Jakarta, (Antara) - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan tengah mempersiapkan strategi untuk memberikan nilai tambah bagi komoditas-komoditas yang diharapkan menarik minat para petani untuk menggunakan Sistem Resi Gudang (SRG). "Kami sedang mempersiapkan untuk memberikan nilai tambah, karena jika hanya mengandalkan gabah maka nilai tambahnya kurang," kata Kepala Bappebti Sutriono Edi di Jakarta, Rabu. Sutriono mengatakan, strategi pada tahun 2015 yang akan dilakukan Bappebti bukan hanya menambah gudang, tetapi juga memberikan alat pendukung lainnya seperti rice milling unit dan juga truk. "Tahun ini strategi kami bukan hanya menambah gudang, tapi juga memberikan alat pendukung lainnya seperti rice milling unit, dan juga ada bantuan truk," ujar Sutriono. Menurut Sutriono, dengan adanya penggilingan tersebut, dan didukung dengan kemasan yang sesuai standar, maka pemasaran dari komoditi itu bukan hanya untuk pasar lokal, akan tetapi bisa juga untuk supermarket dan juga pasar ekspor. "Sementara untuk bantuan truk itu, akan lebih efisien untuk transportasi dari sawah ke gudang-gudang. Jika ini berhasil akan bisa didukung oleh kementerian lainnya, termasuk juga kerja sama dengan sektor industri," kata Sutriono. Beberapa daerah yang mendapatkan fasilitas tersebut antara lain, Cianjur mendapatkan satu RMU dan dua truk, Karawang satu truk dan satu gudang, Subang satu RMU dan truk, Lebak satu RMU dan truk, Grobokan satu RMU dan dua truk, Bantul, Madiun dan Ngawi satu RMU dan Kapuas pembangunan gudang, serta Barito Kuala satu RMU. Sistem resi gudang dapat dipergunakan sebagai suatu instrumen tunda jual dan pembiayaan perdagangan karena dapat menyediakan akses kredit bagi dunia usaha dengan jaminan barang atau komoditas yang disimpan di gudang. Sejak tahun 2009-2013, Kemendag telah membangun gudang SRG sebanyak 98 unit, baik yang menggunakan dana stimulus fiskal APBN-P dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Pada tahun 2014, pembangunan gudang yang dialokasikan dari DAK sebanyak 19 unit, sehingga total sebanyak 117 unit. Selama periode 2008-2014 telah diterbitkan sebanyak 1.873 resi gudang dengan volume barang mencapai 72,5 ribu ton yang terdiri dari 62 ribu ton gabah, 4,6 ribu ton jagung, 5,4 ribu ton beras, 25,49 ton dan 420 ton rumput laut dengan total nilai mencapai Rp36,38 miliar. Pada 2014, resi gudang yang telah diterbitkan sebanyak 605 resi dengan volume 21,64 ribu ton dengan nilai transaksi Rp116,5 miliar, yang mengalami peningkatan sembilan persen dari tahun sebelumnya untuk nilai transaksi. (*/jno)

Pewarta : 172
Editor :
Copyright © ANTARA 2024