk lokal dengan produk global.
"Menghilangkan kesenjangan bukan berarti melemahkan yang kuat, tapi membangun kolaborasi saling membantu sehingga yang kuat tetap kuat dan yang lemah menjadi kuat, " katanya.
Ia menyebutkan disparitas produk lokal dan global harus diselesaikan sehingga Indonesia tidak terus menerus mengimpor yang menyebabkan kurs rupiah tertekan.
"Produk lokal harus diberi nilai tambah. Misalnya coklat di Sulsel cuma Rp1.000 padahal setelah sampai di Singapura Rp20.000," katanya.
Ia juga mencontohkan kopi Indonesia dijual ke asing hanya lima dolar AS per kilo, dan begitu dijual kedai kopi asing harganya Rp30.000 per cangkir.
Menurut Ma'ruf, untuk meraih nilai tambah, Indonesia harus didukung dengan peningkatan kemampuan SDM.
Ia menyebutkan Indonesia bisa maju jika tidak ada kerikil-kerikil atau becek becek yang mengganggu perjalanan.
"Harus ada kondisi kondusif supaya bisa lepas landas, tidak ada konflok ideologi, pangkal kita adalaj Pancasika dan UUD 1945. Pancasila adalah titik temu seluruh elemen bangsa," katanya. (*)
"Saya akan bantu Pak Jokowi, beliau sudah membuat patok-patok sejak 2014, untuk membangun Indonesia. Saya bantu menyiapkan landasan supaya 2024 ketika kita mewariskan, Indonesia sudah siap tinggal landas," kata Ma'ruf Amin saat menghadiri Deklarasi Arus Baru Muslimah di Balai Kartini Jakarta, Minggu malam.
Menurut dia, pada tahub 2024, Indonesia harus berjalan secara "miraj" atau terbang, tidak boleh lagi jalan datar. Ia mengenalkan arus baru ekonomi Indonesia menuju Indonesia yang lebih maju dan lebih sejahtera.
Menurut dia, arus lama ekonomi Indonesia dengan membentuk konglomerat yang diharapkan akan meneteskan kesejahteraan ke bawah, ternyata tidak kunjung menetes.
"Yang terjadi justru yang kuat makin kuat yang lemah makin lemah," katanya.
Menurut dia, perku dibangun ekonomi kerakyatan yang memberikan keadilan ekonomi, menghilangkan disparitas antardaerah, menghilangkan disparitas produk lokal dengan produk global.
"Menghilangkan kesenjangan bukan berarti melemahkan yang kuat, tapi membangun kolaborasi saling membantu sehingga yang kuat tetap kuat dan yang lemah menjadi kuat, " katanya.
Ia menyebutkan disparitas produk lokal dan global harus diselesaikan sehingga Indonesia tidak terus menerus mengimpor yang menyebabkan kurs rupiah tertekan.
"Produk lokal harus diberi nilai tambah. Misalnya coklat di Sulsel cuma Rp1.000 padahal setelah sampai di Singapura Rp20.000," katanya.
Ia juga mencontohkan kopi Indonesia dijual ke asing hanya lima dolar AS per kilo, dan begitu dijual kedai kopi asing harganya Rp30.000 per cangkir.
Menurut Ma'ruf, untuk meraih nilai tambah, Indonesia harus didukung dengan peningkatan kemampuan SDM.
Ia menyebutkan Indonesia bisa maju jika tidak ada kerikil-kerikil atau becek becek yang mengganggu perjalanan.
"Harus ada kondisi kondusif supaya bisa lepas landas, tidak ada konflok ideologi, pangkal kita adalaj Pancasika dan UUD 1945. Pancasila adalah titik temu seluruh elemen bangsa," katanya. (*)