Padang, 16/9 (Antaranews Sumbar)- Seakan menjadi tradisi dalam beberapa tahun terakhir  saat  Lebaran tiba harga tiket pesawat udara untuk rute Jakarta- Padang akan melonjak drastis bertepatan dengan momen mudik.
     Kenaikan yang cukup siginifkan tersebut membuat harga tiket pesawat menjadi penyumbang inflasi terbesar di Sumatera Barat setelah Lebaran.
     Jika dalam kondisi normal harga tiket pesawat rute Padang-Jakarta hanya sekitar Rp700 ribu hingga Rp900 ribu saat Lebaran tiba dipastikan melesat jauh di atas Rp1,8 juta atau mengalami penaikan lebih dari 100 persen.
    Berdasarkan data yang dihimpun dari BPS Sumbar pada Juni 2018 kenaikan harga tiket pesawat menjadi menjadi salah satu komponen penyumbang inflasi terbesar  dengan andil 0,08 persen.
    Sementara usai Idul Fitri 2017 pada pada Juli 2017 andil  kenaikan tiket pesawat mencapa  0,66 persen. 
    Berdasarkan pertemuan yang dilakukan Komisi V DPR RI menjelang Lebaran 2018 terungkap ternyata tarif tertinggi  atau batas atas tiket pesawat udara untuk rute Jakarta- Padang kategori  maskapai dengan pelayanan penuh adalah sebesar Rp2 juta mengacu kepada peraturan yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan.
    Maskapai yang masuk dalam kategori pelayanan penuh adalah Garuda Indonesia dan Batik Air dengan tarif batas atas untuk rute Jakarta-Padang adalah Rp1,9 juta dengan jarak tempuh 937 kilometer.
    Kemudian untuk maskapai dengan kategori no frill service atau berbiaya murah tarif batas atas untuk rute Padang-Jakarta sebesar Rp1,7 juta dan batas bawah Rp1,6 juta.
    Yang masuk dalam  kategori ini adalah Lion Air, Express Air, Wings Air dan Citilink.
    Kemudian untuk rute Padang-Bandung tarif batas atas Rp1,6 juta, Padang-Batam Rp1 juta, Padang-Palembang Rp1,2 juta, Padang-Pekanbaru Rp640 ribu dan Padang-Kualanamu Rp1,2 juta.
    Tidak hanya itu menurut  Pejabat Kantor Otoritas Bandara wilayah 6 Padang  Agus Subagyo di hadapan anggota Komisi V DPR  menyampaikan rute Jakarta- Padang merupakan  satu dari tujuh  jalur  penerbangan dengan kategori amat padat di Indonesia. 
    " Di Tanah Air ada tujuh rute amat padat  yaitu nomor satu Jakarta-Surabaya, Jakarta-Denpasar, Jakarta-Makasar, Jakarta-Kualanamu, Jakarta-Yogyakarta, Jakarta-Semarang  dan Jakarta-Padang , katanya.
     Sementara berdasarkan penelusuran di sejumlah laman penjualan tiket pesawat secara daring pada 16 September 2018 untuk keberangkatan Pekanbaru-Jakarta, dengan lama penerbangan 1 jam 40 menit pada 20 September 2018 harga tiket pada beberapa maskapai ditemukan mulai dari Rp691 ribu hingga Rp965 ribu.
    Sedangkan untuk rute  Padang-Jakarta pada periode yang sama dengan lama waktu tempuh 1 jam 45 menit harga tiket pada beberapa maskapai untuk kelas ekonomi mulai dari Rp664 ribu hingga Rp1 juta.
    Berkirim Surat
    Menyikapi mahalnya harga tiket pesawat Jakarta-Padang setiap Lebaran tiba,   Pemerintah Provinsi Sumatera Barat  beberapa kali  menyurati maskapai Garuda Indonesia meminta agar kenaikan harga tiket tidak terlalu tinggi karena selama ini hal itu  merupakan salah satu pemicu inflasi.
    "Selama ini harga tiket Garuda  rute Jakarta-Padang  saat Lebaran cukup tinggi dibandingkan dengan durasi penerbangan yang sama di daerah lain sehingga menjadi salah satu pemicu inflasi," kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno .
    Ia mengakui harga yang ditetapkan Garuda tersebut tidak melanggar aturan karena sesuai dengan ketetapan batas atas yang dibuat oleh Kementerian Perhubungan namun ia berharap tidak terlalu naik.
    "Kami sudah berkali-kali menyurati jawabannya Garuda menjual tiket sesuai aturan, memang benar, tapi dibandingkan dengan durasi penerbangan yang sama ke daerah lain masih terlalu mahal," kata dia.
    Gubernur bahkan mengaku sudah sudah melaporkan persoalan ini ke Kementerian Perhubungan agar menurunkan tarif batas atas tiket pesawat untuk rute Jakarta-Padang.
    Menurut Irwan di Sumbar banyak perantau dan saat Lebaran mereka punya tradisi pulang kampung sehingga berapa pun harga tiket pesawat tetap dibeli menyebabkan inflasi.
   Ia mengatakan pada saat Lebaran memang Garuda akan menyediakan penerbangan tambahan namun tetap saja tiket masih mahal.
   "Boleh ekstra flight, tapi masalah harganya tetap tinggi, apalagi tiket pesawat orang tetap beli karena butuh betapa pun mau ditambah, kecuali mau nambah 100 penerbangan," ujarnya.
   Irwan mengemukakan alasan kenapa hanya Garuda Indonesia yang disurati karena maskapai lain harga tiketnya selalu berada di bawah Garuda dan kalau Garuda menurunkan harga yang lain akan tetap turun.
  Terakhir saat peluncuran rute baru penerbangan Garuda Indonesia Padang-Palembang  Gubernur  Irwan kembali mengingatkan  tingginya harga tiket pesawat  berpotensi merugikan daerah karena wisatawan akan berpikir dua kali untuk datang disebabkan mahalnya biaya.
    Apalagi pariwisata merupakan salah satu andalan Sumbar untuk meningkatkan perekonomian daerah. Akses transportasi terutama melalui udara, menjadi penyokong utama dalam pengembangannya.
    Mahalnya tiket pesawat ke Sumbar bisa menjadi salah satu kendala hingga perkembangan pariwisata daerah menjadi penghambat.
    "Kami memahami ada supply dan demand yang menjadi dasar penetapan harga. Namun perlu ada kebijakan agar semua pihak diuntungkan," katanya.
    Menjawab hal itu Direktur Pelayanan Garuda Nicodemus P. Lampe mengatakan salah satu cara untuk menyesuaikan harga tiket adalah dengan menambahkan jumlah penerbangan.
   Misalnya penerbangan Padang-Jakarta yang selama ini tujuh kali pulang pergi, ditambah menjadi delapan kali .
   "Secara otomatis harga tiket bisa lebih murah," katanya.
    Semua pihak tentu berharap dengan terjangkaunya harga tiket akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi maskapai namun juga daerah karena akan semakin banyak jumlah pengunjung mulai dari keperluan dinas, pariwisa ke Sumatera Barat.



    
 

Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor : Ikhwan Wahyudi
Copyright © ANTARA 2024