Sempat bercita-cita menjadi tentara, ternyata garis hidup Emzalmi ditakdirkan berbeda oleh sang pencipta. Ketertarikannya pada bidang teknik terutama sipil mendorong ia melanjutkan belajar ke, Sekolah Teknik dan dilanjutkan ke STM Negeri Padang jurusan gedung dan bangunan.
Putra pertama dari 10 bersaudara yang lahir di Padang pada 24 September 1952 dari pasangan Zaini Ismail (Alm) dan Miar (alm) itu pun diangkat menjadi pegawai Dinas Pekerjaan Umum Sumatera Barat pada 1973.
Memulai karir di PU seksi Lubuk Sikaping Emzalmi perlahan tapi pasti ia meniti karirnya. Sejumlah bangunan seperti gedung DPRD , kantor camat, puskesmas dan puluhan sekolah inpres di Pasaman adalah hasil karyanya.
Pada 1976 Emzalmi ditarik ke Padang dan ditempatkan di bidang cipta karya. Ia konsen pada bidang perumahan dan lingkungan. Karena ketekunannya, Ia pun mendapatkan tugas belajar ke Lembaga Politeknik PU ITB (LPPU ITB) Bandung pada jurusan planologi.
Usai menamatkan sarjana muda Emzalmi kembali ke Padang dan dipercaya sebagai pelaksana proyek Kampung Improvment Projetc (KIP) selama lima tahun hingga 1985. Karena dinilai sukses, Emzalmi pun dipromosikan menjadi Kepala Dinas Tata Kota Solok.
Tidak hanya itu, ia pun pernah menjabat sebagai Kepala Dinas PU Kota Bukittinggi pada 1991-1994. Pada 1994, Emzalmi kembali ke Padang dan menjabat sebagai kepala Dinas Tata Kota hingg 1998. Ia pun sempat menjadi Asisten II Pemko Padang hingga 2001. Pada 2001 hingga 2009 Emzalmi dipercaya sebagai kepala Bapedda Kota Padang. Puncak karirnya sebagai PNS diraihnya pada Maret 2009 dimana ia ditetapkan sebagai Sekda hingga Oktober 2012.
Setidaknya, selama 40 tahun berkiprah sebagai PNS, tercatat 11 jabatan diemban oleh Emzalmi tanpa terputus. Dedikasinya dan pengabdiannya total jika diberi kepercayaan. Sejumlah prestasi pun berhasil diraihnya seperti pegawai teladan Tingkat II serta penghargaaan abdi setia bakti dari Presiden Soeharto atas kinerjanya pada Dinas Tata Kota yang dinilai memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Dalam keseharian, Emzalmi terinspirasi dengan moto kerja PU. Bekerja keras, bergerak cepat dan bertindak tepat menjadi menjadi bagian dari hidupnya. Jika diamanahkan sebagai wakil wali kota, suami dari Rosmawati punya gagasan besar untuk memperbaiki tata kerja kepegawaian. Ia telah merancang grand design tata kelola dan kinerja kepegawaian.
Ia menceritakan dulu, jenjang karir seorang pegawai jelas dan terukur karena kaderisasi serta regenerasi berjalan dengan baik. Jika seorang pegawai berprestasi dapat diprediksi jenjang karirnya dan setiap orang memiliki kesempatan yang sama.
Selain itu, berbekal latar belakang pendidikan planologi dan arsitektur, Emzalmi memahami lebih detil persoalan kota terutama dari segi infrastruktur. Bersama Mahyeldi ia optimistis pembenahan kota Padang dapat dilakukan.
Bagi Emzalmi, mendampingi Mahyeldi pada pilkada Padang 2013 merupakan sebuah panggilan untuk memberikan pengabdian dalam skala yang lebih luas. Satu hal yang ia kagumi dari Mahyeldi selain kesederhanaan dan ketaatan, adalah mudah bekerja sama dan mau berbagi.
Kendati ketika menjadi Sekda, Mahyeldi adalah atasannya, Emzalmi lebih senang memanggilnya ustadz karena merasa lebih dekat dan akrab dengan julukan itu. Bapak dari empat anak dan telah memiliki empat cucu ini sangat memahami semua cita-cita yang ada hanya dapat diraih dengan kedisiplinan.
BIROKRAT PEKERJA KERAS, BERGERAK CEPAT DAN BERTINDAK TEPAT
Emzalmi