Padang, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kota Padang, Sumbar, akan mempertahankan dan memperkuat tradisi budaya lokal Minangkabau di tengah upaya menuju kota metropolitan dan maju.
"Padang sedang bergerak ke arah metropolitan namun dalam perkembangannya tidak bisa lepas dari budaya lokal yang sudah turun temurun. Hal ini akan dikembangkan," kata Sekretaris Daerah Kota Padang, Asnel di Padang, Senin.
Menurutnya tradisi budaya lokal seperti permainan tradisional, kebiasaan atau pengobatan akan menjadi penghias kota dalam mewujudkan jadi kota modern dan metropolitan.
Permainan tradisional seperti sepak raga atau "sipak rago", silat, randai dan beberapa pidato adat akan dilestarikan ke generasi berikutnya. Artinya akan lebih dikembangkan lagi pelaksanaan kegiatan tersebut di tengah pemuda dan warga di setiap kelurahan nantinya.
Terlebih saat ini di Padang ada sekitar sembilan hingga sepuluh kelurahan yang masih menjunjung tinggi dan melestarikan tradisi tersebut.
"Ke depan akan ada pemerataan di seluruh wilayah Padang untuk pelestarian budaya tradisional tersebut," tambahnya.
Upaya pelestarian ini juga sejalan dengan langkah pemkot memajukan pariwisata di Padang.
Tentunya dengan adanya khasanah keberagaman dari budaya tradisional ditambah dengan variasi kuliner yang ada akan menambah alternatif pilihan untuk wisata.
"Nantinya Padang tidak identik dengan pantai saja, mungkin juga randai atau makanan lainnya," ujar dia.
Menurutnya meski Padang sebagian besar dihuni masyarakat yang heterogen, keberadaan budaya tradisional di tengah kota modern akan menjadi tameng menghadapi serangan budaya luar khususnya mancanegara.
Dia berharap adanya dukungan warga baik yang telah menetap maupun pendatang untuk melestarikan kebudayaan tradisional tersebut. Selain itu pihaknya cukup terbuka dalam pengembangan budaya asli Indonesia lainnya.
Terlebih dengan adanya pendataan potensi desa oleh Badan Pusat Statistik, potensi kebudayaan lokal semakin diperkenalkan kepada umum.
Sementara itu Ketua Paguyuban Warga Sunda Sumbar, Aji Rukmana menilai penguatan tradisi lokal harus dikedepankan.
Namun demikian tradisi itu mengacu pada kebiasaan dan adat yang terjadi dalam satu kawasan.
Tidak hanya Minangkabau, bila ada tradisi etnis lain perlu juga dijaga dan dilestarikan. (*)
"Padang sedang bergerak ke arah metropolitan namun dalam perkembangannya tidak bisa lepas dari budaya lokal yang sudah turun temurun. Hal ini akan dikembangkan," kata Sekretaris Daerah Kota Padang, Asnel di Padang, Senin.
Menurutnya tradisi budaya lokal seperti permainan tradisional, kebiasaan atau pengobatan akan menjadi penghias kota dalam mewujudkan jadi kota modern dan metropolitan.
Permainan tradisional seperti sepak raga atau "sipak rago", silat, randai dan beberapa pidato adat akan dilestarikan ke generasi berikutnya. Artinya akan lebih dikembangkan lagi pelaksanaan kegiatan tersebut di tengah pemuda dan warga di setiap kelurahan nantinya.
Terlebih saat ini di Padang ada sekitar sembilan hingga sepuluh kelurahan yang masih menjunjung tinggi dan melestarikan tradisi tersebut.
"Ke depan akan ada pemerataan di seluruh wilayah Padang untuk pelestarian budaya tradisional tersebut," tambahnya.
Upaya pelestarian ini juga sejalan dengan langkah pemkot memajukan pariwisata di Padang.
Tentunya dengan adanya khasanah keberagaman dari budaya tradisional ditambah dengan variasi kuliner yang ada akan menambah alternatif pilihan untuk wisata.
"Nantinya Padang tidak identik dengan pantai saja, mungkin juga randai atau makanan lainnya," ujar dia.
Menurutnya meski Padang sebagian besar dihuni masyarakat yang heterogen, keberadaan budaya tradisional di tengah kota modern akan menjadi tameng menghadapi serangan budaya luar khususnya mancanegara.
Dia berharap adanya dukungan warga baik yang telah menetap maupun pendatang untuk melestarikan kebudayaan tradisional tersebut. Selain itu pihaknya cukup terbuka dalam pengembangan budaya asli Indonesia lainnya.
Terlebih dengan adanya pendataan potensi desa oleh Badan Pusat Statistik, potensi kebudayaan lokal semakin diperkenalkan kepada umum.
Sementara itu Ketua Paguyuban Warga Sunda Sumbar, Aji Rukmana menilai penguatan tradisi lokal harus dikedepankan.
Namun demikian tradisi itu mengacu pada kebiasaan dan adat yang terjadi dalam satu kawasan.
Tidak hanya Minangkabau, bila ada tradisi etnis lain perlu juga dijaga dan dilestarikan. (*)