Jakarta, (Antara Sumbar) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat untuk menggunakan media sosial untuk syiar dakwah bukan untuk saling menghujat, menyebarkan fitnah, adu domba, ataupun provokasi.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam acara Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Rapimnas I Partai Persatuan Pembangunan Tahun 2016 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Minggu.
Presiden mengamati dalam satu hingga dua pekan terakhir ini, media sosial isinya cenderung konten yang saling menghujat, mengejek, memaki, fitnah, adu domba, dan provokasi.
Ia mengingatkan bahwa Islam sendiri tidak mengajarkan hal-hal demikian itu.
"Ajaran kita kelembutan, akhlakul karimah, saya mengajak Bapak Ibu sekalian untuk mendinginkan terutama di media sosial, gunakan untuk syiar dakwah," katanya.
Jokowi sendiri mengaku lebih banyak menggunakan media sosial untuk kepentingan hiburan.
"Saya biasanya menggunakan media sosial untuk hiburan, yang lucu-lucu, tapi kalau sudah bantai bunuh, itu bukan Islami, itu merusak kita sendiri," katanya.
Mantan Gubernur DKI itu kembali menegaskan Indonesia dengan penduduk Muslim terbesar dunia selama ini dianggap telah menjalankan praktik demokrasi dan Islam yang baik di depan forum internasional.
Ia mengingatkan bahwa bangsa Indonesia sangat beragam dengan berbagai macam suku, adat, seni, budaya, hingga bahasa.
"Saya ingatkan kebersamaan sebagai bangsa, yang mayoritas saya ajak lindungi minoritas, yang minoritas hargai yang mayoritas dan saling menghormati, itu terus saya ingatkan," katanya.
Ia juga mengajak segenap bangsa agar menggunakan energi kolektif untuk menyelesaikan persoalan mendasar seperti kemiskinan, ketimpangan, pengangguran. (*)