Belitung, (Antaranews Sumbar) - PT Telkomsel menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas jaringan di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar), yang masuk kategori terdepan terluar dan tertinggal (3T) di provinsi setempat.
"Komitmen perusahaan kami jelas, karena selain kepentingan komersial kami juga berkewajiban mengabdi ke masyarakat. Salah satunya Mentawai," kata Executive Vice Presiden Area Sumatera Telkomsel Paulus Djatmiko, usai kegiatan Press Gathering dengan wartawan Area Sumatera, di Kepulauan Belitung, Kamis.
Ia mengatakan peningkatan kualistas jaringan di Mentawai tersebut, juga sejalan dengan potensi pariwisata yang ada di daerah tersebut.
"Kami percaya perbaikan kualitas jaringan secara otomatis akan mendukung pariwisata. Mentawai mempunyai potensi karena wisatawannya tidak hanya lokal, tapi juga internasional," jelasnya.
Ia mengatakan peningkatan kualitas jaringan itu sudah diagendakan melalui program "Xtreme Formation" 2018.
Program itu bertitik berat pada semangat mengubah pola kerja Telkomsel agar lebih agresif dalam melayani masyarakat.
Secara lebih luas, katanya, hal yang sama juga akan dilakukan pada daerah lain di Sumatera, yang memerlukan dukungan jaringan terbaik.
Saat ditanya apa yang diperlukan dalam meningkatan kualitas serta menambah cakupan jaringan (coverage) di suatu daerah, ia mengatakan butuh peran bersama.
Mengingat nantinya akan muncul kebutuhan lahan, menara, operator menara, kelistrikan, serta kemudahan perizinan pembangunan dari pemerintah.
Setidaknya keadaan jaringan tersebut bisa menyamai jaringan Telkomsel di Kepulauan Belitung. Karena pengunjung tetap bisa menggunakan internet serta media sosial dengan lancar, meskipun tengah berada di pulau-pulau kecil.
Komitmen Telkomsel tersebut sejalan dengan upaya Pemerintahan Provinsi Sumbar yang disampaikan Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, untuk mengentaskan titik tanpa sinyal (blankspot).
Pada periode pertama Sumbar telah mengajukan permintaan pembangunan 38 BTS (Base Transceiver Station) untuk tiga kabupaten daerah 3T (daerah tertinggal terdepan dan terluar).
Jumlah itu masing-masing Mentawai 22 unit, Pasaman Barat sembilan unit dan Solok Selatan tujuh unit.
Ia juga telah meminta dinas terkait mendata kecamatan tertinggal untuk diajukan pembangunan BTS pada Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI).
Mengurangi daerah blank spot di Sumbar diharapkan bisa memberikan akses informasi lebih baik pada masyarakat, dan berdampak pada perekonomian.
Selain jaringan, Telkomsel juga akan terus menampung potensi anak-anak muda yang mengembangkan bisnis baru (Start-up).
Pada bagian lain, Press Gathering Telkomsel diikuti 60 wartawan dari berbagai media yang ada di Sumatera. Kegiatan digelar pada 7-9 Mei, di Kepulauan Belitung.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Vice President Business Support Area Sumatera Telkomsel Andry Firdiansyah, Vice President ICT Network Management Area Sumatera Telkomsel Awal Rachman Chalik, General Manager Digital Product Area Expansion Sumatera Telkomsel Robby A Cahyady, General Manager Legal and Stakeholder Telkomsel Area Sumatera Telkomsel Ida Rohana dan Manager Corcomm Area Sumatera Hadi Sucipto. (*)
"Komitmen perusahaan kami jelas, karena selain kepentingan komersial kami juga berkewajiban mengabdi ke masyarakat. Salah satunya Mentawai," kata Executive Vice Presiden Area Sumatera Telkomsel Paulus Djatmiko, usai kegiatan Press Gathering dengan wartawan Area Sumatera, di Kepulauan Belitung, Kamis.
Ia mengatakan peningkatan kualistas jaringan di Mentawai tersebut, juga sejalan dengan potensi pariwisata yang ada di daerah tersebut.
"Kami percaya perbaikan kualitas jaringan secara otomatis akan mendukung pariwisata. Mentawai mempunyai potensi karena wisatawannya tidak hanya lokal, tapi juga internasional," jelasnya.
Ia mengatakan peningkatan kualitas jaringan itu sudah diagendakan melalui program "Xtreme Formation" 2018.
Program itu bertitik berat pada semangat mengubah pola kerja Telkomsel agar lebih agresif dalam melayani masyarakat.
Secara lebih luas, katanya, hal yang sama juga akan dilakukan pada daerah lain di Sumatera, yang memerlukan dukungan jaringan terbaik.
Saat ditanya apa yang diperlukan dalam meningkatan kualitas serta menambah cakupan jaringan (coverage) di suatu daerah, ia mengatakan butuh peran bersama.
Mengingat nantinya akan muncul kebutuhan lahan, menara, operator menara, kelistrikan, serta kemudahan perizinan pembangunan dari pemerintah.
Setidaknya keadaan jaringan tersebut bisa menyamai jaringan Telkomsel di Kepulauan Belitung. Karena pengunjung tetap bisa menggunakan internet serta media sosial dengan lancar, meskipun tengah berada di pulau-pulau kecil.
Komitmen Telkomsel tersebut sejalan dengan upaya Pemerintahan Provinsi Sumbar yang disampaikan Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, untuk mengentaskan titik tanpa sinyal (blankspot).
Pada periode pertama Sumbar telah mengajukan permintaan pembangunan 38 BTS (Base Transceiver Station) untuk tiga kabupaten daerah 3T (daerah tertinggal terdepan dan terluar).
Jumlah itu masing-masing Mentawai 22 unit, Pasaman Barat sembilan unit dan Solok Selatan tujuh unit.
Ia juga telah meminta dinas terkait mendata kecamatan tertinggal untuk diajukan pembangunan BTS pada Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI).
Mengurangi daerah blank spot di Sumbar diharapkan bisa memberikan akses informasi lebih baik pada masyarakat, dan berdampak pada perekonomian.
Selain jaringan, Telkomsel juga akan terus menampung potensi anak-anak muda yang mengembangkan bisnis baru (Start-up).
Pada bagian lain, Press Gathering Telkomsel diikuti 60 wartawan dari berbagai media yang ada di Sumatera. Kegiatan digelar pada 7-9 Mei, di Kepulauan Belitung.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Vice President Business Support Area Sumatera Telkomsel Andry Firdiansyah, Vice President ICT Network Management Area Sumatera Telkomsel Awal Rachman Chalik, General Manager Digital Product Area Expansion Sumatera Telkomsel Robby A Cahyady, General Manager Legal and Stakeholder Telkomsel Area Sumatera Telkomsel Ida Rohana dan Manager Corcomm Area Sumatera Hadi Sucipto. (*)