Painan, (Antara) - Artis dan juga Duta Anti "Bullying" Internasional, Harris J bersama Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Pesisir Selatan, Lisda Hendrajoni mengkampanyekan bahaya seputar kegiatan "bullying" atau perisakan.
    
Kampanye tersebut digelar di Pentas Pantai Carocok Painan, Rabu disaksikan ribuan pelajar, Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni, Kapolres Pesisir Selatan, AKBP Ferry Herlambang, Kepala Cabang BRI Painan, Ardian Hendri Prasetyo dan pejabat lainnya.
   

Menyemarakkan kegiatan tersebut Harris J menyanyikan beberapa tembang andalannya diantaranya heal the world, save me from myself dan salam alaikum.
    
Pada kesempatan tersebut, Harris berkomunikasi hangat dengan para pelajar, selain menanyakan tembang apa yang akan ia nyanyikan, pada beberapa kesempatan ia juga mengajak pelajar menghentikan tindakan bullying atau perisakan.
   

"Stop bullying," katanya, para pelajar dengan kompak juga mengatakan "stop bullying,".

Ketua P2TP2A Pesisir Selatan, Lisda Hendrajoni menyebutkan berpikiran positif merupakan langkah efektif untuk menghindari dampak "bullying" atau perisakan.
    
Upaya lain untuk menghindari dampak perisakan katanya adalah dengan melaporkan kegiatan tersebut ke guru, orang tua atau tokoh masyarakat di sekitar lingkungan dan yang pasti tidak melakoninya.
    
Ia menyebutkan kegiatan perisakan biasanya dilakoni seseorang tanpa menyadari dampaknya.
    
"Kakakmu lebih pintar dan lebih cantik dari pada kamu, itu merupakan salah satu perisakan namun banyak yang belum sadar, dan melalui kampanye ini kami berharap kegiatan perisakan menjadi perhatian untuk kita semua," katanya.
    
Menurutnya anak yang tumbuh tanpa perisakan akan jauh lebih bersemangat serta kreatif dibanding dengan anak-anak yang sering dirisak.
    
"Mudah-mudahan dengan kampanye anti perisakan ini semua elemen masyarakat sadar akan bahayanya," kata dia.
    
Sebelumnya, Harris J, menyebutkan merisak sering terjadi di kalangan pelajar dan mahasiswa.
    
Menurutnya perilaku tersebut cukup berbahaya dan berpotensi mengganggu psikologi korbannya.
    
"Perilaku merisak cukup meresahkan dan bahkan ada yang berujung pada kematian," tambahnya.
   

Penyanyi asal Inggris yang hafal Al Quran 14 Juz itu juga menjelaskan merisak dapat mempengaruhi nilai akademis anak maupun mahasiswa, tidak memiliki semangat bersekolah, membunuh karakter korbannya dan tekanan psikologi yang akan dibawa hingga dewasa.
    
Pada 2016, dirinya juga sudah datang ke Indonesia dan mendapat laporan bahwa setiap harinya ada anak yang meninggal karena dirisak.***



Pewarta : Webtorial
Editor :
Copyright © ANTARA 2024