Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Seorang praktisi pendidikan anak usia dini mengatakan menyampaikan pemahaman pengetahuan tentang reproduksi dan organnya kepada anak-anak dimulai sejak dini dinilai penting untuk memproteksi mereka dari ancaman kekerasan seksual.


        Praktisi pendidikan anak usia dini yang juga pendiri Montessori Haus Asia Rosalynn Tamara di Jakarta, Senin, menyebutkan anak di bawah tiga tahun perlu mengenali organ reproduksinya dengan nama sebenarnya.


        "Harus disampaikan sejak dini nama organnya, penis dan vagina. Kita merasa agak kurang nyaman karena kita tidak terbiasa. Itu hanya sebuah nama, konotasi hanya paradigma kita," tambahnya.


        Dengan dikenali alat reproduksi dengan nama sebenarnya anak tidak akan asing dan merasa aneh dengan sebutan tersebut.


        Selanjutnya ketika anak sudah berusia di atas tiga tahun orang tua bisa menceritakan tentang apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan dengan alat reproduksinya.


        "Karena apa sih tujuannya mengenal alat reproduksi itu? Pertama agar dia bisa jaga sesuai dengan fungsinya, dan tidak ada satupun yang bisa melewati teritori itu," ujar Rosalynn.


        Dia mengakui bahwa saat ini kebanyakan orang tua di Indonesia merasa tabu dalam memberikan pemahaman tentang reproduksi kepada anak. Bahkan beberapa orang tua mengganti nama alat reproduksi dengan sebutan lain yang cenderung bergurau.


        Menurutnya hal tersebut hanya akan membawa perilaku gurauan pada anak tentang organ reproduksinya seiring ia tumbuh besar.(*)

Pewarta : Aditya Ramadhan
Editor : Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2024